Sekitar satu jam, suasana yang ada hanyalah keheningan. Hanya sesekali kami berbincang namun tak lama kemudian kami terdiam dan jadilah keheningan lagi. . Aku dan Chanyeol larut dalam pikiran masing masing. Sebenarnya selama satu jam ini aku berpikir tentang masalah kami. Masalah hubunganku dan dia.Chanyeol masih berbaring di ranjang dengan wajah pucatnya. Dia sakit, tapi dia bersikap dan bertingkah seolah olah dia sehat. Aku sudah menyuruhnya berulang kali untuk tidur, tapi dia selalu membantah dengan berbagai alasan.
Kulirik jam yang berada di dinding. Ini sudah jam 11 pagi. Tak terasa sudah 3 jam aku berada di dorm dan merawat chanyeol. Aku seharusnya sudah pergi latihan ke SM. Lagian pasti tak lama lagi member yang lain akan pulang ke dorm dari acara weekly idol.
Kupalingkan wajahku ke arah Chanyeol. "Aku akan berlatih. Aku sudah terlambat. Ini sudah jam 11," ujarku sambil beranjak dari ranjang.
"Tunggu," chanyeol menahan tanganku. "Selesai latihan datanglah kemari lagi. Aku masih ingin kau ada di dekatku," ujarnya sambil memasang wajah memelas.
Kuanggukkan kepalaku dengan cepat. "Ya. Jika aku ada waktu," ujarku sambil melepaskan tangannya dari tanganku. Tapi dia menggenggam tanganku dengan erat, sehingga membuatku sulit untuk melepaskan genggamannya.
"Aku menunggumu... jadi kumohon datanglah..." ujarnya dengan penuh harap.
Aku menggangguk dengan terpaksa. "Ok baiklah. Sekarang biarkan aku pergi. Aku sudah terlambat." Ujarku dengan terburu-buru.
Tangannya yang menggenggam tanganku, masih tak direnggangkannya. Aku pun menatap dengan isyarat memohon padanya.
"Boleh aku menciummu?" Ujarnya dengan nada pelan dan tatapan lembut.
Aku tersentak dengan tiba tiba. Aku yakin pasti Chanyeol tau kalau aku terkejut karena ucapannya barusan. Perlahan aku jadi gugup. "A-apa?" Tanyaku dengan gugup.
Dia mulai menarik tengkuk leherku sampai akhirnya pandangan kami saling bertemu dalam jarak dekat. Aku mulai memejamkan mataku dan bersiap menerima apapun perlakuannya padaku.
Memang apa yang dipikirkan bisa tak sejalan dengan kenyataan. Awalnya kukira dia akan mencium bibirku, tapi ternyata rasa hangat itu terasa di dahiku. Di mencium dahiku sedikit lebih lama kali ini.
Perlahan rasa hangat itu hilang dan digantikan rasa jantungku yang sudah tak karuan. Ini bukan kali pertama dia menciumku, tapi rasa gugup itu tetap masih ada. Seakan aku baru saja merasakannya.
Tatapan kami bertemu. Chanyeol menatapku dengan senyuman merekahnya kali ini. "Aku merindukanmu..." ujarnya dengan nada yang sangat lembut.
***
Aku tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca menatap ke arah wanita yang sekarang telah menjadi pelatihku. Sekarang perasaanku antara sedih dan bahagia. Jujur aku tak percaya akan secepat ini. "Benarkah, eonni?!" Tanyaku masih tak percaya.
Moo hyun eonni menggenggam tanganku dengan erat dan menatapku sambil tersenyum. "Ya. Seperti kataku tadi. Kesempatan ini jangan pernah kau buang. Kuharap kau akan terus bekerja keras dan akan melewati ujian nanti dengan mudah. Jadi..." ujarnya menambahkan, "berlatihlah dengan keras, jika kau lulus, bulan depan kau akan debut," ujarnya.
Aku sontak langsung tersenyum dengan senyuman merekahku. Sebagai seorang trainee, siapapun yang dijanjikan akan debut dengan jarak waktu sebulan pasti akan senang. Aku hanya tinggal berlatih dan mengikuti ujian menari, menyanyi, acting, dan beberapa pelajaran lainnya yang akan diujikan agar bisa debut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE ❤ TRAINEE (PCY)
Fanfiction"Apa aku bisa bersamamu? "- Hye Woo "Jangan ragu, ini adalah takdir kita." -Chanyeol