T W E L F T H ; Tomorrow

53.2K 6.6K 72
                                    

“KALIAN pergilah duluan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“KALIAN pergilah duluan. Aku ingin mengurus sesuatu.”

Caitlin dan Cailan yang sedari tadi berdebat langsung melirik sang kakak yang berdiri di belakang.

“Memangnya Kakak punya urusan apa sampai repot datang ke sini?” cetus Caitlin memandang Kennan curiga.

Karena bagaimana pun juga Caitlin sangat tahu watak sang kakak. Kennan itu jarang datang ke suatu wilayah. Dia lebih senang mengasingkan dirinya di hutan atau apa pun yang sepi dan sunyi.

Agak mengherankan juga bisa melihat sang kakak mempunyai urusan di wilayah iniㅡ wilayah yang dekat dengan kerajaan Altissimo.

“Jangan bertanya. Ikuti saja ucapanku.” Kennan mendorong kening Caitlin menggunakan jari telunjuknya, membuat gadis itu merengut tak suka sembari menepis tangan Kennan.

“Baiklah, baiklah. Ayo Cailan, kita pergi.” ujar Caitlin sembari menarik Cailan yang sedari tadi diam memperhatikan menjauh dari sana.

Setelah memastikan adik-adiknya sudah menjauh, Kennan melirik ke arah belakang. Dan benar saja, Oline tengah berjalan mendekat.

Kennan kira dia akan berada di sini tanpa diketahui gadis itu. Namun nyatanya, gadis itu melihatnya. Senyuman puas pun tercetak di bibir Demon itu. Dia mulai melangkah, membiarkan Oline berlari pelan mengejarnya.

Pemuda itu berbelok ke sebuah jalan yang lebih kecil. Dia berhenti melangkah sambil menoleh ke belakang. Saat merasa keberadaan Oline semakin dekat, Kennan melompat ke atas atap perumahan disamping jalan tersebut.

Kennan memperhatikan Oline yang berada di bawah. Gadis itu sedang terengah-engah sambil menatap ke segala arah. Matanya melebar seolah tak percaya. Dan umpatan dari gadis itu dapat Kennan dengarkan.

Seakan menjadi waktu yang tepat, Kennan melompat turun tanpa suara. Dalam sekejap mata Demon itu berdiri dibelakang Oline. Aroma buah-buahan yang meruak dari tubuh gadis itu dapat di ciumnya.

Kennan mendekatkan wajahnya ke telinga Oline. Lalu ia berbisik, “Sedang mencariku, heh?”

Tubuh Oline menegang. Dan Kennan bisa merasakan perubahan itu. Dengan cepat Oline berbalik menatapnya. Matanya menyiratkan keterkejutan. Diam beberapa saat seolah masih mencerna situasi.

Dengan jarak yang dekat ini pula Kennan mengambil kesempatan untuk kembali mendekatkan wajahnya dengan gadis itu.

“Aku tahu kau mengikutiku.” katanya dengan suara rendah. “Kau mulai merindukanku?”

Tersadar dari keterkejutannya, Oline memalingkan wajahnya dan dengan tenaga yang dimiliki dia mendorong dada bidang Kennan menjauh.

“Apa maksudmu?” desis Oline pelan. “Dasar narsis.” sungutnya yang masih memalingkan wajahnya, enggan menatap wajah Kennan. Wajahnya pun merona tanpa disadarinya.

Prince in a Dream ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang