T W E N T Y F I R S T ; May We'll Meet Again

50.7K 6.4K 267
                                    

RASANYA belakangan ini Oline mendapat kebebasan yang berarti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RASANYA belakangan ini Oline mendapat kebebasan yang berarti. Kebebasan di mana Oline benar-benar menikmatinya. Sendiri, tanpa ditemani seorang pun.

Bahkan Aila tak pernah mencampuri urusannya. Ketika dirinya pulang malam, Vale atau Aila hanya akan bertanya, “Apakah hari ini menyenangkan?”

Oline menghargai keputusan mereka itu. Mereka ingin memberi Oline privasi. Karena bukan hanya Oline yang memiliki itu, begitu pula Aila dan Vale.

Mereka hanya akan bertemu di pagi, siang, dan malam untuk sekedar makan bersama dan menceritakan apa yang baru saja mereka lakukan. Oline senang, karena mereka memberi kebebasan bukan karena acuh tak acuh.

Namun kini, Oline harus mencari dan menemukan Aila segera. Bukannya dirinya yang mencari Elf itu, tetapi Vale. Vale ingin kedua gadis itu segera berada di rumah.

Karena sudah cukup lelah mengelilingi wilayah tersebut untuk mencari keberadaan Aila, Oline berhenti melangkah sejenak lalu mencari menggunakan otaknya.

Aila tidak berada di kebun, ladang, maupun tempat lainnya yang biasa dikunjunginya. Lantas, di mana Oline harus mencarinya?

Kening Oline sedikit mengerut. Tunggu, sepertinya hanya satu tempat yang belum Oline periksa. Dia tersenyum, lalu segera beranjak menuju tempat tujuannya saat ini.

Tak membutuhkan waktu yang lama agar Oline sampai. Dan seperti awal kedatangannya, tempat tersebut damai dan sunyi.

Oline mengedarkan pandangannya, namun tak mendapati sosok yang tengah dicarinya. Kaki gadis itu membawanya semakin masuk menyelusuri tempat tersebut.

Suara air yang mengalir memasuki indra pendengarannya. Langkah Oline terhenti begitu mendapati sosok yang tengah berdiri didekat sungai. Gadis itu tersenyum lebar, lalu berjalan mendekat.

“Uniar!”

Sosok yang dipanggilnya itu perlahan berbalik. Uniar langsung mengernyit sambil menatap Oline dari bawah sampai atas.

“Apa yang kau lakukan di sini?”

Oline berhenti tepat di depan Uniar. Alisnya terangkat, “Hanya ingin bertanya, apa kau melihat Aila? Aku sudah mencarinya sedari tadi, tapi aku tidak menemukannya.”

“Dia tidak bersamaku.” jawab Uniar cepat.

Gadis itu mendesah lelah. “Kukira dia bersamamu.”

“Tidak. Sekarang kau bisa pergi.”

Mendapat respons yang kurang bersahabat, Oline menatap Uniar bingung. “Kau mengusirku? Kenapa? Apa kau tidak suka aku di sini? Kukira kita sudah berteman.”

Uniar mengusap wajahnya kesal lalu memegang lengan Oline cukup erat, membuat gadis itu meringis pelan.

“Bukannya begitu. Kau tidak akan mengerti. Lebih baik sekarang kau pergi!” Uniar berseru tegas. Sorot matanya menatap Oline tajam.

“Aku tidak akan pergi sebelum kau memberikan alasan yang logis, Uniar.” Oline bersedekap, menatap Uniar seolah tak ingin kalah.

Sedangkan Uniar malah menghela napas lelah karena harus menghadapi sikap keras kepala gadis itu.

“Dia benar, Uniar, kau harus memberikannya alasan yang masuk akal.”

Mendengar itu, Uniar mematung sesaat lalu segera berbalik dan menunduk dalam. “Apakah Anda sudah selesai melihat-lihat?”

Seseorang yang baru saja datang itu mengulas senyuman untuk Oline yang menatapnya penasaran.

“Sebenarnya belum. Tetapi telingaku menangkap sebuah suara yang cukup merdu.” katanya dengan tatapan yang tak lepas dari wajah Oline.

Kini seseorang itu menatap Uniar yang berada di sampingnya. “Uniar?”

Seolah mengerti, Uniar memejamkan matanya sekilas, menyesal karena membuat Oline terjebak dalam situasi ini, lalu membuka mulut. “Dia seorang manusia yang tinggal di daerah ini, Pangeran.”

“Aku bisa melihatnya. Lalu?” tanya seseorang yang Uniar panggil “Pangeran” tersebut.

“Dia teman Aila.”

Pangeran itu mengangguk. “Ah, gadis Elf itu?” tanyanya sembari meneliti Oline dari bawah hingga atas. Membuat gadis itu seketika risih.

“Aku rasa, aku harus pergi sekarang.” sahut Oline cepat sebelum seseorang yang sangat asing baginya itu kembali membuka mulut.

Saat Oline berbalik ke belakang, hampir saja dirinya terjungkal begitu mendapati sosok asing tadi kini berada di hadapannya.

“Seperti perkataanmu tadi, kau harus memberi alasan yang logis untuk pergi dari sini.” Pangeran itu tersenyum tipis. “Aku Alardo, Pangeran dari kaum Werewolf. Siapa namamu, gadis manusia?”

Jujur saja, Oline sedikit takut dan merinding saat laki-laki itu memanggilnya gadis manusia. Tatapan dan senyuman mautnya membuat Oline seketika menyesal tak mendengarkan perkataan Uniar tadi.

Jadi apa Uniar menyuruhnya pergi dari sini karena laki-laki ini? Jika benar, Oline sudah mengambil keputusan yang salah karena sudah bersikap keras kepala.

“Oline.” cicit gadis itu berhati-hati.

Alardo menaikkan satu alisnya lalu terkekeh. “Oline? Nama yang unik dan asing.”

“A-aku harus mencari Aila sekarang,” ujar Oline tak sabar untuk keluar dari suasana menegangkan ini.

“Baiklah. Silakan, Oline.”

Saat Oline melewati Alardo, pangeran Werewolf itu berbisik, “Mungkin kita akan bertemu lagi.” Membuat Oline dengan segera mempercepat langkahnya agar menjauh dari sana.

Alardo masih memerhatikan sosok Oline yang semakin menjauh dengan wajah yang berubah dingin.

“Uniar.”

“Ya, Pangeran?”

“Aku suka dia. Dapatkan informasi lengkap mengenai gadis manusia itu segera.” titahnya dan beranjak meninggalkan Uniar yang kembali mematung di tempatnya.

” titahnya dan beranjak meninggalkan Uniar yang kembali mematung di tempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

March 17th, 2019.

A/N :

What is that?! Kenapa ada tokoh yang muncul lagi???

Wkwkwk....

Maafkan daku yang kembali lama updatenya. Diusahakan updatenya cepet ya!

Bikos aku rencanain akhir bulan April cerita ini selesai. (Masih rencana ya)

Jangan lupa vote dan commentnya selalu~

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang