Bagian 17 - Dia adalah Pacarku

9.4K 517 14
                                    

Di keramaian taman, Leon hanya duduk termenung. Tangannya memainkan ponsel Hana yang kini berada dalam genggamannya seraya melihat jauh ke depan.

"Kenapa, Na? Kenapa?"

"Kenapa gue cuma nemuin ponsel lo di sini? Itupun dari satpam. Lo nya kemana, Na?"

Leon berbicara pada angin. Ia kemudian berusaha menyalakan ponsel tersebut, namun baterainya sudah habis. Kesal, hampir saja ia membanting ponsel itu jika tidak ingat Hana akan membunuhnya jika tau.

"Gila ya lo, saat kaya gini aja muka marah lo masih kebayang."

Ia pun membuka tasnya dan mengisi daya ponsel itu menggunakan power bank miliknya.

"Lo dimana si, Na? Ga lucu banget kalau lo bener-bener hilang."

Ting.

Ponsel Hana menyala kembali. Leon langsung memeriksa secara menyuluh. Galeri, surel, aplikasi, dan lain-lain. Tidak ada yang aneh kecuali dua pesan dari nomor yang tidak dikenal.

"Siapa nih?" Leon bertanya-tanya, "Mantra???"

"Gold...? Emas?" ia mencoba mengartikan pesan yang berisikan mantra tersebut.

"Jail? Penjara?"

Leon membaca lagi mantra itu dengan seksama.

"Lebih baik kamu memiliki kendaraan pribadi, karena emas ini lebih berat dari kamu...? Bersiap untuk masuk penjara. Pengancaman merupakan kejahatan...?"

Beberapa menit keheningan terjadi sebelum Leon menyadari maksud dari pesan tersebut.

"A.P.A.!?!" ia bangkit dan berteriak. Semua orang langsung melihat ke arahnya.

"Ga, ga mungkin. Ga mungkin Hana di penjara sekarang. Ga mungkin BANGET!" Leon mengenyahkan pikiran negatifnya, "Tapi--"

Tapi tidak ada waktu baginya untuk beralasan. Mungkin saja Hana memang berada di penjara saat ini. Malam itu mungkin ia ditangkap polisi dan tak sengaja ponselnya terjatuh. Karena tidak bisa memberitahukan orang tuanya, Hana akhirnya memilih diam.

"Ya, ya, itu mungkin saja terjadi. Kemungkinannya 99 persen."

Mengingat Hana adalah seseorang yang suka ikut campur dalam suatu permasalah. Kali ini mungkin ia bertindak keterlaluan dan berujung berurusan dengan polisi. Pemikiran yang tepat. Leon akhirnya memilih pergi ke kantor polisi terdekat untuk dapat menemui sahabatnya itu.

*****

Takiro mendatangi Ryuji dan membisikinya.

"Polisi baru saja menghubungi. Asami berulah, ia ditangkap dan menggunakan nama anda sebagai wali."

"Pelacur itu!!!"

Hana menoleh mendengar makian itu.

"Mereka meminta kehadiran anda saat ini juga," lanjut Takiro.

"Katakan pada mereka aku bukan wali Asami, aku bahkan tidak mengenalnya. Aku tidak akan datang."

"Tapi Ryuji-sama, Asami mengatakan bahwa dia adalah--" Takiro membisik pelan, "--yakuza."

"Maka dari itu polisi bersikeras meminta kehadiran anda, atau mereka akan datang sendiri ke sini," lanjutnya.

"APA WANITA ITU SUDAH GILA?!"

Teriakan Ryuji mengheningkan suasana, bahkan Hana sekalipun terkejut di buatnya.

"Sial! Kita berangkat sekarang!" perintah Ryuji.

Seorang perawat masuk, ia ingin memberitahu Ryuji agar tidak berisik karena ini UGD, namun pria itu malah meledak.

"Ya, saya akan keluar, jadi tutup mulutmu!!!" ia memberi tatapan tajam membuat perawat mundur dengan teratur.

Old Man is Mine [INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang