S I X T Y S I X T H ; She is a Demon

25.5K 4.1K 539
                                    

“AKU masih tidak menyangka ini!” Sedaritadi Finn terus berbicara di samping Lizzie sambil menoleh ke sekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“AKU masih tidak menyangka ini!” Sedaritadi Finn terus berbicara di samping Lizzie sambil menoleh ke sekitarnya. Maklum saja, dia hanya seorang Shapeshifter yang suka bereksperimen dengan tanaman. Mana mungkin dia memiliki kesempatan untuk pergi ke istana yang ditempati para bangsawan.

“Hei!” Langkah Lizzie terhenti saat Finn menghadang jalannya. Dia mendongak malas, menatap mata biru Finn yang penuh keraguan tatkala mereka tiba di pintu aula. “Kau benar-benar tunangan Pangeran? Tidak mengada-ada, kan?”

Lizzie tersenyum datar. “Kapan aku seperti itu?”

Finn memegang dagunya dan merenung sebentar. Selama sepuluh tahun mengenalnya, Lizzie yang ia kenal memang tidak pernah tersenyum tulus, bahagia, dan berbicara omong kosong. Lizzie itu walau secantik bunga, seindah aurora, perilaku selembut sutra, namun dia sebenarnya datar, dingin, dan... kejam. Tapi tentu saja Lizzie bukan termasuk golongan jahat.

“Jika tidak merepotkan, bisa kau minggir dari hadapanku?”

Ah, Finn lupa yang satu ini. Lizzie paling tidak suka ada yang menghadang jalannya. Segera Finn menyingkir dan membiarkan Lizzie kembali melangkah. Kedua penjaga pintu menunduk hormat dan segera membuka pintu. Sembari pintu ganda yang terbuka perlahan, Lizzie melirik Finn yang nampak gugup lalu bertanya, “Di mana pakaian ini kau dapat?”

Sontak Finn menggaruk belakang kepalanya sambil cengegesan. Karena Lizzie mengajaknya menghadiri pesta tahunan wajib yang diselenggarakan di kerajaan Altissimo, Finn segera mendapatkan pakaian terbaik di pasar demi menemaninya—walau arti mendapatkan Finn adalah mencuri.

“Aku tidak ingin kau malu karenaku.” Lirih Finn menahan wajah memerah.

Lizzie menepuk pundak Finn. “Baik, ayo masuk.”

Finn tersenyum cerah menatap punggung Lizzie yang mulai menjauh. Biarpun Lizzie menakutkan, menurutnya ia sangat baik. Lizzie selalu mau membantunya mengumpulkan bahan eksperimen yang sangat sulit didapat dan biarpun Lizzie dingin kepadanya, ia tidak pernah meminta Finn untuk pergi.

Memikirkan itu, Finn memutuskan bahwa ia harus memastikan Lizzie bahagia nantinya. Kemudian dia segera mengejar Lizzie yang masuk duluan, tak lupa memberi pelototan tajam pada kedua penjaga yang tidak bisa menahan mata mereka dari sosok Lizzie.

Finn semakin melotot saat mengetahui bahwa rata-rata mata pria di ruangan ini beralih ke sosok Lizzie yang berjalan tenang.

Apa-apaan para bangsawan ini? Sangat jelalatan! Rutuk Finn dalam hati.

“Kau tahu dari mana?”

“Ayahku yang mendengar itu saat datang ke istana Yang Mulia Lord.”

“Tidak! Queen tidak pernah mau memilih Putri Mahkota selama ini walaupun banyak yang datang kemari untuk menarik perhatiannya. Kenapa tiba-tiba calon Putri Mahkota muncul?”

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang