T W E N T Y N I N T H ; Pick Up

50.2K 6.4K 315
                                    

AWAL kedatangan mereka kembali, wilayah tersebut cukup parah hancurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AWAL kedatangan mereka kembali, wilayah tersebut cukup parah hancurnya. Sebagian rumah bahkan habis terbakar dan pepohonan rindang yang tubuh di sekitar sana tumbang.

Namun itu sudah berlalu. Sekarang wilayah tersebut kembali dibangun seperti sedia kala. Kalau dipikir-pikir, sudah lima hari kejadian itu terlewati. Kejadian yang memakan cukup banyak korban.

Kini Oline dan Aila sedang berkeliling untuk melihat wilayah tersebut. Yang mereka syukuri saat kembali adalah rumah mereka tidak begitu rusak. Jadi mereka hanya perlu memperbaiki atap rumah dan membersihkan lingkungan sekitar.

“Semua orang sibuk, ya?” tanya Oline yang sebenarnya tidak ada topik pembicaraan. Dia hanya malas menghadapi keheningan di antara mereka.

“Hm.”

“Oh iya, bagaimana kabar Uniar?” Oline melirik Aila. Sejak kejadian itu, Alardo dan Uniar tidak pernah kelihatan lagi.

“Entahlah. Aku juga tidak tahu.” sahut Aila lalu melirik Oline dengan senyuman menggoda.

“Kenapa kau menanyakannya? Kau mulai menyukai Uniar?” Aila melebarkan senyumannya. “Lalu bagaimana dengan kedua pangeran itu?”

Oline langsung mendengus. Semakin Aila tahu, semakin menyebalkannya Elf itu. Tidak henti-hentinya untuk menggoda Oline.

Semua yang Oline rahasiakan selama ini telah ia beritahukan kepada Vale dan juga Aila. Kecuali mengenai dirinya berasal dari Bumi. Seandainya Oline berkata bahwa dirinya berasal dari dunia lain, bisa ia tebak jikalau dua Elf itu tidak akan mempercayainya.

“Sudah kubilang, kan. Aku hanya sebatas mengenal, tidak lebih. Kau terlalu melebih-lebihkan.” sungut Oline kesal sembari mempercepat langkah menuju rumah.

Mereka hari ini hanya berniat berkeliling untuk melihat wilayah yang kembali normal. Walau masih ada beberapa prajurit yang menjaga di beberapa tempat untuk bersiaga dan memastikan tidak ada lagi penyerangan.

Namun karena sudah lelah, Oline mengajak Aila untuk segera pulang. Lagi pula sekarang sudah sore. Oline ingin berleha-leha di rumah saja.

“Kenapa di sini ramai?” Aila langsung bertanya pada Oline begitu melihat sekitar rumah mereka.

Oline melirik Aila dengan ragu. “Aku harap tidak terjadi hal yang buruk.”

Kedua gadis itu mempercepat jalan mereka. Beberapa kali mereka harus berdesak-desakan sambil berucap permisi.

Ketika sampai di depan rumah yang semakin ramai, ada beberapa kuda beserta sekereta kuda mewah. Tak lupa beberapa prajurit di sana.

Sembari mendekat, Oline menatap prajurit-prajurit itu waspada. Beda dengan Aila yang sudah mendahuluinya masuk ke rumah.

Banyak makhluk yang berkumpul menyaksikan itu berbisik-bisik, mencoba menebak apa yang sedang terjadi.

“KAK OLINE!”

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang