S E V E N T I E T H ; Possibility

22K 3.9K 414
                                    

Selamat hari sumpah pemuda!

Spam komen dong.

Happy reading!

SEMUA pandangan mengarah pada sesosok perempuan yang berdiri di depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEMUA pandangan mengarah pada sesosok perempuan yang berdiri di depan. Wajahnya yang cantik namun datar mengalihkan perhatian mereka yang rata-rata adalah laki-laki.

“Nona Lizzie yakin ingin berpartisipasi?” Nolan menatap Lizzie ragu. Terlebih gaun putih bersih yang melekat di tubuhnya. Bukannya dia memandang Lizzie rendah, namun bertempur dengan persiapan seperti ini bukankah akan merepotkan?

Lizzie meliriknya dari sudut mata. Senyumnya sedikit mengembang. “Aku tidak akan menjadi beban kalian.”

Mata Nolan terbelalak. “Tidak, maksud saya bukan seperti i—” Ucapannya terhenti begitu melihat sosok Kennan yang berjalan mendekat. Ia menunduk hormat dengan canggung. “Pangeran.”

Kennan melirik Lizzie yang menatap ke depan sekilas, teringat sejenak kejadian kemarin namun dengan cepat dilupakannya. “Belum ada pergerakkan?”

“Ya, Pangeran.”

Demon itu mendengkus. “Pergi ke kerajaan dan te—”

“Uhuk,”

Tatapan Kennan  kembali ke Lizzie yang memunggunginya. Keningnya mengerut dan hendak maju namun gadis itu langsung beranjak pergi tanpa menoleh sekalipun. Tanpa sadar ia terus melihat sosok perempuan itu hingga menghilang di antara pepohonan.

Di sisi lain dengan terburu-buru Lizzie pergi sejauh-jauhnya sembari menutup mulutnya. Merasa jaraknya cukup jauh, ia bersandar pada sebuah pohon dengan napas terengah-engah.

“Hampir saja.” gumamnya sembari menurunkan tangannya. Sekitar mulutnya sudah penuh dengan darah. Ia meringis pelan melihat bercak darah di telapak tangannya. “Jika begini terus aku akan mati kehabisan darah.” dengkusnya kemudian.

Mendengar aliran air, dengan malas Lizzie berjalan menuju sumber dan segera membersihkan darah dari mulut, wajah, dan tangannya. Dia kemudian duduk di bawah nauangan pohon terdekat sembari memejamkan mata.

“APA?! PANGERAN SIALAN ITU JUGA ADA?”

“Tutup mulutmu! Jarak mereka tidak jauh dari sini!”

“Bagaimana mereka tahu rencana kita?! Apakah ada yang berkhianat?”

Suara bising itu membuat Lizzie mengernyit dalam istirahatnya. Dia bangkit dari duduknya, berjalan keluar dari balik pohon dengan senyuman malas.  “Oh, ternyata kalian bersembunyi di sini.”

“Siapa itu?!”

“Wuahh! Cantiknya.” Bisikan-bisikan itu langsung terdengar.

“Apakah nona ini tersesat?” Salah satu diantara mereka berjalan mendekat dengan seringaian.

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang