SEPERTINYA membantu seorang Alvino Ghayda membuat tugas adalah sebuah kesalahan. Lula tidak tahu jika kebaikan hatinya membantu Alvi akan membuatnya terjebak di dalam kantin.
Berdua. Makan. Di kantin.
Seandainya Mama tidak terus-menerus mengingatkan Lula bahwa mengumpat salah satu hal yang tidak baik untuk anak perempuan, maka dengan senang hati Lula akan mengumpati Alvi habis-habisan.
Dengan embel-embel ingin membalas budi karena Lula telah membantu Alvi, cowok itu bersikeukuh mengajaknya makan di kantin. Oh ... jangan ingatkan bagaimana cara Alvi membujuknya, itu lebih buruk dari membantu Alvi mengerjakan tugas.
Lula membuang muka ketika melihat Alvi berjalan menuju ke arah meja yang ia duduki dengan tangan membawa nampan besar berisi dua mangkok bakso, lima bakwan jagung, dan dua gelas es jeruk.
Alvi meletakan nampan di atas meja lalu mengusap peluh yang membasahi dahinya, "Panas gilakkk!" gerutunya setelah duduk di kursi, ia mengibaskan tangan di udara. Lalu matanya beralih menatap Lula yang masih menekuk wajahnya, "Ini bakso yang pernah tumpah di baju gue." beritahunya.
Lula tidak peduli.
"Lo nggak mau?" tanya Alvi.
"Nggak."
"Yah, masih ngambek dia," Alvi terkekeh kecil lalu meletakan bakso di hadapan Lula, "Nanti aja ngambeknya, Ul, mending makan dulu. Biar punya energi buat nerusin ngambeknya."
Lula menatap Alvi galak, "nggak."
"Lagian apa kenyangnya sih makan sandwich? Mending makan bakso, di jamin nggak makan sampe siang." rayu Alvi semangat.
"Lo yang habisin sandwich gue!" Lula merengek kecil, tak dapat mengontrol ekspresi wajahnya. Lula kesal makanan kesukaannya di habiskan oleh Alvi tanpa meninggalkannya sedikit pun.
Jika kembali di ingatkan oleh apa yang terjadi pagi ini, Lula benar-benar ingin menangis. Ia tidak menyangka bahwa sepagi ini sudah berurusan dengan Alvi lagi.
Pagi tadi, Alvi sudah standby di dalam kelasnya dan duduk di bangku Dera hanya untuk mengajaknya makan di kantin saat istirahat pertama. Lula tidak menanggapi, tapi Alvi cukup keras kepala untuk tidak menyerah.
Lula pikir, semuanya akan berakhir setelah bel masuk berbunyi. Ternyata salah, pemberitahuan bahwa guru di rapatkan hingga jam pertama selesai membuat Alvi semakin tidak ingin keluar dari kelas Lula, Alvi membuat ancaman bahwa ia tidak akan pergi sebelum Lula menerima ajakannya.
Tentu Lula menolak, dengan alasan hari ini membawa bekal dari rumah sehingga tidak bisa menerima ajakan Alvi untuk makan di kantin. Namun tanpa merasa berdosa Alvi melahap habis tiga sandwich yang dibawakan Mamanya tanpa sisa sedikit pun.
Lula bersumpah masih mampu menahan laparnya sampai siang jika saja Alvi tidak membuat keributan di dalam kelas bersama Reno dan anak cowok lainnya. Alvi menghidupkan lagu rock, dj, atau semacamnya yang mampu membuat sakit telinga dengan speaker yang Alvi dapatkan di ruang musik.
Mau tidak mau, Lula harus merelakan waktu berharganya hanya untuk duduk di dalam ruangan penuh sesak oleh manusia ini.
Alvi ... satu diantara tiga cowok yang Lula kenal memiliki tingkah laku di luar kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello A : Alvino & Alula
Teen FictionAwalnya, Alvino tidak mengenal Alula. Awalnya, Alula tidak ingin mengenal Alvino. Namun pada akhirnya, awalan tersebut berubah ketika Alvino dan Alula dipertemukan pada insiden kecil di kantin sekolah. #94 in TeenFiction [28/10/18] #2 in FiksiRema...