73

85 8 0
                                    

      Senyumanku masih merekah sambil menunggu Suho oppa akan menjawab pertanyaanku. "Chanyeol dimana, oppa?" tanyaku sekali lagi.

      "Chanyeol kecelakaan,"

      Senyumanku luntur seketika. "A-apa?" tanyaku tak percaya. Satu kalimat itu membuatku melemah. Air mataku menetes tanpa kusadari. Tanganku langsung menurunkan handphone tersebut dari telingaku. Mataku sudah berair dengan pandangan yang tak percaya akan apa yang terjadi. Napasku kini tersengal sengal. Kumasukkan handphoneku ke dalam tas yang tadinya kubawa kemudian dengan segera kupakai jaket yang tadinya kubuka.

       Aku segera keluar dari ruang tunggu ujian dan keluar dari gedung SM. Sekarang tujuanku adalah rumah sakit. Aku tau rumah sakit mana yang biasanya digunakan oleh pihak SM untuk para artisnya. Kesanalah aku akan pergi.

                              ***
    
       Aku turun dari taksi. Begitu turun, ternyata di depan rumah sakit, sudah ada ambulans. Kuperhatikan ambulans itu dengan seksama. Ternyata dari ambulans itulah para medis mengeluarkan sang korban. Dan korbannya itu..... Chanyeol oppa.
       Air mataku terus mengalir begitu melihat seluruh badan Chanyeol oppa berdarah. Darah itu tampak semakin jelas dengan kaos putih yang dipakainya. Aku segera lari menuju ke para medis yang tengah berlari sambil mendorong tandu rumah sakit tersebut.

      Sreb

     Tanganku di tarik sehingga aku tak bisa mengikuti para medis tersebut. Kulihat seseorang yang menarikku adalah salah satu staff SM. Aku terus memberontaknya, tapi dia dengan kuat menahanku.

     "Tetaplah, tenang," ujar staff wanita tersebut. "Kau jangan bertingkah gegabah. Kau lihat para wartawan disana. Kau akan menghancurkan karir EXO jika tadi kau mengikuti Chanyeol," ujarnya.

      Kupandangi ke tempat dimana sudah terlihat Suho oppa, manager EXO, beserta staff yang lain, yang tengah menghadapi para wartawan. Sekarang wartawan sangat banyak berada di depan halaman rumah sakit.

    "A-aku... C-chan... A-aku mau ketemu dia...." ujarku dengan lemah.

     "Diamlah. Tunggu para wartawan pergi, baru kau boleh kesana," ujarnya dengan tegas. "Aku tau perasaanmu," ujarnya lagi. Seperti yang pernah kuceritakan, seluruh yang ada di SM, sudah tau tentang hubunganku dan Chanyeol.

      Staff perempuan tersebut menarikku ke kafe yang berada di seberang rumah sakit tersebut.

                                  ***

      Pandanganku tertuju ke arah rumah sakit yang berada di seberang sana. Dari kafe aku masih bisa melihat para wartawan masih berada di luar dari rumah sakit itu.

      "Minumlah kopi ini dulu," staff tersebut mendorong satu cup kopi padaku. Aku hanya menggangguk di hadapannya. Namun, aku tak meraih atau bahkan menyentuh cup kopi tersebut.

      Bagaimana mungkin aku akan minum dengan enak si kafe sementara Chanyeol sedang kesakitan disana? Aku pastinya saat ini sangat mengkhawatirkannya.

      "Kapan wartawan itu akan pergi," tanyaku dengan suara parau kepada staff di depanku.

     "Pada saat malam, bisa jadi mereka sudah pergi dari sana," jawabnya.

      Aku mengangguk kmudian mengalihkan pandanganku kembali ke arah rumah sakit.

      Hatiku masih sangat khawatir padanya. Rasanya ini terlalu jauh untuk terjadi. Walaupun sebenarnya kejadian seperti ini bisa saja terjadi kapanpun dan dimanapun.

      Aku masih ingat dengan jelas. Bagaimana di beberapa jam yang lalu, dia memelukku dan mengecup puncak rambutku, berjanji akan menemuiku di gedung SM, dan bahkan dia masih memberiku semangat tadi. Dia membuatku tersenyum di beberapa jam yang lalu.  Sekarang apa yang telah terjadi? Dia membuat air mataku mengalir tanpa henti.

MY LOVE ❤ TRAINEE (PCY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang