Kulangkahkan kakiku bergerak menuju ke studio Chanyeol oppa. Saat aku berada di depan pintu studionya, aku masih ragu untuk mengetuk pintunya. Berulang kali ku pertimbangkan. Aku akan mengetuk pintunya atau tidak. Tapi aku juga berpikir, 'kalau aku tak mengetuknya lantas aku untuk apa kesini? Aku harus mengembalikan ini padanya.'
Tok tok tok
Ku ketuk pintu studionya perlahan. Kutunggu jawaban dari Chanyeol oppa. Kalau aku di perbolehkan masuk maka aku akan masuk. Kalau tidak ya tidak. Aku takut saja kalau aku ini mengganggunya.
"Masuk."
Aku mendengar jawaban dari dalam studio. Akhirnya dengan perlahan aku membuka pintu studio.
Kulihat dia tengah duduk bersandar sambil memejamkan matanya di kursi. Aku jadi bingung harus dengan cara apa untuk memanggil dirinya. Aku takut. Bisa jadi kan aku ini sedang menganggu dirinya yang beristirahat.
Aku berjalan perlahan mendekatinya. Kuyakinkan diriku untuk memanggilnya. Karena kan aku juga datang karena barang miliknya. Atau tepatnya belum pasti sih barang milik dia.
"Oppa."
***
Chanyeol pov
' gadis itu? Kenapa aku selalu kepikiran gadis itu? Sampai sampai aku mendengar suaranya kali ini?'-batinku
Aku masih setia memejamkan mataku.
"Oppa."
'Kenapa sih aku? Kenapa suara gadis itu lagi?'-batinku
"Oppa."
'Ha? Bahkan suaranya tampak nyata.'-batinku
Aku pun membuka mataku karena suara itu tadi. Saat ku buka mata, memang benar gadis itu ada di hadapanku kali ini. Dia menatapku.
Aku yang duduk bersender di kursi pun kini menegakkan posisi dudukku karena ada dia.
"Ada apa?"-aku
Dia menyodorkan sesuatu padaku. FLASHDISK KU.
"Oppa, ini milikmu, kan?"-hyewoo
'Bagaimana bisa dia tau itu milikku? Dan dimana dia menemukannya?'-batinku
Aku masih diam sambil menatap barang yang ada di tangannya. Memang itu milikku tapi entah kenapa aku malas sekali mengambil barang itu dari tangannya.
"Aku menemukannya di kursi yang kau duduki tadi oppa. Di ruang practice."-hyewoo.
Aku ternganga. Dia bisa membaca pikiranku? Ah...sudahlah abaikan. Aku tak peduli.
Aku masih belum mengambil flashdiskku dari tangannya. Aku beralih menatap lurus ke depan. Aku tak memperdulikan tangannya yang telah lama menyodorkan flashdisk itu padaku.
"Tidak. Itu bukan milikku."
Aku menjawab pertanyaannya. Tapi dengan nada ketus. Semenjak peristiwa di Jeju kemarin, perasaanku rasanya ingin marah. Tapi saat aku melihat wajah gadis itu, hatiku langsung luluh kembali.
"Bukan? Hm...baiklah."-hyewoo
Dia kembali menarik tangannya yang tadi menyodorkan flashdisk padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE ❤ TRAINEE (PCY)
أدب الهواة"Apa aku bisa bersamamu? "- Hye Woo "Jangan ragu, ini adalah takdir kita." -Chanyeol