75

89 5 0
                                    

      Sekarang di sekitar ruang inap Chanyeol, sudah banyak berkumpul  staff dan juga para trainee yang menjenguk Chanyeol.

     "Hyung, bangunlah hyung," Kai oppa menangis tanpa isakan di samping ranjang Chanyeol. "Begitu tau kau begini, rasanya aku sangat takut kehilanganmu, hyung," ujarnya lagi yang membuatku juga turut meneteskan air mata karena ucapannya.

       Aku menjauh keluar dari ruang inap Chanyeol. Aku hendak ke toilet dan menyembunyikan tangisanku disana. Rasanya aku sudah tak sanggup melihat para member EXO menangisi Chanyeol.

       Aku menangis meratap di depan kaca toilet. Untung saja saat ini toilet kosong. Hanya ada aku dan berserta isakan tangisku.

      Aku bingung karena melihat ini semua. Aku bingung mau melakukan apa karena kejadian ini. Aku hanya bisa diam saja, tanpa bisa melakukan apapun. Andai saja aku punya kekuatan penyembuh, maka aku akan menyembuhkan Chanyeol sekaramg juga.

      Yang paling membuatku terkejut karena semua ini adalah bahwa penyebab ini semua adalah Minso. Aku tak habis pikir melihat tingkahnya.

       Setelah berapa lama menangis, akhirnya aku menghentikan seluruh kesedihanku. Aku sudah puas menumpahkan segala kesedihanku dalam tangisanku tadi. Aku pun segera kembali dimana Chanyeol berada.

      Dengan langkah lemah, aku berjalan melewati beberapa ruangan sampai akhirnya aku sampai di depan ruangan Chanyeol dan memalingkan wajah ke balik kaca transparan dimana aku bisa melihat Chanyeol dari luar. Begitu melihatnya, betapa terkejutnya aku mendapati ruangan Chanyeol sudah kosong dengan orang yang tadi berdatangan. Dan sekarang menyisakan Chanyeol dengan minso yang sedang menarik infus juga alat pernapasan Chanyeol dari tempatnya. Aku segera berlari masuk dan menarik Minso. "Kau sudah gila, hah?!" bentakku. Kutarik Minso dengan kasar sampai jauh dari Chanyeol. Segera kulakukan panggilan dengan bagian medis dan menyuruh agar mereka datang ke ruang Chanyeol dan memperbaiki apa yang telah terjadi pada Chanyeol.

      Tiba tiba selama aku melakukan panggilan suara, Minso menarik tangannya dan pergi begitu saja. Aku tak dapat mengejarnya. Akhirnya kubiarkan saja dia pergi sementara aku masih menghubungi tim medis untuk segera datang.

      Begitu para medis datang, mereka langsung membenahi semuanya. "Apa yang terjadi?" tanya sang suster padaku sambil memperbaiki Chanyeol.

     "Aku tak tau," ujarku dengan nada khawatir. "S-seorang wanita berusaha membunuhnya," ujarku dengan nada parau.

     "Denyut nadinya berhenti," ujar sang suster dengan lirih sambil tangan yang masih berusaha mendeteksi denyut nadi di bagian pergelangan tangan maupun di bagian leher Chanyeol. Aku langsung terkejut tanpa bisa mengeluarkan satu kata pun.

     Air mataku mengalir. "T-tidak mungkin... tidak..." ujarku dengan nada parau. Aku mulai mundur menjauh dari samping ranjang Chanyeol.

     "Cepat panggil dokter kemari," titah suster tersebut pada temannya. Suster yang lain tersebut segera pergi meninggalkan kami untuk memanggil dokter.

      Setelah dokter kembali. Dokter tersebut berusaha membuat jantung Chanyeol kembali berdenyut dengan sebuah alat.

      Aku menunggu sambil melihat Chanyeol dari balik kaca transparan dari luar ruangan. Sekarang yang hanya bisa kulakukan adalah mendoakannya.

     "Kumohon Tuhan, kembalikanlah Chanyeol padaku. Aku akan memberikan apapun untuk menyelamatkannya, sekalipun itu nyawaku sendiri," batinku.

      Satu persatu member EXO tiba tiba datang menghampiriku. "Apa yang terjadi pada Chanyeol?" tanya Suho oppa khawatir padaku. Aku hanya menggeleng dan menangis. Baekhyun oppa meraih badanku dan memelukku. "Gwaenchanayo. Chanyeol akan baik baik saja," ujar Baekhyun cukup membuatku lega.

MY LOVE ❤ TRAINEE (PCY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang