54

114 10 0
                                    

      Sore sudah tiba. Tak terasa latihan kami sudah siap. Sekarang aku tengah duduk santai sambil minum sebotol air mineral.

       Aku memang santai saat ini, tapi pemikiranku yang tidak santai. Aku masih terus berpikir keras tentang hubunganku dan Chanyeol oppa.

       Kalau diingat lagi, rasanya itu sakit. Mengingat dia yang membentakku kemudian meninggalkan aku kemarin. Sampai aku ingin mengakhiri hidupku? Semua pemikiran itu tak bisa hilang dari pikiranku.

       Rasanya ragaku masih ada tapi jiwaku sudah menghilang.

      Akhir akhir ini, aku tampak tak bersemangat. Tapi walaupun begitu, aku tak mau menampakkan kondisiku yang menyedihkan begini kepada orang orang. Di depan semua orang aku selalu bersikap seakan akan tak ada masalah dengan hidupku.

       Mengenai hubunganku dengan Chanyeol oppa, aku sebenarnya masih ragu. Bukan ragu tentang aku sudah putus atau tidak dengannya. Jika tentang masalah aku sudah putus atau tidak dengannya, aku rasa kami memang sudah berakhir. Tapi kali ini aku ragu karena diriku. Terkadang aku merasa aku masih harus memperjuangkan hubungan kami, tapi terkadang juga aku merasa sudah tak ada kesempatan untuk memperbaiki hubungan ini dan aku lebih baik menyerah.

       "Hyewoo-ya."

      Seketika kualihkan pandanganku ke arah orang yang memanggil namaku.

     "Ya eonni."

      Begitu aku menjawabnya, dia langsung duduk di sampingku.

     "Kau... hm... kuperhatikan tampaknya kau sangat bersedih, hye. Kau kenapa?"

      Aku menggelengkan kepalaku pelan.

     "Aku tidak apa apa, eonni."

     "Kau bohong. Apa... terjadi sesuatu antara kau dan chanyeol?"

     Aku tau dari nada suaranya, dia sangat berhati hati menanyakan hal itu padaku.

     Aku menggeleng lagi dihadapannya.

    Ini sakit. Kenapa dia bertanya begitu padaku? Pertanyaannya membuatku mengingat dengan jelas saat Chanyeol oppa memutuskanku pada malam itu dengan wajah penuh marah dan tanpa ada rasa sayangnya lagi padaku.

     Air mataku jatuh tanpa kuperintah. Dengan sigap langsung kuhapus air mata itu.

     "Hyewoo-ya... apa kau menangis? Hei... jangan menangis."

      "Tidak, minso eonni. Aku tak menangis. Hanya saja mataku sedang kelilipan."

       Aku tau ini kebohongan yang sangat konyol. Mana mungkin aku bisa kelilipan di ruangan latihan begini? Entah kenapa tiba tiba pikiranku berubah jadi dangkal dan bisa mencetuskan kebohongan yang tak masuk akal.

     "Hei... sudah sudah. Aku tau kau menangis."

     Minso eonni langsung menarikku kedalam pelukannya.

     Dipelukannya aku mulai menangis.

    "Katakan padaku, kenapa kau? Apa yang terjadi antara kau dan Chanyeol? Kita teman. Kau harusnya membagi seluruh masalahmu denganku."-minso eonni

     Aku berpikir dia benar. Harusnya aku tak memendamnya sendiri. Aku harus membaginya dengan orang lain. Walaupun itu tak menyelesaikan masalahku, tapi setidaknya itu akan membuatku sedikit lega.

      "Aku... dia... dia memutuskan hubungan denganku..."

     Aku sudah tak bisa menahan rasa sesak didadaku lagi. Air mataku mengalir dengan deras. Bahkan bahu Minso eonni sudah basah karena tangisanku yang berada dipelukannya.

MY LOVE ❤ TRAINEE (PCY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang