F I F T Y S E V E N T H ; Disappeared

37.7K 4.6K 459
                                    

ALARDO terkekeh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ALARDO terkekeh. Ia bersedekap dengan punggung yang bersandar pada sebuah pilar. Tidak menyangka kedua tamu penting akan datang sepagi ini di kerajaannya.

“Jadi, bisa kalian katakan maksud kunjungan kalian, Yang Mulia?”

“Keluarkan gadis itu.”

Kening Alardo mengerut samar. “Gadis? Siapa? Aku punya banyak gadis jika kau mau salah satunya, Raja Aristides.” Lalu pandangan Alardo beralih pada seorang pria yang masih membungkam. “Lalu anda perlu apa, Pangeran Kennan?”

Pria itu, Kennan, diam menatap Alardo datar. Tatapannya menelisik, namun tidak mengatakan apa pun. Terlebih masih ada Aristides yang mempunyai tujuan sama dengan dirinya.

“Kenapa kalian tidak masuk sehingga aku dapat menjamu kalian dengan layak?” tawar Alardo sebab mereka sedang berada di lorong luar kerajaannya. Sangat mengejutkan saat tiba-tiba dia dihadang oleh dua bangsawan secara bersamaan. Padahal, dia tidak pernah ingat mempunyai relasi yang baik dengan keduanya.

Rahang Aristides mengeras. Dia paling tidak suka berbasa-basi. Apa lagi dengan Raja Werewolf ini. Sangat memuakkan. “Jangan berpura-pura tidak tahu. Kau menyembunyikan gadisku di sini.”

Atensi Kennan beralih pada Aristides. Tatapannya menajam. “Gadismu?”

“Ya, gadisku.” balas Aristides sambil melayangkan tatapan permusuhan. “Apa yang kau lakukan di sini?”

“Kenapa kau ingin mengetahui urusanku?” Pertanyaan balik dari Kennan membuat amarah Aristides bergejolak.

Melihat aura gelap dan tatapan permusuhan dari kedua tamunya, Alardo memilih diam menyaksikan. Dari ekspresi keduanya, hanya Aristides yang menunjukkan emosi. Sedangkan Kennan masih menampilkan wajah datar andalannya. Pengendalian emosi yang bagus.

Mata Aristides kembali menilik Alardo. Alardo menaikkan satu alisnya, seakan menanti apa yang akan dikatakan pria itu.

“Kau membunuh bawahanku. Di taman dan di hutan. Kau tidak mempunyai alibi untuk menyangkalnya. Cakaran dan aroma itu berasal dari Werewolf.”

“Hanya karena itu kau menuduhku?” Alardo kembali terkekeh. “Bisa jadi itu salah satu prajurit atau rakyatku. Tuduhanmu tidak tepat, Yang Mulia Aristides.” Dengan sengaja Alardo menekankan status serta nama Aristides.

Aristides mengepalkan tangannya kuat. Iris matanya berubah merah darah. Melihat perubahan itu, Alardo segera menambahkan, “Dia tidak ada di sini. Kalau kau tidak percaya, kau bisa memeriksa keberadaannya menggunakan kekuatanmu. Aku tidak mengizinkan seorang pun dari kalian menggeledah kerajaanku.”

Hening beberapa saat. Aristides menggunakan kekuatannya mencium keberadaan Oline berdasarkan aroma darah. Dia mengetahui aroma darah Oline setelah beberapa kali gadis itu terluka di wilayahnya. Terlebih saat lehernya tergores taring Barry.

Dan kemungkinan besar kemarin Oline terluka sehingga Aristides yakin dapat mengetahui keberadaan gadis itu dari aroma darah yang menguar dari lukanya. Mudah untuk Aristides jika hanya mencari di ruang lingkup kerajaan seperti saat ini.

Namun, tidak ada. Aristides sama sekali tidak mencium aroma darah. Dia kembali mengepalkan tangannya.

“Bagaimana? Apa kau sudah menemukannya di sini?” tanya Alardo santai ketika melihat perubahan raut wajah Aristides.

“Sial.” Aristides mengumpat sambil menatap Alardo nyalang. “Aku sangat yakin itu kau. Jika benar kau yang menyembunyikannya, kupastikan kerajaanmu beserta isinya akan habis olehku.” Lalu Aristides berbalik dan melangkah pergi.

“Wow, ancaman yang menakutkan.” Alardo pura-pura bergidik takut. Selain mereka menjijikkan (bagi Alardo, minum darah rutin adalah hal yang menjijikkan, terkecuali para Demon), mereka sangat sombong dan angkuh. Mereka berlagak seolah mereka yang berkuasa atas dunia ini.

Menyadari masih ada presensi lain, Alardo menghentikan pikirannya mengenai Vampire. “Lalu kenapa kau masih di sini?”

“Aku tahu dia ada di sini.”

“Benarkah?” tanya Alardo dengan kaget yang dibuat-buat. “Namun seperti jawabanku tadi, dia tidak ada di sini.”

“Tapi mengingat kau dulu adalah tunangannya, aku akan mengatakan ini.” Alardo menegakkan punggungnya, menatap Kennan serius. “Malam itu, kami bertemu di taman istana Herodias. Penampilannya cukup berantakan, dan yah ... dia memang dikejar makhluk menjijikkan itu.”

Kennan diam. Dia tahu makhluk menjijikkan yang Alardo maksud. Vampire. Raja Werewolf itu memang dari dulu tidak menyukai kaum tersebut.

“Dia sempat bertanya padaku. Kau tahu apa yang dia tanyakan?” Alardo menatap raut Kennan lekat. Namun tidak ada perubahan apa pun di sana. Akhirnya Alardo melanjutkan, “ ’Kau tahu berapa lama aku pergi?’ Kira-kira seperti itu.”

“Pertanyaan yang aneh. Dan pastinya kau tahu ke mana dia selama ini.” Alardo kembali mengambil jeda. “Berbicara mengenainya, dia semakin cantik.”

Kennan mendengkus kesal. Tidak suka ketika pria lain mengatakan sesuatu mengenai Oline.

“Baiklah, aku lelah sedari tadi berbicara banyak. Aku harap kalian berdua tidak dapat menemukannya. Satunya telah mencampakkan, dan satunya suka menyiksa.” Alardo menggeleng prihatin lalu meninggalkan Kennan yang kembali bergulat dengan pikirannya.

Menyiksa?

***

Ruangan luas berwarna putih tersebut sangat sunyi. Lampu yang bergelantungan di atas hanya bisa memberi penerangan seadanya. Jendela tertutup rapat. Beberapa nakas mengisi setiap sudut ruangan. Dilengkapi sebuah ranjang berukuran king size yang ditiduri oleh seorang gadis.

Tak berselang lama terdengar derit pintu. Suara langkah kaki terdengar mendekati gadis itu. Pria itu menatapnya lekat lalu merapikan anak rambut yang menghalau wajah cantiknya.

Mata gadis itu masih betah terpejam. Deru napasnya sudah normal dibandingkan beberapa waktu lalu. Tangan pria itu terulur, menghapus bulir-bulir keringat di pelipis gadis itu seraya tersenyum kecil.

“Gadis bodoh.”

March 6, 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

March 6, 2020

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang