Satu Bulan Kemudian...
"Selamat atas jabatanmu sekarang!" Clara memberiku selamat lalu dengan cepat memelukku.
Beberapa menit yang lalu rapat telah selesai. Ayahku telah memperkenalkanku pada seluruh pekerja bahwa akulah sekarang yang menjadi pengganti ayahku menjadi CEO dalam perusahaan bisnis kami.
Aku dan Clara sekarang sedang berada di luar dari ruangan rapat barusan.
"Ya terimakasih," jawabku dengan senyuman sambil membalas pelukan Clara. Kemudian Clara melepaskan pelukannya dan tersenyum padaku.
"Pasti senang sekali rasanya menjadi dirimu," ujar Clara tersenyum sambil menyenggol badanku pelan. Dia berusaha untuk meledekku.
Nampak dari kejauhan, kini ayahku sedang berjalan ke arah kami berdua.
"Ouh... aku permisi," ujar Clara pelan padaku, tak lupa dia juga memberikan senyumannya pada ayahku yang masih berjalan disana. Lalu Clara pergi.
"Daddy," sapaku begitu ayahku telah berada tepat di hadapanku.
"Daddy serahkan semua padamu, nak. Daddy harap kau senang," ujar daddy lalu menarikku ke dalam pelukannya. Aku mengangguk di pelukan ayahku.
"Terimakasih,dad,"jawabku.
"Lihatlah ruang kerjamu sekarang, nak. Daddy sudah menyuruh beberapa pekerja sebelumnya untuk membereskan seluruh penampilan ruang kerja daddy dan sekarang ruang kerja itu milikmu,"ujar daddy.
Aku langsung antusias dan melepas pelukan daddy. "Benarkah dad?!"
"Ya,"jawab daddy lalu tersenyum simpul. "Pergilah lihat,"suruh daddy.
"Ya,"jawabku lalu langsung bergegas pergi ke ruang ayahku dimana sekarang adalah ruang kerjaku.
Aku berjalan menelusuri pintu pintu yang berada di samping kanan dan kiri. Melewati itu semua untuk menuju ke lift. Ruangan ayahku ada di lantai satu.
Setelah berada di lantai satu, aku langsung bergegas ke ruang kerjaku.
Benar saja. Ruangan kerja itu sudah tidak tampak seperti ruangan kerja ayahku. Sekarang ruangan kerjanya sudah tampak bernuansa ruangan khas perempuan. Di beberapa tempat diletakkan bunga bunga hias. Sungguh ruangannya sangat cantik.
Aku langsung berjalan ke arah kursi kebanggaan ayahku. Disanalah aku langsung menghempaskan badanku dan memutat mutarkan kursinya.
"Woah...,"suaraku terdengar mendominasi seluruh ruangan. Kini aku menghentikan acara berputar di kursi lalu menatap ke meja di depanku. Meja itu masih kosong, belum berisi dokumen dokumen yang biasanya menumpuk di atasnya. Aku yakin kalau ayahku menyelesaikan semua masalahnya terlebih dahulu, baru memberikan jabatannya padaku. Kurasa mungkin agar supaya aku memulai segalanya dari awal tanpa ada suatu apapun yang menyusahkan.
Suasana kosong karena hanya ada aku sendiri di ruangan ini, membuatku bosan. Kurogoh handphone di dalam tas selempangku. Aku berniat untuk mencari cari info 'bagaimana caranya menjadi CEO yang benar'. Mungkin pertanyaan itu hanyalah pertanyaan bodoh bagi sebagian orang, tapi apa salahnya bagiku, minimal aku akan punya persiapan untuk mempersiapkan diri dengan membaca artikel itu nantinya.
Kutekan icon internet di handphoneku lalu aku berniat untuk mengetikkan pertanyaanku dibagian kolom search. Tapi sebelum itu, ternyata artikel yang ada di laman beranda cukup membuatku mengalihkan semua pikiranku yang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE ❤ TRAINEE (PCY)
Fiksi Penggemar"Apa aku bisa bersamamu? "- Hye Woo "Jangan ragu, ini adalah takdir kita." -Chanyeol