T W E N T Y S I X T H ; Attack (2)

48.6K 6K 234
                                    

“AAAAA!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“AAAAA!”

“Diamlah.” titah Kennan langsung yang sedari tadi berdiri di belakang Oline tanpa suara.

Sedangkan Oline, dia masih membelalakkan matanya. Bukan karena kehadiran Kennan yang tiba-tiba ada di belakangnya, namun karena kini mereka bertiga sedang dikepung oleh monster monyet raksasa mesum. Karena tidak tahu harus menyebutnya seperti apa, maka Oline gunakan semua hal yang dia tahu tentang monster penghuni hutan tersebut.

Bahkan dengan wajah mengerikannya monster monyet yang tubuhnya lebih besar dari yang lain itu berdiri di belakang Kennan.

Aila beringsut mendekat sembari menarik Oline menjauh dari Kennan. Matanya mengisyaratkan keterkejutan. “Oline,”

Mendengar namanya dipanggil, Oline menoleh ke Aila sekilas lalu menatap Kennan. Demon itu sedang menatapnya datar, seperti yang sering dia lakukan.

“Ken—” Oline langsung membekap mulutnya sendiri lalu perlahan-lahan menatap Aila, berharap Elf itu tidak curiga. Hampir saja dia menyebut nama Demon itu.

“Yang Mulia,” Aila yang tersadar dari kekagetannya langsung membungkukkan punggung, memberi hormat.

Oline yang melihat Aila mengenali Kennan pun langsung bersuara, “Kau mengenalnya?” tanyanya bingung.

Aila menatap Oline kaget. “Kenapa kau menyebut Yang Mulia Pangeran dengan tidak sopan?” Tanpa berani beradu kontak mata dengan Kennan, Aila kembali menundukkan kepalanya. “Maafkan saudari saya, Yang Mulia. Dia tidak tahu apa-apa.”

“Aku memakluminya.” Pandangan Kennan beralih pada Oline yang menatapnya tak percaya.

Bagi Oline, tatapan Kennan saat ini sangatlah angkuh. Dan Oline merasa kesal melihatnya. Tak mau menatap Kennan lagi, Oline memalingkan wajahnya.

Sebenarnya tatapan Kennan yang angkuh itu bukanlah hal yang memicu kekesalannya pada Kennan. Melainkan fakta bahwa Kennan menelantarkannya selama berhari-hari lamanya tanpa menunjukkan wajah songongnya seperti biasa.

“Kenapa aku harus melakukan itu. Lagi pula aku tidak mengenalnya.” cetus Oline ketus sambil menatap tepat manik abu-abu Kennan lalu membalikkan badannya, hendak pergi.

Namun sayangnya, dirinya langsung terperajat begitu melihat monster monyet mesum itu menatapnya tertarik.

Oline bergedik ngeri. Entah kenapa bayangan pertemuan pertamanya dengan makhluk mengerikan itu kembali terngiang. Mengingatnya membuat bulu kuduk Oline meremang.

Menyadari Oline terpaku karena makhluk-makhluk yang mengelilingi mereka, Kennan tersenyum tipis. Lucu melihat ekspresi gadis manusia itu. Ah, dia jadi teringat pertemuan pertama mereka.

“Oline....” Aila menatap Oline tak percaya sekaligus memelas. Elf itu khawatir karena Oline bersikap ketus seperti itu pada seorang Pangeran.

Padahal waktu bertemu Alardo, sepertinya Oline masih bisa menjaga sikapnya. Kenapa saat bersama Kennan gadis manusia itu menjadi seperti ini?

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang