SUASANA di dalam kamar mendadak hening sejak setengah jam lalu. Posisi sekarang berada di rumah Lula. Dera pulang bersama Zio dan Lula, ia juga tidak berniat pulang dan memilih menemani Lula sampai temannya itu merasa baik-baik saja. Memang setelah kepergian Alvi, suasana mendadak aneh. Euforia disekitar terasa mencengkam. Sampai detik ini pun tetap sama. Zio pun memilih bungkam, tidak berkomentar apapun mengenai pertengkaran salah paham antara Alvi dan Lula disepanjang jalan menuju rumah.
Yang dilakukan Lula hanya melamun, mengabaikan suara-suasa apapun di sekelilingnya. Untuk bersuara saja berat, seperti ada yang sengaja mengikat mati pita suaranya. Sedangkan Dera memilih diam, memberi kesempatan pada Lula yang sepertinya membutuhkan waktu untuk menenangkan diri. Meski ada berbagai ungkapan yang ingin dilontarkan, namun Dera tetap membisu.
Jika saja Dera tidak ikut campur urusan Alvi dan Lula, semuanya pasti tidak akan serunyam ini. Jika saja Dera tidak cerita mengenai perasaan Lula pada Alvi, pasti Alvi tidak akan berkelahi dengan Deon. Jika saja Dera tidak menelpon Lula agar datang ke taman, pasti Lula tidak akan salah paham pada Alvi hingga masalah jadi sebesar ini.
Dera menggigit bibir bawah kuat, mengingat itu dirinya merasa bersalah pada mereka. Semuanya tidak akan sampai serunyam ini jika dirinya tidak menyiram bensin sampai menyebabkan kebakaran terjadi. Benar, ini semua ... karena Dera.
Dera menangis. Merasa berdosa karena sikap sok pahlawannya. Bukannya dapat memperbaiki semuanya, justru membuat semakin berantakan. Dera terisak dengan tangan menutup wajah. Tangisan Dera berhasil menarik perhatian Lula untuk menoleh.
"Lula..." Dera sesegukan, dadanya naik-turun akibat menahan tangis sejak tadi, sekalinya menangis langsung menyedot habis tenaganya. "Maafin gue. Ini semua salah gue. Gue minta maaf. Seharusnya gue nggak bilang apapun sama Alvi. Lo nggak mungkin marah-marah kayak tadi kalo bukan karena gue. Tolong maafin gue, La, gue bener-bener minta maaf." ujarnya tersedat-sedar sambil menunduk tanpa menatap Lula.
"Dera?"
"Gue emang bego. Nggak becus. Andai aja gue nggak ikut campur urusan lo. Pasti semuanya bakal baik-baik aja. Gue nggak berguna banget. Maaf." racau Dera diiringi oleh isak tangis, kedua tangannya saling meremas hingga memerah. Bahwa dirinya benar-benar menyesal.
Lula menggeleng, "Lo udah melakukan yang terbaik, Ra, disini gue yang bodoh. Harusnya dari awal gue tanya baik-baik dulu, bukan malah menghakimi Alvi dan nyakitin perasaan dia. Gue bodoh banget kan?" Lula terkekeh kecil, dari suaranya terdengar jelas menyimpan penyesalan.
"Itu karena gue bilang kalo Alvi yang ngajakin Deon berantem." Dera kembali merengek tersedu-sedu.
"Apapun itu, tapi seenggaknya gue nggak boleh kayak tadi. Lo denger sendiri, apa yang gue bilang ke Alvi semuanya ... jahat. Gue udah nyakitin dia, Dera, pasti Alvi sekarang benci banget sama gue." Lula menyeka air matanya yang tiba-tiba jatuh, "Gue keterlaluan, gue kata-katain dia di depan kalian. Gue hina dan jatuhin harga dirinya di depan kalian. Padahal gue tau persis kalo Alvi nggak seburuk itu, Alvi nggak mungkin mukulin orang tanpa sebab. Alvi bukan pembuat onar brutal yang kayak dipikir orang-orang." Lula menunduk, bahunya berguncang hebat, tangannya membekap mulut agar tangisnya tidak terdengar keluar kamar.
Dera terdiam sesekali sesegukan.
"Alvi ... dia bukan preman," Lula menggeleng, "tapi kenapa gue bisa bilang kayak gitu?" cicitnya bertanya pada diri sendiri. "Kenapa bisa gue lukain Alvi sebanyak itu?"
Dera hanya mampu membungkam. Bukan saatnya untuk saling menyalahkan siapa yang salah diantara keduanya. Dera sendiri mengakui bahwa apa yang Lula lakukan pada Alvi memang benar-benar keterlaluan. Di setiap kalimat yang Lula ucapkan, sepertinya Dera dapat merasa bagaimana sakitnya perasaan Alvi.
![](https://img.wattpad.com/cover/121968543-288-k615118.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello A : Alvino & Alula
Roman pour AdolescentsAwalnya, Alvino tidak mengenal Alula. Awalnya, Alula tidak ingin mengenal Alvino. Namun pada akhirnya, awalan tersebut berubah ketika Alvino dan Alula dipertemukan pada insiden kecil di kantin sekolah. #94 in TeenFiction [28/10/18] #2 in FiksiRema...