S I X T Y F I R S T ; Back or She Died

39.4K 4.9K 1K
                                    

SAAT ini Oline skeptis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SAAT ini Oline skeptis. Tubuhnya mematung di depan pintu utama istana. Apa ini ilusi?

“OLINE! KE MANA SAJA KAU? AKU MERINDUKANMU!”

Tubuh Oline terhuyung ke belakang. Untung saja ia dapat menjaga keseimbangan sehingga tidak terjerembap ke belakang. Matanya mengerjap pelan, lalu berusaha menatap wanita berambut oranye yang sedang memeluknya erat.

“Bagaimana kau bisa di sini?”

Aila melepaskan pelukannya lalu mencebik kesal. “Kau tidak suka? Benar-benar keterlaluan! Selama puluhan tahun menghilang dan tidak memberitahu kami. Kau tidak tahu Ibu mengkhawatirkanmu?!”

“Ibu....” Oline termenung kembali. Ia kehilangan kata-kata.

“Aku sudah tahu semuanya. King Alardo memberitahu Uniar, sehingga disinilah aku.” Aila memegang pundak Oline. “Jujur saja, di mana kau bersembunyi? Dan jug—ASTAGA! WAJAHMU TIDAK MENUA!”

Pelototan Oline membuat Aila membekap mulutnya. Oline menghela napas. Elf itu tidak berubah. Masih heboh seperti dulu. Tetapi jika diperhatikan lebih teliti, wajah Aila terlihat lebih dewasa dibanding sebelumnya.

“Kau tidak menyuruhku masuk lalu menyajikan secangkir teh beserta kue?” Aila mengangkat alisnya, menunggu jawaban Oline.

Oline merotasikan bola matanya, lalu segera mengajak Aila masuk ke istana. Sebelum masuk lewati pintu ganda tersebut, Aila menghentikan langkah lalu menoleh ke belakang. Ia merasa ada yang tidak beres di sana.

“Kenapa?”

Aila kembali menatap Oline di depan. “Ah, tidak apa-apa. Ayo, kau harus melayaniku dengan baik di sini.”

Lagi, Oline memutar bola matanya. Mereka berdua menjelajahi seisi istana kecil itu bersama tanpa ada yang terlewatkan. Tanpa Oline jelaskan pun Aila tahu. Maka dari itu ia tidak perlu repot-repot dan hanya menuntun Aila ke segala tempat di dalam istana.

“Kau datang ke sini dengan siapa?” Oline mengganti topik pembicaraan Aila seputar istana.

“Tentu saja Uniar. Siapa lagi?” balas Aila enteng sambil memegang vas bunga lalu mengaguminya.

“Benar-benar sahabat semati.” cibir Oline membuat Aila tertawa kemudian merangkul lengan Oline dan mengajaknya kembali berkeliling.

“Lalu kenapa kau sendiri? Uniar mana?”

“Pria itu sedang bersama King Alardo dan Pangeran Cailan.”

Mata Oline melebar, menatap Aila tidak percaya. “Pangeran Cailan juga di sini? Apa yang mereka lakukan?”

“Mana kutahu?” Aila mendudukan dirinya di sofa. “Begitu tiba, aku segera mengikuti pelayan ke sini menemuimu. Sekarang ceritakan, di mana saja kau selama ini?”

“Aku kembali ke kaumku.”

“Kaum manusia?”

“Ya, memang apa lagi?” Oline duduk tidak jauh dari Aila. Beberapa pelayan datang menyajikan beragam kue serta teh, seperti yang diminta Aila.

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang