S E V E N T Y F I F T H ; Bad News

26.9K 4.2K 763
                                    

Kalo ada sedikit adegan romantisnya aku suka update malem, asyik ya🌚

Buat yang sering nanya, “Kapan end?” sabar ya. Aku orangnya suka kasih ending mendadak. Jadi jangan kaget saat liat tulisan EN* nanti.

MELIHAT seringaian Kennan, Oline melangkah mundur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MELIHAT seringaian Kennan, Oline melangkah mundur. Tubuhnya bergetar tanpa sadar tatkala melihat sorot mata pria itu. Baru kali ini Oline melihat Kennan seperti ini.

“T-tunggu ... sepertinya kita bisa meluruskan situasi.”

Kennan mendekat, otomatis Oline semakin meringsut mundur hingga terpojokkan di dinding. Meringis, gadis itu hendak melarikan diri ke sisi kanan namun secepat kilat Kennan mengungkungnya dengan kedua tangan di sisi kanan dan kiri Oline.

Ragu-ragu Oline kembali menatap mata Kennan yang beriris merah. Punggungnya terasa dingin sebab berpikir bahwa Kennan yang sekarang bukan sosok yang ia kenali. Atau mungkin ini sisi lain Kennan yang tidak pernah ia lihat?

Dengan gerakan pelan Kennan mengelus pipinya, yang malah membuat bulu kuduk Oline meremang. “K-kennan ....”

“Kenapa kau sembunyi dariku, huh?” bisik Kennan dengan suara seraknya.

“Aku—”

“Kau menghilang dari pandanganku dua kali selama puluhan tahun. Kau tidak berpikir bagaimana perasaanku?” potong Kennan lagi.

Bukankah yang pertama itu karena kau? Batin Oline mendumel, tidak bisa menahan ocehan. Tetapi mulutnya tidak berani terbuka untuk menyuarakan.

Tangan Kennan terangkat mengelus kepala gadis itu lalu mengetuknya pelan. “Aku mendengarnya, bodoh.”

“Oh, kalau begitu bisakah kau minggir sedikit?” Oline berusaha mendorong dada bidang Kennan menjauh. “Aku lelah berdiri.”

Tatapan Kennan jatuh pada kedua tangan yang menyentuh dadanya. Melihat tatapan lekat Kennan pada tangannya, Oline hendak menariknya kembali namun dengan cepat ditangkap Kennan yang memengang kedua pergelangan tangannya dalam satu genggaman dan mengangkatnya di atas kepala Oline.

Mata Oline melebar melihat perlakuan Kennan. “Kennan, lepaskan aku!”

Sudut bibir Kennan terangkat. Dia mendekatkan wajah lalu berbisik tepat di depan bibir Oline. “Kau lelah berdiri? Jika begitu, aku akan membuatmu lebih lelah.” Kalimat tersebut menjadi akhir dari obrolan mereka sebab Demon itu segera menyegel bibir Oline.

Otak Oline terasa hendak pecah karena hal ini. Kennan melumat bibirnya dengan agresif, berbeda dari ciuman yang dia rasakan dulu. Bahkan lidah pria itu tidak tinggal diam, berusaha mengeksplor semua sudut mulutnya dan berakhir mengajak lidahnya beradu.

“Hmpt!” Oline bersuara, semaksimal mungkin memberontok dan menyadarkan Kennan yang tidak terkontrol. Namun cengkraman Kennan pada kedua tangannya sangat kuat sehingga sulit melepaskan diri. Satu tangan Kennan yang bebas memegang tengkuknya untuk memperdalam ciumannya.

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang