Bagian 16 - Mencari

7.3K 434 1
                                    

Dalam tidurnya, Hana mengalami mimpi buruk. Ia berada dalam satu ruangan besar yang sangat gelap tanpa cahaya. Ia meraba untuk menemukan jalan keluar. Saat itu, sebuah pintu terbuka lebar, cahaya putih dari luar membuatnya langsung berlari mendekat.

Hap!

Kedua tangan menghentikannya. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Ayah dan Mama yang melakukannya. Namun ia melihat ruangan itu perlahan mengecil dan pintu itu perlahan menjauh.

"Ayah...? Mama...?"

Lalu cahaya tadi tertutupi oleh sosok lain, Hana melihat ke depan dan Ira sudah berdiri di sana menghadangnya.

"Kirana?"

"Ada apa ini? Kenapa kalian mengeliling aku?"

Plak!

Tak ada jawaban, namun tamparan telak Hana terima. Ia masih berdiri tegak, menatap tak percaya dengan perlakuan Ayah.

"Kenapa Ayah...? Apa salah Hana?"

Mama kemudian menarik rambut panjangnya, tarikan yang menyakitkan hingga Hana harus membungkuk dan mempertahankan rambutnya agar tidak tercabut.

"Akh! Mama...! Sakittt!"

Tarikan itu terlepas, Hana terhempas ke belakang namun Kirana dengan sigap menangkapnya. Tapi wanita itu malah melempar Hana ke depan. Kaget dengan perlakuannya, Hana akhirnya jatuh tersungkur. Ia mengangkat wajahnya dan menatap ketiga wajah yang menatapnya tanpa ekspresi.

"Ada apa ini? Hana melakukan apa? Salah aku apa?"

Mereka mengelilingi Hana, tak memberi satupun penjelasan namun terus mengintimidasi. Hana memegang kepalanya, merasa frustasi dan ketakutan. Pintu itu masih terbuka dan ia melihatnya.

Tak ada pilihan lain, Hana harus pergi, menjauh dari ketiga sosok tanpa ekspresi ini. Ia berdiri dan mendorong jauh mereka. Hana kemudian berlari sekuat yang ia bisa untuk dapat keluar.

Tapi Ayah, Mama dan Ira muncul di hadapannya. Menutup segala akses untuk melarikan diri. Ayah kembali menamparnya, Mama kembali menarik rambutnya, dan Kirana kembali melemparnya. Mereka melakukannya bersama-sama, membuat Hana tidak berdaya.

"Tidak...! Hentikan...! Biarkan aku pergi!"

"HENTIKKAAANNNN...!!!" teriaknya.

HA!

Hana tersentak bangun. Napasnya terengah-engah, dan tubuhnya dipenuhi oleh keringat. Silau lampu yang menerpanya membuat ia menutup matanya begitu saja.

"Mimpi buruk, huh?"

Hana mencoba mengatur napasnya.

"Kau tidur cukup lama, bahkan tanpa dokter memberikan obat penenang atau obat tidur."

Gadis muda itu bangkit perlahan dan orang yang berbicara dengannya tak mengizinkannya.

"Berbaring saja. Lagipula tidak ada hal yang bisa kamu lakukan jika kamu duduk."

"Ryuji?" Hana memanggil nama orang itu.

"Ah, kau mengingat namaku rupanya."

"Ya, Ryuji seorang yakuza tua," jelas Hana.

Ryuji menahan kekesalannya.

"Bagaimana...?" lanjut Hana.

"Hah?"

"Bagaimana aku bisa mendapatkan pengobatan?"

"Uang," jawab Ryuji santai.

"Aku akan mengembalikannya."

Old Man is Mine [INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang