F I F T Y N I N T H ; You're really here

38.1K 4.9K 647
                                    

“Kau—”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau—”

Pria itu kini sudah berdiri di samping Oline. Wajahnya datar, tidak menampilkan sedikit ekspresi pun. Lalu tanpa diduga, ia menyentil kening Oline pelan. “Dasar bodoh,”

“Akh!” Oline memegang kepalanya. Reaksi kesakitannya membuat pria itu gelagapan.

“H-hei, apa itu sakit? Aku hanya melakukannya pelan.”

Alardo yang masih berada di sana berdeham pelan. “Pangeran Cailan.”

Cailan menatap Alardo tajam. “Apa? Kau mau menyalahkanku? Cepat panggil dokter!”

Lagi-lagi Alardo berdeham, menahan ketawa. “Sebenarnya dia mengerjaimu.”

Pandangan Cailan dengan cepat tertuju pada Oline yang tidak dapat menahan tawanya lagi. Gadis itu tertawa dengan lepas, membuat raut wajah Cailan berubah masam.

Beberapa saat kemudian tawa Oline mereda. “Jadi itu benar dirimu?” Ia masih mengingat dengan jelas, Cailan mengulurkan tangan padanya di hutan itu. Maka dari itu, saat melihat Alardo di sini dia tidak yakin bahwa Werewolf itu yang dilihatnya terakhir kali.

“Kenapa? Kau berharap Kakakku yang berada di sini?” balas Cailan ketus.

Oline terkekeh pelan. Sifat Cailan masih tidak berubah. Namun ia tidak bisa memungkiri, fisik Cailan cukup berubah menjadi dewasa. “Aku berhutang nyawa padamu.”

“Jika kau merasa seperti itu maka jawab pertanyaanku. Mengapa kau menghilang?”

“Hm, aku juga ingin menanyakan hal itu.” Alardo mengangguk-anggukan kepala menyetujui keputusan Cailan ini. Semua orang gempar mengetahui calon tunangan Kennan menghilang. Padahal hari pertunangan mereka sudah di depan mata. Namun Kennan tidak mengatakan sepatah kata pun dan malah bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Oline memilin jemarinya sembari menunduk. Mempertimbangkan apa yang akan dia lakukan ini benar atau tidak.

Lama tidak mendapat jawaban, Cailan mendengkus. “Aku tidak akan memaksa.”

“Tunggu,”

Langkah Cailan terhenti. Oline menatap Alardo dan Cailan. “Apa kalian percaya ada dunia lain?”

“Kau mulai mengatakan hal bodoh—”

“Pangeran, dengarkan Oline dulu.” Alardo memotong perkataan Cailan, lalu dengan lembut memandang Oline. “Lanjutkan.”

Oline menghela napas pelan. Dia kembali menatap dua pria itu bergantian. “Sebenarnya aku bukan berasal dari dunia ini.”

***

“Wuahh! Di mana ini? Kenapa hanya terlihat hutan?” Oline berjalan pelan menyusuri luar istana kecil yang dia tinggali.

Selama seminggu ia memulihkan tubuh, akhirnya Alardo mengizinkannya keluar. Tapi dia tidak menyangka bahwa sekeliling istana ini adalah hutan.

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang