Extra Chapter (1)

3.2K 237 60
                                    

Siapa yang kangen Alvino & Alula?


Semoga mereka sedikit mengobati rindu kalian, ya.

Kalo votenya banyak, komentarnya rame extra chapter dua bakal di up besok. Janji.


Jadi ... ramein dong 😆

Happy reading!

------

Alvino: Gue ke rumah, ya?

Ponsel Lula berdering pendek, satu notifikasi masuk ke ponselnya. Pesan dari Alvi. Sudut bibirnya tertarik ke atas, jarinya mengetikan balasan.

Alula: Hati-hati.
Alula: Jangan lupa pake jaket.

Tidak sampai lima detik Alvi kembali membalas pesannya.

Alvino: Iya, sayang. Mau dibawain apa?

Sudah dua bulan berpacaran tetapi Lula masih tersipu dan berdebar saat Alvi menambahkan embel-embel sayang pada kalimatnya. Seperti sekarang ini, membaca pesan itu membuat wajahnya memanas, Lula menggigit bibir bawahnya sembari mengetikan balasan.

Alula: Apa aja.

Detik selanjutnya ponsel Lula bergetar panjang. Mata Lula melebar melibat nama Alvino tertera dilayar ponselnya. Hal kedua yang masih membuatnya berdebar selama dua bulan berpacaran adalah saat Alvi tiba-tiba menelponnya. Lula memegang dadanya yang berdebar kuat sebelum menempelkan benda pipih itu ke telingannya.

"Apa aja itu apa?" suara bariton Alvi menyambut telinga Lula tanpa basa-basi dan terdengar tidak sabaran. "Nggak ada yang jual apa aja apalagi terserah."

Lula menggigit jarinya, sembari memutar bola mata pelan, berpikir. "Nggak mau apa-apa." jawabnya lirih.

"Mau gue, ya?" kata Alvi diseberang sana dengan suara rendah. Jelas sekali cowok itu menggodanya. Lula dapat mendengar jelas suara kekehan Alvi diseberang sana, "Kalo nggak jawab berarti iya." sambung Alvi. Meski dalam hati, Lula membenarkan.

Namun bibirnya tetap berkata, "Ih, apaan, enggak kok."

"Enggak salah lagi ya, Yang?" goda Alvi sembari tertawa, membuat perut Lula kontan bergejolak, hatinya berdesir dan aliran darahnya meningkat mendengar panggilan itu. "Dih, giliran di sekolah malu-malu, pas ketemu mendadak bisu, giliran ditelpon bikin kangen mulu. Awas ya kamu...." ujarnya gemas sendiri. Menekankan kata 'kamu' diucapannya.

Lula tersipu. Bibirnya nyaris jatuh ke lantai akibat terlalu lebar tersenyum. Ia menatap diri dipantulan cermin, "Katanya mau kesini. Jadi, nggak?" alihnya. Menyudahi letupan yang meronta-ronta dibalik dada.

"Udah di jalan, Yang. Ini lagi berhenti dipinggir jalan." ujar Alvi.

"Kapan perginya?"

"Pas bilang mau ke rumah tadi."

Lula mengangguk, "Terus kenapa berhenti dipinggir jalan?" tanyanya bingung.

"Kan, lagi telponan. Nanyain Alula mau dibawain apa. Nanti kalo sambil bawa motor keburu sampe, Yang."

Lula memegang pipinya yang semakin terasa panas. Sudah berapa kali cowok itu mengumamkan kata 'Yang'?

Hello A : Alvino & AlulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang