LANGIT dunia Dracania menggelap. Awan-awan hitam menutupi seluruh langit, menghalangi sinar matahari yang cerah. Suhu yang awalnya hangat perlahan turun beberapa derajat.
“Perasaanku tidak enak.” Elica memandang langit dengan tatapan cemas. Ada sesuatu yang salah, pikirnya. Tetapi dia tidak tahu pasti apa itu.
Kendrick di sampingnya menatap wajah khawatir wanita itu namun tidak membalas. Dia juga punya firasat buruk. Segera dia memerintahkan Alfred untuk memeriksa.
“Aku merasa ada yang tidak baik terjadi.” Elica menoleh, menatap Kendrick. “Kau pasti juga merasakannya, kan?”
Melihat wanitanya sedemikian gelisah, Kendrick mendekapnya sambil mengelus surainya lembut. “Jangan terlalu khawatir.” Katanya menenangkan namun matanya menatap langit yang mendung lekat.
Tuk! Tuk!
Elica menarik diri dari pelukan Kendrick saat bunyi ketukan kaca terdengar. Tatapannya jatuh pada sosok mungil yang menabrakkan tubuhnya ke kaca jendela beberapa kali sebelum menembusinya. Dengan cepat sosok mungil itu memeluk Elica membuat wanita itu tertawa pelan.
“Piya! Ke mana saja kau? Sudah lama tidak melihatmu.”
Piya, sosok mungil namun legendaris di dunia Dracania. Ia adalah penjaga kestabilan dunia ini. Nama sosok legendaris sebenarnya bukan bernama Piya. Saat Elica bertemu dengannya, dia memutuskan menamainya seperti itu, sebab melihat keimutannya yang tidak sesuai dengan statusnya. Tentu saja Kendrick tidak menghentikannya.
Dengan sayap kecilnya, Piya terbang dan berusaha menarik Elica sambil bersuara dengan bahasa antah berantah.
“Apa yang kau lakukan?” Elica menatap Piya aneh. Sosok mungil ini jarang muncul dan juga jarang mengajaknya seperti ini. “Ada sesuatu yang aneh? Katakan padaku dulu.”
Piya tidak lagi berusaha menarik Oline. Dia terbang mensejajarkan tubuh mungilnya dengan wajah Oline, lalu membuka mulut memperlihatkan gigi putih kecil dan taringnya sembari menggeram, “Grr!”
Sontak Elica terkekeh geli. Dia merasa Piya semakin imut.
Merasa Elica tidak mengerti, Piya memutar bola matanya yang besar, berpikir sejenak, dan berkata menggunakan bahasa salah satu kaum dengan terbatah, “M-mor...”
Mendengar suaranya yang serak namun menggemaskan, Elica tidak tahan lagi dan segera mencubit pipi Piya. “Imutnyaa!”
“Mor?” Kendrick yang sedari tadi memerhatikan langsung merenung.
Elica berpaling dari Piya ke Kendrick. Dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, “Ada apa dengan kata itu?”
“Kegelapan. Bahasa kaum Peri.” Kendrick menjelaskan dan menatap Piya serius. “Bisa kau jelaskan lebih detail?”
Piya mengangguk patuh dan tergesah-gesah melarikan diri dari tangan Elica, merasa Kendrick lebih dapat diandalkan dibanding tuannya. Tanpa sadar Elica cemberut karena Piya kabur darinya, tapi melihat Kendrick yang serius, pasti ada sesuatu yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince in a Dream ✓
Fantasy[SUDAH TERBIT | PART LENGKAP] (Fantasy-Romance) #1 in fantasy per 15-11-2020 #1 in another dimension 01-05-2021 #1 in prince 17-07-2021 #1 in king 17-07-2021 #1 in mate 28-11-2021 #2 in pangeran 01-05-2021 #3 in romance [out of 382k stories] 30-05-2...