PRIA yang mengenakan jubah kebesarannya itu menatap seseorang di hadapannya lekat. Menanti apa yang hendak dikatakannya.
“Ayahanda bilang, aku bebas melakukan apapun jika itu hal yang baik. Ayahanda masih mengingatnya?”
Kendrick menatap hamparan wilayah kerajaannya. Dia berdeham, mengiyakan pertanyaan yang diajukan. “Lalu?”
“Aku ingin melakukan sesuatu.” kata Kennan menatap Kendrick serius. “Mungkin Ayahanda tidak tahu mengenai para bandit yang selalu datang setelah malam bulan purnama di wilayah Elius.”
“Elius? Wilayah yang berdekatan dengan kerajaan kita?” Kendrick menatap sang anak lurus. Lalu sedetik kemudian dia terkekeh, yang malah membuat Kennan mengernyit bingung.
“Aku serahkan mereka padamu.”
Kerutan di kening Kennan semakin nampak. Tak mengerti siapa mereka yang dimaksud Kendrick.
“Mereka, para bandit. Kau tahu kenapa mereka bisa menjadi kuat seperti sekarang?”
“Ayahanda tahu mengenai ini?” tanya Kennan semakin bingung. Kalau memang Ayahanda mengetahui ini, mengapa dia tidak segera bertidak dari awal?
“Aku tidak bisa terus menerus memusatkan perhatianku pada mereka. Mereka belakangan ini memang terus berevolusi, mungkin sudah waktunya kita melenyapkan mereka segera.” Kendrick memegang pundak Kennan dengan senyuman tipis. “Karena kau anakku, akan aku serahkan masalah ini padamu.”
Dengan segera Kennan menegakkan punggungnya, lalu mengangguk. “Terima kasih, Ayahanda. Aku akan melakukan yang terbaik.”
“Melakukan yang terbaik apa? Kennan, kau mau ke mana?”
Suara merdu itu menggema dalam ruangan. Kedua pria beriris mata abu itu dengan kompak menoleh. Mendapati seorang wanita jelita dengan gaun sutera berwarna hijau muda, dengan cepat Kendrick melangkah mendekatinya.
“Kenapa kau di sini? Bukankah aku menyuruhmu untuk tetap berada di kamar, hm?” Kendrick segera meraih pinggang wanita itu lalu memeluknya posesif, yang dengan segera dilepaskan wanita itu. Merasa kesal, wanita itu lalu memukul lengan Kendrick, membuat Kennan yang sedari tadi memerhatikan interaksi keduanya tersenyum simpul.
Hanya Ibunda yang berani melakukan hal ini pada Ayahanda. Batin Kennan salut.
“Kenapa tidak ada yang menjawab? Aku bertanya mau kau kirim ke mana anakku?” tanya Elica kesal yang malah dibalas Kendrick dengan kekehan.
“Kalau aku menjawabnya, apa kau akan mengabulkan keinginanku?” Kendrick tersenyum jenaka.
Elica memutar bola matanya, heran mengapa sifat pria di hadapannya ini belum berubah dari dulu hingga sekarang. “Dalam mimpimu.”
“Kennan?”
Kennan tersentak. “Iya, Ibunda?”
“Kamu mau ke mana? Apakah Ayahanda-mu ini yang memaksamu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince in a Dream ✓
Fantasy[SUDAH TERBIT | PART LENGKAP] (Fantasy-Romance) #1 in fantasy per 15-11-2020 #1 in another dimension 01-05-2021 #1 in prince 17-07-2021 #1 in king 17-07-2021 #1 in mate 28-11-2021 #2 in pangeran 01-05-2021 #3 in romance [out of 382k stories] 30-05-2...