EXTRA PART #5

25.1K 2.7K 939
                                    

EXTRA PART #5 : SON

EXTRA PART #5 : SON

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Berbulan-bulan Oline merasakan bagaimana menjadi ibu hamil. Ugh, benar-benar merepotkan. Dia jadi merasa berdosa karena dulu sangat durhaka pada mommynya. Perutnya sudah sangat besar. Bahkan berjalan beberapa meter saja Oline merasa sangat lelah. Jadi Kennan memintanya agar lebih baik tinggal di kamar saja.

Walaupun kesal karena hanya berada di dalam bangunan, dalam lubuk terkecilnya Oline membenarkan saran Kennan. Jika dia memaksakan diri, takutnya malah terjadi apa-apa dengan anak mereka.

Tanpa sadar Oline mengusap perut bulatnya sambil menatap wajah Kennan yang damai.

Laki-laki itu masih memejamkan mata, terlihat jelas wajah kelelahannya sebab pekerjaan seorang Lord sangatlah banyak. Bahkan Oline sendiri tidak menyangka. Dulu saat melihat Kendrick yang selalu di sisi Elica, Oline berpikir pekerjaan Lord sangat mudah yaitu tinggal memerintah pasukannya saja. Padahal pekerjaannya lebih rumit dari itu.

Saat tangan Oline terulur hendak mengelus pipi Kennan, gerakannya terhenti tatkala Kennan menangkap tangannya. Oline mengerjap pelan, memerhatikan tangannya yang sekarang dikecup bertubi-tubi oleh laki-laki itu.

Mata Kennan perlahan terbuka, menampilkan iris abu-abu yang sangat disukai Oline sejak awal pertemuan mereka. “Selamat pagi.”

“Pagi,” balas Oline dengan senyuman. Setelah menikah, satu lagi hal yang Oline sukai. Wajah Kennan saat bangun tidur. Sungguh memesona dan menggoda.

Laki-laki itu kemudian bergerak ke bawah dan mencium perut Oline sembari mengelusnya. “Selamat pagi, Pangeran kecil. Kau tidak menyusahkan Ibundamu, kan?”

Spontan Oline tertawa kecil. “Tentu saja tidak. Dia anak yang baik dan pintar.”

Senyuman tipis menghiasi bibir Kennan. Dia kemudian membaringkan kepalanya sejajar dengan perut Oline dan memeluknya sembari menyandarkan wajah di perut Oline. “Aku ingin seperti ini seharian.”

Oline yang sedang mengelus-elus kepala Kennan berdecih pelan. “Lord macam apa yang sepertimu.”

“Shhtt, jangan berbicara sinis. Aku tidak mau kau menularkan sifat jelek itu pada anakku.”

Oline melotot kesal. “Apa katamu?!”

Kennan terkekeh dan kembali mencium perut Oline. “Kau dengar itu? Ibundamu sangat garang.” Oline semakin melotot mendengarnya.

Kennan menegakkan punggung seraya mengusap perut Oline lagi. “Jangan aneh-aneh. Jika bisa, jaga Ibundamu selama Ayahanda bekerja.”

Jika Kennan seperti ini, Oline jadi tidak bisa menahan senyum. Tetapi teringat berapa bulan dia mengandung, Oline jadi merasa aneh. “Tapi Kennan, usia kandunganku sudah dua belas bulan. Ini... sangat tidak wajar.”

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang