F O U R T Y S E V E N T H ; The Most Awaited

43.8K 5.8K 557
                                    

MATA Oline kembali terpejam saat secercah cahaya masuk ketika dia membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MATA Oline kembali terpejam saat secercah cahaya masuk ketika dia membuka matanya. Ia memegang kepalanya, lalu berusaha menegakkan punggung.

“Kak Oline?”

Oline menoleh lalu mengulas senyuman tipis saat melihat Caitlin baru memasuki ruangan tersebut. “Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Oline sedikit geli karena Caitlin melayangkan tatapan tak percaya.

Dengan langkah cepat Caitlin berdiri di samping Oline yang kini menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. “Apakah ada yang sakit?”

Sedikit aneh akan tingkah Demon itu, Oline menggeleng pelan. “Ada apa?”

Caitlin menghela napas lega lalu duduk di pinggir kasur. “Kau tidak sadarkan diri selama dua hari karena terkena racun.”

“Dua hari?! Lalu bagaimana keadaan sekarang? Apa Kennan sudah memberi pohon yang kami cari itu?”

“Soal itu ....” Mata Caitlin bergerak gelisah. Dia bingung apakah harus memberitahu Oline yang sebenarnya.

“Kenapa? Sedari tadi tingkahmu sangat aneh.” Oline memicingkan mata curiga.

Kembali menghela napas, akhirnya Caitlin mengatakan yang sesungguhnya, “Aku tidak begitu tahu awalnya bagaimana. Sewaktu Kak Kennan kembali dengan membawamu dalam keadaan tak sadar, tiba-tiba dia pergi menuju kerajaan Katias dan bertemu Pangeran Claude, lalu ....”

“Lalu apa?”

“Mereka bertarung. Kak Kennan tahu kalau Pangeran Claude yang berusaha mencelakaimu. Sebab itu ia ke sana, bukan ingin mengambil obat penawar darinya melainkan untuk memberi Pangeran Claude balasan yang lebih parah lagi.” Caitlin menggenggam tangan Oline. “Kau tahu? Sebagian kerajaan Katias hancur karena mereka berdua, sampai-sampai Raja dari Vampire membuat pernyataan kepada Ayahanda untuk mencegah perselisihan di antara kerajaan Katias dengan kerajaan Altissimo.”

Oline mengangguk-angguk. Ada rasa hangat yang menjalar dalam hatinya mendengar Kennan membelanya. Dia tidak tahu Kennan akan senekat ini hanya karena dirinya, dan Oline tidak tahu Pangeran Claude memiliki niat terselubung saat menyuruh Kennan mencari pohon salju lima warna itu.

“Aku ingin bertemu Kennan. Di mana dia sekarang?” Setidaknya sekarang Oline harus mengucapkan terima kasih pada Kennan. Biar bagaimana pun, Kennan sudah melindunginya selama ini.

“Ikut aku.”

Sama seperti biasa, kerajaan Altissimo sangat sibuk. Para pelayan melakukan tugasnya, dan para penjaga berdiri tegak di tempat tertentu. Oline mempersiapkan dirinya untuk bertemu Kennan. Ada rasa kecewa dalam dirinya saat sadar bahwa Kennan tidak ada di sisinya sewaktu dia terbangun.

Caitlin membuka pintu kamar Kennan, lalu mempersilakan Oline masuk duluan.

“Ini ....”

Mata Oline membesar ketika menyapu pandangannya. Ada yang berbeda dengan kamar ini. Dulu saat memasukinya, Oline tidak mendapati tempat tidur. Seperti yang pernah dikatakan Kennan, Demon tidak butuh tidur. Namun sekarang, di kamar ini ada sebuah ranjang berukuran king size di dekat jendela disertai pemilik kamar yang sedang terbaring di atasnya.

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang