“DASAR jahat. Bejat. Tak punya perasaan. Apa dia tidak merasa kasihan pada makhluk cantik sepertiku? Bisa-bisanya dia meninggalkanku begitu saja. Hahh... aku sungguh tak terima akan hal ini.” Sepanjang perjalanan Oline terus menggerutu.
Matanya berpedar. Melihat seseorang yang tak jauh dari keberadaannya, dengan cepat Oline melangkah mendekat.
“Emm... permisi.”
Orang yang sedang memetik dedaunan yang bahkan tak Oline ketahui apa manfaatnya itu menoleh.
“Iya? Kamu memerlukan sesuatu?” Tanya orang tersebut.
Oline menelisik orang didepannya ini. Dia seorang perempuan. Mengenakan gaun panjang sederhana nan lusuh berwarna merah. Rambutnya panjang sepinggang berwarna oranye. Iris matanya berwarna hijau dengan ujung telinga yang runcing. Rupanya cantik dengan tinggi badan yang sama seperti dirinya.
“Begini. Entah bagaimana aku tersesat hingga sampai disini. Apa tempat ini terdapat penginapan?” Tanya Oline berhati-hati.
Sebelum Kennan pergi meninggalkannya, pria itu mengatakan agar dirinya tak memberitahu kepada siapapun jati dirinya.
Awalnya Oline hendak melanggar hal itu. Memangnya siapa dia berani mengaturnya? Pikir Oline pada saat itu. Namun saat dipikirkannya lagi, Kennan benar. Tak mungkin ia mengatakan hal yang tak mungkin dipercaya makhluk dunia ini. Jika mereka percaya pun itu akan membuatnya dalam bahaya. Maka dari itu Oline memilih menutupi identitasnya yang asli.
“Kau tersesat?” Tanya perempuan itu sambil menaikkan satu alisnya.
Dengan kaku Oline mengangguk. Ia tersenyum paksa. “Aku tersesat karena dikejar monster monyet didalam hutan sana.” Jelas Oline sambil menunjuk arah hutan yang tadi dilewatinya.
“Benarkah?” Mata perempuan itu melebar. “Kau tak apa, kan? Monster itu sangat mesum. Sudah banyak korban wanita karena ulah mereka.” Kata perempuan itu sambil menatap Oline dari atas hingga bawah.
“Yahh... untungnya aku bisa kabur dari mereka.” Jawab Oline sambil mengedikkan bahunya.
“Oh, bukankah katamu tadi kau membutuhkan tempat tinggal?”
“Kurang lebih seperti itu.”
“Aku tinggal bersama Ibuku. Kau bisa tinggal bersama kami. Ayo, kuantar kau ke rumah.” Ujar perempuan itu sambil tersenyum manis.
Mata Oline berbinar mendengar itu. “Benarkah? Kau bersungguh-sungguh?” Melihat anggukan perempuan itu, Oline langsung memekik girang. “Terima kasih! Terima kasih!” Ujar Oline sambil memegang tangan perempuan itu.
“Namaku Oline. Siapa namamu?” Tanya Oline membuka pembicaraan. Kini dirinya bersama perempuan yang ditemuinya tadi berjalan menuju rumah yang perempuan itu maksud.
“Aila. Aku dari kaum Elf. Bagaimana denganmu?” Tanya perempuan yang mengenalkan diri sebagai Aila itu. Ia menatap Oline tertarik. Sebenarnya sedari tadi Aila penasaran, dari mana Oline mendapat pakaian seperti yang dikenakannya sekarang? Untuk pertama kali dalam hidupnya, Aila baru melihat pakaian sejenis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince in a Dream ✓
Fantasy[SUDAH TERBIT | PART LENGKAP] (Fantasy-Romance) #1 in fantasy per 15-11-2020 #1 in another dimension 01-05-2021 #1 in prince 17-07-2021 #1 in king 17-07-2021 #1 in mate 28-11-2021 #2 in pangeran 01-05-2021 #3 in romance [out of 382k stories] 30-05-2...