Bagian 33 - Bawa Dia

6.1K 321 2
                                    

"Sakit jiwa emang kamu!" Mommy mulai kehilangan kesabarannya, "Kamu besok-besok gausah dateng ke sini lagi. Aku capek! Aku muak! Mending kamu pilih aja tuh wanita-wanita yang histeris sama kamu buat kamu deketin. Aku sama sekali ga minat sama kamu!"

Orang-orang yang ada di sekitar terdiam, merasa bahwa Mommy sudah keterlaluan karena membentak seorang pria yang sedang berjuang seperti kamu.

"Manda, kamu tidak boleh seperti itu," salah satu bosnya menasehati.

"Diam kamu, pak!" Manda lagi-lagi membentak sedetik kemudian dia terdiam.

"Ah... Manda... kamu ketularan gila!!! Bagaimana bisa kamu membentak bos seperti itu?! Sial! Hari ini aku akan jadi pengangguran," batinnya.

Manda memanda kesal Handoko yang hanya diam menatapnya, dia mendengus keras dan melengos pergi.

Hap!

Handoko menarik tangannya, membuat Manda jatuh ke pelukannya.

"Aku serius tentang ini... cinta dan kamu."

"Lepaskan aku! Cukup sudah!"

Manda mendorong pria itu. Handoko terjatuh, Manda langsung merasa bersalah. Tapi melihat tingkah lakunya yang semakin aneh, dia langsung melangkah mundur.

Handoko jatuh, namun ia menempatkan sebelah lututnya ke lantai untuk menahan laju tubuhnya. Wajahnya menunduk, ia sedikit meringis namun segera mengangkat wajahnya. Kemudian peluru terakhir ia acungkan ke hadapan Manda.

"Lihat..." dengan tangan lain yang bebas, ia mencopot bagian bawah peluru tersebut yang berbentuk hanya sebuah lingkaran.

"Aku membuatnya khusus untukmu. Hanya satu kali dalam hidupku. Tidak lagi aku akan membuatnya."

Satu ruangan membuka mulutnya lebar, sudah tidak salah lagi. Ini merupakan lamaran! Lamaran secara langsung dengan cara paling romantis yang mereka lihat! Namun Manda malah melihat keromantisan ini dengan alis yang diangkat sebelah.

Ia berjongkok dan mengambil cincin tersebut, mengarahkannya pada sinar matahari.

"Aku tidak bisa menerima ini."

"Aaaahhh..." penonton merasa kecewa, "Udah terima aja, kamu nanti malah jadi perawan tua!"

Manda melirik sebal, mereka semua terdiam.

"Aku tau kita berada di bidang yang sama. Berurusan dengan pelaku dan kejahatan setiap harinya. Tapi aku ga pernah berharap atau bahkan bermimpi akan menerima cincin yang terbuat dari hal yang memiliki relasi kuat dari apa yang aku jalani."

Ia kemudian menarik tangan Handoko dan menaruh cincin di telapak tangannya. Pria itu menatap hampa pada cincinya, kali ini ia kembali menerima penolakan, sebuah penolakan telak.

*****

Leon bangkit dan duduk di sebelah Mommy, ia menatap perempuan yang melahirkannya itu dari atas ke bawah.

"Kenapa kamu ngeliatin Mommy kaya gitu?"

"Engga, gapapa. Aku cuma mikir aja, Mommy itu dari tadi cerita yang intinya Mommy bener-bener nolak Daddy banget. Bahkan dikasih cincin dengan gaya romantis pun tetep nolak. Leon akhirnya kepikiran kalau jangan-jangan Mommy ga pernah sekalipun cinta sama Daddy, meskipun Mommy udah punya Leon sekarang."

"Hah...? Maksud kamu?"

"Ya kalau diobservasi aja, jangankan pacaran, kayanya nikah aja ogah. Terus nih ya, karena Daddy frustasi akhirnya dia perkosa Mommy, terus Mommy hamil Leon, dan mau ga mau Mommy nikah sama Daddy. Ya kan???"

Old Man is Mine [INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang