HAPPY 100K READERS YEAY!!
Sebelumnya, saya mau mengucapkan terimakasih buat kalian yang masih setia mengikuti cerita ini. Nggak pernah nyangka, kalo HELLO A bisa tembus 100k. Dulu aja, buat cari satu pembaca aja susahnya ampun... apalagi sekarang udah sampe 100k. Kalian (readers) adalah bonus yang Tuhan berikan atas usaha saya selama ini😇
•••••
SESUAI kesepakatan, Alvi menemui Dera di rumahnya. Menagih iming-iming Dera yang ingin bercerita mengenai Lula. Dengan penuh semangat namun hati sedang terluka, Alvi membelah jalanan dengan kecepatan seribu agar tiba di rumah Dera secepat yang ia bisa. Meski disepanjang jalan berulang kali merutuki diri dan berniat ingin kembali, namun tangannya enggan menekan rem untuk berhenti kemudian berbalik ke rumah.
Namun ternyata, Alvi justru merasa menyesal sudah menemui Dera. Fakta yang ia dapat justru membuat darahnya mendidih hingga ke ubun-ubun. Ada baiknya Dera tidak memberitahunya, dengan begitu Alvi tidak perlu semarah ini. Rasanya lebih baik Alvi tidak tahu apa-apa. Cerita Dera hanya semakin membuat Alvi merasa bahwa Lula benar-benar tidak menghargai perasaannya.
Motor Alvi berhenti bertepatan dengan mobil pajero hitam milik Deon muncul dari arah belakang motornya. Memang saat Alvi menelpon Deon dirinya masih berada di rumah Dera. Alvi memilih taman anggrek karena jauh dari ramainya penduduk yang beralalu lalang atau lebih tepatnya jarang di patroli oleh polisi mau pun satpol PP.
Sebab Alvi, tidak main-main mengajak Deon berkelahi.
Dera memucat di jok penumpang, ia bahkan terlalu gemetaran untuk turun dari motor. Perasaan menyesal mencuat didirinya karena sudah mengatakan bahwa Lula juga memiliki rasa pada Alvi namun terhalang oleh Deon. Niatnya ingin Alvi memahami Lula dan kembali mendekati Lula seperti semula, namun ceritanya hanya membangunkan singa yang sempat tertidur di dalam tubuh Alvi. Mengetahui bahwa Deon adalah penyebab Lula menolaknya, Alvi tersulut emosi dan melapaskan sumpah serapah disepanjang jalan yang tentu saja nyaris membuat Dera ingin melompat dari atas motor.
Seluruh tubuh Dera keringat dingin, ia tidak ingin menjadi saksi atas kematian Deon karena dipukuli Alvi. Apalagi jika polisi sampai menanyakan sebab utama Alvi memukuli Deon dan Alvi menjawab ini semua karena ceritanya, bisa-bisa Dera yang mendekam di penjara seumur hidup!
Dera menggeleng, "Al-" suaranya langsung mencicit ketika melihat sorot mata Alvi yang berapi-api, membuatnya mengurungkan niat untuk mencegah. Kemudian Dera merutuki diri, mengapa sepasrah tadi ketika ditarik Alvi untuk ikut ke taman ini. "Mati gue!!" Dera bergumam tidak tahu harus bagaimana, satu-satunya hal yang terpikir di kepala Dera hanya satu; memberitahu Lula bahwa Deon dan Alvi sedang berkelahi.
Tanpa banyak basa-basi, Alvi langsung bergerak menghampiri Deon yang baru keluar dari mobilnya. Tangannya terkepal kuat hingga baku tangannya memutih, sorot kekesalan menyorot jelas ke mata Deon. Belum sempat Deon menutup pintu mobil, Alvi lebih dulu melayangkan bogemannya.
Bugh!
Dera memekik di belakang sana, sedang Deon terjatuh karena mendapat pukulan tiba-tiba, Alvi yang sudah dikuasai oleh emosi menarik kerah seragam Deon lalu kembali menghantam rahang Deon.
"Selain pengecut, lo juga banci!" Alvi menyembur berapi-api. Matanya tak lepas memandang rendah penuh amarah pada Deon, "sebenernya lo mau apa?!"
Deon meringis merasa nyeri pada bagian wajahnya, kemudian balas menatap Alvi penuh kekesalan, "Maksud lo apa?!"
"Lo nggak suka gue, ngomong. Jangan gini! Lo hancurin banyak hati, bangsat." amuk Alvi tidak tahan lagi, tangannya kembali menghantam wajah Deon, kali ini tepat dihidung mancungnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/121968543-288-k615118.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello A : Alvino & Alula
Teen FictionAwalnya, Alvino tidak mengenal Alula. Awalnya, Alula tidak ingin mengenal Alvino. Namun pada akhirnya, awalan tersebut berubah ketika Alvino dan Alula dipertemukan pada insiden kecil di kantin sekolah. #94 in TeenFiction [28/10/18] #2 in FiksiRema...