F O U R T Y T H I R D ; Broken Plan

47.8K 6.2K 564
                                    

SEJAK pagi, Oline sudah dibuat pusing oleh para pelayan yang membangunkannya untuk segera bersiap-siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEJAK pagi, Oline sudah dibuat pusing oleh para pelayan yang membangunkannya untuk segera bersiap-siap. Kantuk sedari tadi menyerang dirinya karena sudah dibangunkan sejak subuh.

Pelayan terus berjalan hilir mudik mengambil dan mempersiapkan kebutuhan Oline. Bahkan sekarang saja dirinya sudah dirias dan menggunakan gaun anti ribet. Oline jadi menggerutu. Kenapa gaun ini tidak diberikan padanya sejak awal? Dibanding menggunakan gaun indah namun tebal nan ribet, Oline lebih suka menggunakan gaun sederhana namun mudah dan tidak menyusahkan dirinya.

Kini Kennan dan Oline berdiri di gerbang kerajaan. Sedari tadi mata Oline tidak bosan menjelajahi seluk beluk di sekitarnya. Astaga, gerbang kerajaan ini sungguh besar dan tinggi. Kira-kira tingginya sekitar 50 meter. Di samping kiri dan kanan gerbang berdiri pilar yang di atasnya terdapat patung berbentuk singa bertanduk dengan sayap yang membentang lebar.

Ingatkan Oline untuk segera menutup mulutnya karena dirinya terus tercengang. Beberapa kali decakan kagum keluar dari mulutnya, dengan mata berbinar peluh minat.

Ini pertama kalinya Oline sampai di depan kerajaan. Gerbang yang digunakan sebagai akses keluar masuk penghuni kerajaan. Walaupun hal itu hanya sebagai formalitas dan diperuntukkan bagi tamu karena nyatanya Kennan, Cailan dan Caitlin lebih suka pergi menggunakan sayapnya.

Banyak sekali prajurit yang berjaga di setiap sisi gerbang. Mereka berdiri tegak dengan pandangan lurus dan datar. Membuat Oline yang pertama kali melihat menyangka jika prajurit itu adalah manekin.

“Ibunda, kurasa semua barang itu tidak kami butuhkan.” Kennan berdesis pelan melihat barang-barang yang sudah disiapkan oleh pelayan. Mereka hanya akan pergi dua hari, bukan berbulan-bulan. Kenapa Elica bertindak dramatis seperti ini? Pakaian, makanan, minuman, dan lain sebagainya sudah tertata rapi di pinggir gerbang.

Elica menaikkan sebelah alisnya. Gaun berwarna putih tulangnya begitu kontras dibanding warna di sekelilingnya. Kulit putih pucatnya membuat bibir ranumnya terlihat sangat segar.

Bahkan saat pertama kali Oline melihat penampilan Elica saat ini begitu terkagum-kagum. Benar kata Aila, kecantikan Queen Elica tidak ada duanya.

“Mungkin itu kau, tapi Oline pasti membutuhkannya.” Elica melempar senyuman pada Oline, yang dibalas gadis itu dengan senyuman kikuk.

“Kalian akan berangkat sekarang?” Suara berat itu terdengar di samping Elica, mengambil perhatian mereka yang berada di sana.

Mata Oline membulat sempurna. Mulutnya terbuka. Seketika dia merasa jiwanya sudah terlepas dari tubuhnya.

Pria itu ... pria yang berdiri di samping Elica sambil merangkul pinggang Elica, Oline tidak sanggup mendefinisikannya lagi.

Wajah datar, mata abu-abu yang tajam sekaligus dingin, rahang yang sangat kokoh, hidung mancung sempurna, rambut hitam sepekat malam, tinggi dan tegap, dada bidang menggoda, dengan kharisma menakjubkan.

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang