Diperjalanan menuju rumah, Hana yang biasanya sangat berisik itu tiba-tiba diam. Terlebih saat Leon mengajaknya untuk makan hidangan penutup, Hana menolaknya dengan tegas.
"Gue traktir deh," Leon kembali membujuk.
"Engga."
"Lo boleh beli gelato sama es krim," Leon menambahkan traktirannya.
"Engga."
"Atau lo mau beli yang di gelas super gede itu? Parfait dengan ekstrak strawberry?"
"No, thanks. I really don't want to eat," Hana kembali menolak.
Leon menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bingung harus melakukan apa.
"Susah kalau cewek udah bete, mau ngapain aja serba salah. Kasih perhatian salah, ga dikasih apa lagi. Bubar aja udah, bubar..." Leon berkata dalam hati.
Namun, matanya langsung teralihkan dan menangkap tangan Hana agar berhenti. Jika biasanya Leon akan langsung kena hajar karena berani menarik tangannya tiba-tiba, kali ini Hana hanya melepas tangan itu perlahan.
"Maaf karena udah narik tangan lo," ucap Leon, "Tapi kenapa om obesitas itu ada di sini? Di depan kita pula."
Hana melihat ke depan dan memperjelas penglihatannya. Ryuji ada di sana, berdiri dengan jarak beberapa meter di antara mereka.
"Dan gue selalu mikir.... Kenapa dia selalu pakai setelan jas? Apa itu salah satu cara buat menarik perhatian para wanita?" Leon kemudian memperhatikan Hana yang hanya terdiam melihat Ryuji.
"Yap, termasuk perhatian lo," lanjutnya kemudian.
Di satu sisi, Ryuji juga melihat keberadaan keduanya. Ia menghela napasnya dan kemudian berjalan dengan tangan yang dimasukan ke dalam saku celananya.
"Inilah dia, om diabetes yang pakai setelan jas, berjalan bagai model di atas panggung dengan tangan yang dimasukkan," ujar Leon memberikan narasinya.
"Gue bete," kata Hana memecah keheningan yang dia ciptakan sendiri, membuat Leon terperangah.
"Tanpa lo ngomong, gue juga udah tau!"
"Let's go," Hana menarik tangan Leon.
"Opkors. Webak. Webak. For house," balas Leon yang mencoba memakai bahasa Inggris.
"Not home, but park."
(Bukan rumah, tapi taman.)
"Hah? Babi?" Leon kaget.
Hana meremas tangan sedang ia tarik.
"Ya, ya, ya!!! Na!!! Sakit!!!" jerit Leon.
"Park is taman. Pork is babi," jelas Hana.
"Hah...? Taman babi?"
Hana hanya memutar bola matanya, terlalu malas membalas kebodohan sahabatnya ini. Sementara itu, Ryuji berjalan lurus menuju ke keduanya.
Ketika mereka saling berpapasan, Ryuji langsung menghentikan langkah Hana dengan cara menangkap lengannya. Terhenti tiba-tiba akhirnya membuat Leon menabrak Hana telak.
"Ugh!" ringis Leon.
"Kunci dirimu di rumah. Jangan pernah keluar. Ini berbahaya," ucap Ryuji aneh.
Leon kebingungan, ia hanya melihat Hana dan Ryuji bergantian.
"Dengarkan aku dan pulang ke rumah," lanjut Ryuji.
"Siapa anda, Tuan?" balas Hana.
"Kamu mengenalku, jangan berpura-pura kamu tidak kenal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
RomanceJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup di tengah keluarga yang...