40 - Lupa

8.4K 508 13
                                    

TERHITUNG hari ini, tepat tiga hari murid bernama Natasha Melanie tidak memasuki kelas. Tidak ada surat, tidak ada keterangan atau tanda-tanda apa pun dari Nat selama tiga hari ini. Di absensi kelas, Nat selalu alpa. Ponsel milik Nat juga tidak bisa di hubungi saat terakhir kali ketua kelas 11 IPS 1 menelpon.

"Nat kemana?"

Suara decakan saling bersahutan ketika Alvi menanyakan keberadaan Nat. Alvi ingin bertanya sejak pertama Nat tidak masuk, tapi harus berpikir berulang kali jika menanyakan keberadaan Nat pada teman-teman kelasnya. Alvi hapal betul mulut temannya yang seperti keran air bocor jika mendapat bahan olokan baru.

"Kagak masuk." celetuk Ari pelan, takut jika suaranya terdengar sampai depan.

"Maksud gue, kenapa nggak masuk?" Alvi melengos mendapat tatapan curiga dari temannya yang lain.

"Hm... hm... kayaknya gue cium-cium bau kepedulian yang mendalam nih." Danu mengenduskan hidung disekitar tubuh Alvi.

"Bangsat." Alvi mengumpat pelan.

"Iya, I love you too." Danu terkikik pelan.

"Sms-in dong kalo khawatir." pancing Ari menoel-noel tangan Alvi.

"Licin banget mulut lo, anjing." kesal Alvi, kemudian kedua kakinya di naikan di atas kursi dengan posisi menyilang. Mencari posisi pewe.

"Telpon deh, eh jangan, samperin aja langsung biar gantle." Danu kembali mengompori dengan semangat berkekuatan tinggi.

"Mati deh lo pada."

"Heh mulutnya, kata Mama nggak boleh ngomong kasar. Kalo lebih kasar, ya nggak apa-apa." Bobi menyahut setelah membalikan tubuhnya menghadap Alvi, tidak peduli pada guru di depan sana.

"Goblok." tawa orang-orang yang mendengar ucapan Bobi meledak begitu saja.

Tawa mereka langsung bungkam ketika guru di depan melotot.

"Pulang sekolah mau jengukin Nat, tapi belum tau juga sih dianya sakit atau gimana. Yang jelas, anak kelas mau ke rumah Nat." kata Bobi memberitahu.

"Bukannya Nat tinggal di apartemen?" Danu menyahut berlagak bodoh.

"Ya gitulah maksud gue titisan firaun!" Bobi gemas sendiri melihat Danu yang memasang tampang bodoh.

Alvi mendengar itu mengangkat sebelah alisnya. Nat.... tinggal di apartemen?

Berkelang lima belas menit, ponsel Alvi bergetar pendek. Menandakan satu pesan masuk melalui akun whatsapp. Ratusan notifikasi tertera di layar ponsel, namun hanya notif paling atas yang mampu menyita perhatiannya.

Natasha: Al?

Alvi menoleh kiri kanan, teman sebangkunya sedang fokus mendengar materi di depan. Alvi bingung mengapa Nat tiba-tiba menghubunginya. Pasti Nat tahu nomornya lewat grub kelas, karena sebelumnya mereka belum bertukar nomor.

Alvino: Ini Natasha mantan gue bkn?

Natasha: Wkwk true :p

Alvino: U okay?

Natasha: Im okay

Alvi menegakan punggung. Baru tangannya ingin mengetik balasan, Nat kembali mengirimnya pesan.

Natasha: Gue cuma butuh temen.
Natasha: Nanti pulang sekolah bisa samperin gue?

Hello A : Alvino & AlulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang