E I G H T H ; Uniar

65.7K 7.2K 74
                                    

GADIS dengan ujung telinga runcing itu menggeleng-geleng prihatin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GADIS dengan ujung telinga runcing itu menggeleng-geleng prihatin. Dia berkacak pinggang. Matanya menyorot seorang gadis yang masih tertidur pulas diatas ranjangnya.

“Oline!” Panggilnya sambil menggoyang-goyangkan lengan Oline. Namun sayangnya, Oline malah menepis tangannya dan semakin menutup wajahnya menggunakan selimut.

“Ck. Oline... bangun! Sudah pagi. Kita sarapan sekarang.” Ajak Aila tak sabaran. Kini Elf itu menarik-narik kaki Oline, memaksa manusia itu agar segera bangun.

Bukannya membuka mata dan segera bangkit, Oline malah menepis tangan Aila dari kakinya dan menutup seluruh badannya menggunakan selimut. “Mommy... Oline masih ngantuk.”

Aila tercengang mendengar itu. Oline mengingau dengan suara seraknya. Kini Aila melengos kasar. Tak habis pikir dengan teman barunya yang satu ini. Mana ada gadis sepemalas ini? Jika ada, mungkin Oline satu-satunya.

“Olinee.... bangun! Makanan akan dingin. Dan kau tahu? Itu tidak enak lagi saat disantap. Cepat bangun!” Aila menarik selimut yang digunakan Oline. Membuat Oline dengan terpaksa membuka matanya lalu bangkit sambil menguap lebar.

Kini Oline mengusap-ngusap matanya sambil mengedarkan pandangannya. “Sekarang jam berapa, Mom?”

“Mom, Mom, apa? Ayo bangun Oline...” Rengek Aila kini.

Oline bersungut. Namun hanya beberapa detik karena kesadarannya mulai kembali. Matanya menyipit, kembali memerhatikan sekitarnya lalu terpaku pada sosok Aila yang sudah rapi mengenakan gaun sederhana berwarna cokelat. Oline memiringkan kepalanya, lalu dengan perlahan ia menepuk-nepuk pipinya seakan tak percaya.

Benarkah dia masih di dunia ini? Oline kira kejadian kemarin itu hanyalah mimpi belaka. Yah, walau dia terlihat menikmati, namun tak bisa dipungkiri bahwa didalam hatinya yang terdalam, dia masih belum percaya. Oline kira dengan tidur, mungkin semuanya akan kembali. Namun nyatanya salah. Dia masih di dunia ini. Dunia dengan beragam jenis makhluk diluar nalar manusia Bumi.

“Hei, Oline...”

Seketika lamunan Oline buyar. Dia menatap Aila lalu mengerjapkan matanya pelan. Perlahan senyuman manis terukir di bibirnya.

“Maaf, maaf. Aku harus mengumpulkan nyawaku saat bangun tidur.” Oline beralibi. “Bagaimana? Kita mau kemana sekarang?”

Aila menggeleng-gelengkan kepala mendengar itu. “Ucapanmu aneh sekali.” Katanya sambil terkekeh. “Kita harus sarapan sekarang. Terutama kau. Kau harus mandi dulu, Oline.”

Oline menggaruk kepalanya seraya berdiri. Dari pada banyak bicara yang mungkin akan terdengar aneh bagi Aila, Oline memilih membungkam dan mengikuti Aila yang kini berjalan, menuntunnya dimana letak kamar mandi berada.

***

Udara hari ini begitu segar. Itulah yang bisa dirasakan Oline saat ini. Pemandangan sangat indah, ditambah banyak warga wilayah itu yang melakukan kegiatannya masing-masing. Oline bersama Aila kini tengah menyusuri jalanan.

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang