T W E N T Y E I G H T H ; A Rejection

50K 6.3K 408
                                    

DENGAN pikiran melayang, Oline terus melangkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DENGAN pikiran melayang, Oline terus melangkah. Matanya menatap ke bawah dengan tatapan menerawang. Kata-kata Kennan tadi masih terbayang di kepalanya.

“Untuk menjadi pasanganku.”

Mata gadis itu melebar. “Apa?! J-jadi pasanganmu?!”

Semacam pacar? pikir Oline tak menyangka. Benarkah Kennan mau dirinya menjadi pacarnya? Namun kenapa dia menyatakan perasaannya dalam situasi seperti ini?

Maksud Oline, sekarang wilayahnya tengah diserang. Banyak yang terluka dan mati. Bagaimana bisa Kennan masih memikirkan perasaannya dan meminta dirinya menjadi... pasangan?

Kennan langsung menyentil kening Oline sebelum gadis itu berpikir semakin jauh. Sontak perlakuannya itu membuat Oline mengaduh.

“Apa yang kau pikirkan, huh? Aku hanya memintamu untuk menjadi pasanganku dalam pesta nanti.” ujar Kennan kemudian mendengus.

Sedangkan Oline kini meringis malu dalam hati. Ini benar-benar memalukan!

“K-kalau begitu, aku pergi dulu.” Oline berbalik, hendak beranjak sebelum tangannya dicekal Kennan. Gadis itu langsung memejamkan mata seraya berdoa agar Kennan melepaskannya kali ini. Dia sungguh malu sekarang. Apa Demon itu tidak menyadarinya?

“Kau belum menjawab. Mau atau tidak?”

Perlahan Oline melepaskan pergelangan tangannya yang digenggam Kennan tanpa berbalik menatap Demon tersebut.

“Terserah kau saja.” katanya lalu melangkah pergi sambil berlari kecil, meninggalkan Kennan yang terkekeh melihat tingkahnya.

Kau bodoh, Oline...” gumam Oline terus merutuki diri. Dia berhenti melangkah kemudian memukul kepalanya dengan raut wajah menyesal. “Kenapa aku bisa berpikir seperti itu?! Pacar? Pasangan? Argh, kau benar-benar tolol, Oline!”

Seketika Oline tidak ingin bertemu Kennan lagi. Bila perlu, dia ingin pergi sejauh-jauhnya dari sini. Tapi, memangnya dia bisa bertahan hidup jika di luar sana? Yang ada dia akan tewas sebelum kembali ke Bumi.

“Hei, bukankah kau yang tadi bersama Yang Mulia Pangeran?”

“Benar! Tadi aku melihatnya berbicara dengan Pangeran.”

“Aku juga melihatnya pergi mengikuti Yang Mulia Pangeran ke suatu tempat.”

Oline tersentak begitu beberapa gadis berdiri di hadapannya dengan pandangan penasaran. Entah darimana asal kaum mereka, dia juga tidak tahu itu. Dia masih bingung bagaimana membedakan setiap kaum.

“Benar, kan? Kau tadi yang bersama Pangeran?” tanya salah satu gadis berambut pendek sebahu berwarna cokelat. Gaunnya serba hitam, berbanding terbalik dengan kedua gadis di sisinya yang menggunakan gaun berwarna cerah.

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang