25 - Drama

10.4K 711 45
                                    

"TUMBEN lo mau jemput gue?"

Nat sudah duduk di jok penumpang, memasang seatbelt sambil melihat kearah Deon yang duduk di jok kemudi mobil. Seragam khas SMA Rajawali melekat di tubuh Deon, dan seragam khas SMA Merpati tersemat di tubuh ramping Nat.

Sedikit terasa aneh, mengingat kalau Nat memiliki saudara seumuran dengannya. Menetap di kota yang sama, tapi menempuh pendidikan di sekolah yang berbeda. Merasa kehangatan memiliki seorang saudara, Nat tersenyum untuk Deon, tapi cowok itu hanya memasang wajah datar tanpa minat membalas senyum Nat.

"Gue mau ngajak lo ketemu sama Mama."

Nat diam. Deon diam. Sempat terjadi keheningan beberapa saat sebelum Nat membalas dengan respons antusias.

"Hayukk, gue juga belum lihat pas tante udah sadar. Kita beli buah-buahan dulu yuk, De."

Deon tidak merespons, hanya mengucap kata 'ya' dalam hati. Sejujurnya, Deon hanya mencari alasan menjemput Nat ke Merpati. Ia hanya ingin melihat Lula keluar dari gerbang itu, tapi sepertinya telat, saat mobilnya sudah sampai di depan gerbang SMA Merpati, sekolah sudah sepi. Itu semakin meyakinkan Deon bahwa Lula benar-benar sudah pulang.

Naik apa?

Terbesit tanya di dalam hatinya beberapa saat, tidak lama setelah itu perkataan Nat berhasil menyita perhatiannya.

"De, lo harus tau, gue hari ini ketemu sama mantan pacar gue waktu SMP. Gila seneng parah sih ya, ternyata Jakarta nggak seluas yang gue pikir. Masa gue bisa sekelas? Iya sih, tapikan ya... dari segala kebetulan, kenapa harus pas banget gitu loh."

Kebetulan ketemu Lula di kedai es krim.

Deon hanya mampu membatin, lalu berdeham sebagai respons baik untuk membolehkan Nat melanjutkan.

"Namanya Alvino,"

Deon hampir menginjak rem secara mendadak mendengar nama yang Nat sebutkan, tapi tidak jadi setelah berhasil menguasai diri. Mungkinkah Alvino yang bersama Lula saat di kedai es krim waktu itu?

"Makin ganteng tau, De, lo aja kalah." Deon melihat Nat tersenyum dari ekor matanya, "Gue juga punya temen baru,"

Nat jadi teringat bagaimana Alvi yang membela Lula di tengah-tengah kantin. Bagaimana air muka Alvi yang berubah marah, bagaimana perlakuan Alvi terhadap cewek bernama Alula Adreena.

Perlakuan itu, hampir sama seperti yang Alvi lakukan ketika membelanya dulu.

Deon tidak mampu menahan untuk tidak bertanya, bahkan mengumpat dalam hati ketika lidahnya tiba-tiba mengeluarkan sebait pertanyaan.

"Siapa?"

Nat menoleh, "Namanya Alula."

Dan mobil berhasil berhenti secara mendadak.

Tubuh Nat hampir menghantam dashboar jika tidak memasang seatbelt. Nat menoleh ke arah Deon dengan dahi mengernyit dalam, meminta alasan atas apa yang cowok itu lakukan.

"Ada kucing." Deon tidak menoleh, matanya lurus menatap jalan raya yang masih terlihat lenggang diluar sana.

Nat memajukan sedikit tubuhnya, "Mana kucing?" lalu menoleh binggung kearah Deon.

Hello A : Alvino & AlulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang