“Sejauh ini, sepertinya tidak ada hal yang membahayakan,”
Kennan melirik Oline, kemudian mengangguk. “Maka dari itu aku membawamu bersamaku.”
Oline terkekeh. “Kata-katamu seperti mengandung arti bahwa kau takut aku kenapa-kenapa jika tempat ini berbahaya. Aku benar, kan?” godanya dengan tatapan jenaka.
“Hm,”
Mata Oline terbelalak. “Kau benar-benar menyebalkan. Setidaknya kau harus menyangkal ucapanku, sehingga aku dapat kembali melayangkan godaan kepadamu,” cecarnya lalu mendengkus.
“Kau ingin makan buah?” tanya Kennan tiba-tiba.
“Huh? Buah? Boleh juga.”
“Baiklah, tunggu sebentar.”
Kennan melangkah pergi meninggalkan Oline yang kembali mengedarkan pandangan. Sambil menunggu kedatangan Kennan, Oline melangkah mendekati bunga-bunga liar yang tubuh. Indah, padahal hanya bunga liar.
Tangan Oline terulur ke semak belukar, hendak memetik tangkai salah satu bunga liar tersebut, namun tiba-tiba tangannya terasa tersengat listrik.
Refleks Oline menarik tangannya kembali dan melihat pusat di mana rasa sakit itu berada. Matanya terbelalak begitu melihat ada dua titik, seperti bekas gigitan.
“Awh, ini sakit.” desisnya pelan.
“Kenapa? Ada apa denganmu?”
Oline berjengit kaget begitu mendengar suara Kennan. Spontan dia menyembunyikan pergelangan tangan kanannya, tidak ingin Kennan melihat lukanya dan tidak ingin mendapat cercaan dari Demon itu.
Namun sikapnya itu membuat Kennan curiga sehingga tatapannya berubah datar. “Apa yang kau sembunyikan?”
“Tidak ada apa-apa.” Oline berdalih meyakinkan.
“Aku sudah berusaha menghargai privasimu dengan tidak membaca pikiranmu. Tetapi sikapmu ini memaksaku untuk melakukannya.”
“Tidak!” seru Oline cepat. “Jangan lakukan itu,” Karena pikiran Oline sangat liar. Dia tidak ingin Kennan mengetahui apa saja yang dia pikirkan. Itu ... memalukan.
“Berarti sekarang kau harus jujur.”
Menghela napas pelan, Oline menunjukkan pergelangan tangannya tepat di depan wajah Kennan. “Lihat sendiri!”
“Bodoh,” gumam Kennan kesal membuat Oline mengernyit bingung. “Kenapa kau sangat bodoh, Oline?”
“Apa maksudmu—”
Mata Oline kian melebar saat Kennan menarik tangannya dan langsung mengisap pergelangan tangan— ralat, mengisap bekas gigitan yang Oline duga adalah gigitan ular.
Wajah Oline merona. Dia tahu seharusnya dia tidak malu di saat seperti ini. Apa lagi tadi Kennan nampak marah, terbukti dari ucapannya. Kennan jarang memanggil namanya dalam percakapan. Jika itu terjadi, hanya ada dua kemungkinan, Demon itu sedang serius atau marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince in a Dream ✓
Fantasy[SUDAH TERBIT | PART LENGKAP] (Fantasy-Romance) #1 in fantasy per 15-11-2020 #1 in another dimension 01-05-2021 #1 in prince 17-07-2021 #1 in king 17-07-2021 #1 in mate 28-11-2021 #2 in pangeran 01-05-2021 #3 in romance [out of 382k stories] 30-05-2...