Krrttt... krrrttt...
Satu dari dua ayunan yang ada terhempas pelan maju dan mundur. Naomi-lah yang menggerakannya. Ia masih mengenakan seragamnya, dan duduk di ayunan tanpa semangat.
Ia kemudian mengambil ponsel yang berada di saku depannya. Pukul dua dini hari ditunjukan oleh layar ponselnya. Jarinya kemudian menggeser layar, dan menekan ikon pesan. Ia mulai memasukan nomor Leon dan mengetik pesannya di sana.
"Masih hidup?"
Drrt... drrt...
Ponsel Leon yang berada di atas meja samping tempat tidurnya bergetar.
"Tidak bernapas?"
Drrt... drrt...
Leon mengerjapkan matanya. Dengan mata yang kembali menutup, ia berusaha meraih ponselnya.
"Pasti mati."
Leon membuka notifikasi yang masuk, dan menyadari Hana yang mengirimnya pesan. Matanya terbuka namun kembali terpejam karena sinar yang menyilaukan.
"Hmm...? Hana?" lirih Leon dengan suara khas bangun tidur.
Ia kemudian melihat pojok kanan layar dan mendapati waktu sudah menunjukan pukul dua lewat lima belas.
"Dia ngelindur kali ya?" Leon kembali berucap, dan membuka pesan-pesan yang masuk.
"Isinya mantra semua," lanjut Leon.
"Gue percaya lo berada di neraka sekarang," Hana kembali mengirim pesan.
Leon tak membalas. Ia malah menyalin semua pesan itu dan menerjemahkannya kemudian. Setelah tau artinya, dia baru mengetik balasan.
"Tidur, bego. Ngapain malah ngirim pesan," balasnya.
Hana tersenyum miris, "Gue pengen pergi ke taman."
Leon kembali menerjemahkannya.
"Lu gila kali ke taman sekarang. Mau daftar jadi setan baru? Ga bakal diterima," balasnya.
"Gue benar-benar pengen pergi," Hana kembali membalas.
"Penyihir gila."
"Yon..."
"Apa?"
"Kalau sekarang gue ada di taman, apa yang harus gue lakuin?"
"Mati. Biar lo bisa gabung tuh ke grup para setan penunggu taman."
"Gue akan mempertimbangkannya," dan Hana menghela napasnya dalam.
"Lo kenapa?" Leon bertanya.
"Gapapa. Hanya tidak bisa tidur."
"Mau gue temenin?"
"Caranya?"
"Ya ngobrol aja. Bisa lewat pesan atau gue telpon, sampe lu tidur."
"Kalau gue masih melek juga?"
"Yaudah sampe pagi, gausah tidur," Leon menanggapi santai.
"Bercanda. Lo tau? Gue ngantung sekarang. Jadi, gue akan pergi ke alam mimpi duluan. Maaf kalau udah ganggu."
Leon mengerutkan dahinya, ia merasa ada sesuatu yang terjadi. Namun, Hana sudah pasti tidak akan mau menceritakan. Jadi, dia akan berpura-pura diam dan hanya menemani Hana jika ia memang membutuhkan dirinya.
"Oke. Tapi, Na... kalau ada apa-apa lo bisa langsung hubungi gue. Gue ada kapanpun lo butuh."
Hana tersenyum, "Tentu, gue bakal hubungin lo kalau sesuatu terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
RomanceJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup di tengah keluarga yang...