S E V E N T E E N T H ; Request

56.7K 6.6K 234
                                    

“SELAMAT pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“SELAMAT pagi...” sapa Oline sambil menarik kursi lalu duduk di depan meja makan. Di hadapannya terdapat Vale dan Aila yang menatapnya dengan kening yang berkerut.

“Oline, kenapa matamu merah?” tanya Vale lalu meletakkan sepiring daging yang baru dia masak di atas meja.

“Oh? Benarkah?” Oline memegang sudut matanya.

Sejujurnya, Oline saat ini sangat lelah. Matanya terus ingin terpejam karena kantuk. Semalam hingga dini hari dirinya tidak tidur karena kejadian di mana para bandit yang hendak menculiknya, yang berujung dirinya berada di kerajaan Altissimo.

Dan lagi, kalau bukan karena Aila, Oline tidak akan bangun secepat ini. Tadi Aila sempat membangunkannya dan mengatakan akan mengajak dirinya jalan-jalan, lagi.

“Apa semalam kau tidak tidur?” tanya Vale lagi yang membuat Oline tersenyum kikuk.

“Iya, Bu.”

“Kenapa?!” sergah Aila cepat dan penasaran.

Oline mengendikkan bahu. “Aku juga tidak tahu.”

“Mungkin karena Oline baru pertama kali.” Vale tersenyum sembari duduk di kursinya.
“Tadi malam kan waktunya mereka datang.”

Seolah mengerti, Aila mengangguk. “Suhunya memang akan berubah saat mereka datang. Tapi selama kau berada di dalam rumah, kau akan tetap aman.”

Oline mengangguk tak acuh lalu mulai menyecap kuah sup buatan Vale lalu melebarkan matanya. “Ini sangat enak.” ujarnya lalu kembali memasukan isi sup tersebut ke dalam mulutnya.

Vale tersenyum. Sedangkan Aila mengangguk-ngangguk. “Tentu saja. Ibuku sangat pandai memasak. Sup ini berisi jamur dan daging rusa. Coba makan dagingnya.”

Menurut, Oline memasukkan daging sup tersebut lalu mulai merasakan cita rasanya. Gadis itu kembali melebarkan matanya. “Ini sangat empuk dan lembut.”

“Ya! Kau benar sekali.”

“Ibu sengaja buat sup ini agar kalian lebih sehat dan bersemangat. Ada tanamam herbal yang ibu tambahkan.” Vale berujar lalu mulai menyantap sarapannya.

“Ah, pantas saja sedikit berbeda. Malah lebih enak.” sahut Aila dengan semangat.

Sedangkan Oline masih sibuk merasakan masakan Vale yang begitu... lezat. Jujur saja, Oline jarang memakan masakan seorang Ibu. Dari dulu sampai sekarang.

Bukannya Mom yang tidak menyayanginya. Dan bukan juga Mom yang sangat sibuk. Namun kenyataannya ialah, Mom tidak bisa memasak. Mom memang seorang wanita karir, namun dia akan selalu ingat keluarganya.

Setiap hari, mulai dari sarapan, makan siang, serta makan malam selalu disiapkan oleh pembantunya. Maka dari itu, sangat jarang Oline merasakan masakan seorang Ibu. Apa lagi Mom tidak pernah mau belajar memasak.

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang