Terdengar suara banyak orang yang sedang bercengkerama sebelum akhirnya aku membuka pintu apartemen.
Dengan perlahan aku masuk ke apartemen. Aku tercengang begitu mataku menangkap sembilan namja tengah berada di depan tv. Ada yang makan snack sambil ngobrol dan tertawa tawa, ada yang main handphone, sampai ada yang hanya diam seperti tengah berada di kuburan walaupun disisi kanan dan kirinya penuh dengan keributan.
"Hai, hyewoo-ya," sapa Kai oppa dibarengi dengan member lain melambaikan tangannya ke arahku. Kubalas lambaian mereka dengan canggung.
"Kenapa lama pulang?". Kini Chanyeol menghampiriku.
"Lama? Tidak," jawabku. "Ini baru jam 8, kan?" jawabku perlahan.
"Seharusnya, kan, pulang latihan sudah dari tadi sore,"ujarnya. " Kenapa bisa pulang semalam ini?" tanyanya dengan nada mengintrogasi.
Sebenarnya setelah dari pulang latihan, aku tak langsung pulang. Tapi aku pergi ke mall dulu untuk beli pakaian untuk latihan. Pakaian untuk latihan, kan, harus banyak sih. Karena nanti aku akan lebih sering lagi latihan dari sebelumnya. Maklumlah, untuk mempersiapkan ujian nanti.
Aku tertawa canggung di depan Chanyeol oppa. "Ah.. hehe, iya, tadi aku beli pakaian untuk latihan. Jadi, ya, pulang malam malam gini."
"Oh...," tanggapnya disertai dengan mengangguk. "Kalau begitu, ya sudahlah. Cepatlah mandi. Setelah itu makan, ya," suruhnya. Ditariknya tengkukku kemudian kurasakan napasnya terasa di telingaku. "Tadi ada makanan spesial yang aku beli untukmu, sayang..." bisiknya di telingaku.
Tiba tiba sorakan dari member EXO terdengar memenuhi seluruh ruangan ditambah dengan siul siulan mereka.
"Hyung! Jangan buat kami iri!" teriak Sehun oppa.
Langsung kujauhkan badanku dari Chanyeol oppa. Kulihat semua member EXO skarang tengah menatap ke arah kami. Seketika itu jantungku rasanya mau copot. Aku sudah kaku di tambah lagi rasa canggung itu. Aku jadi bingung mau melakukan apa.
Pipiku pasti sudah merah dan kurasakan kini sudah memanas.
Kuberanikan diriku untuk menatap para member EXO. Tawa canggung keluar dari mulutku. "Seonbaenim, aku permisi ke kamar dulu, ya?". Setelah itu aku langsung jalan dengan cepat sambil memegang pipiku yang memanas.
***
Kutarik napasku sebelum aku akan keluar dari kamar. Rasanya masih canggung karena kejadian tadi. Aku takutnya mereka menyangka kalau Chanyeol oppa melakukan yang tidak tidak padaku tadi. Misalnya menciumku. Padahal kan tak begitu.
Kuputar knop pintu secara perlahan. Begitu kubuka, kualihkan pandanganku ke arah depan tv. Disana sudah tak ada sembilan orang namja beserta suara keributan mereka. Kulangkahkan kakiku mendekati tv, tempat dimana mereka bercengkrama tadinya. Kulihat ke kanan dan kiri dan juga seluruh sudut. Sudah tak ada orang sama sekali. Berarti mereka sudah pulang.
Kubaringkan badanku dengan posisi miring di sopa. Kupejamkan mataku. Rasa lelah dan letih itu tiba tiba melandaku.
Posisi miring saat hendak tidur adalah posisi tidur yang paling kusukai. Karena dengan posisi itu tidur terasa sangat nyaman. Sedikit sedikit kepalaku juga mendusel ke bantal. Jika mau tidur, tentu saja, mata kita tak terpejam terus. Pasti sesekali terbuka kemudian terpejam lagi. Begitulah yang terjadi denganku.
Kepalaku mulai mendusel ke bantal dan mataku sedikit terbuka kemudian hendak terpejam lagi. Sebelum mataku terpejam, aku mendapati satu objek yang malah membuat mataku semakin terbuka. Aku sedikit terkejut dibuatnya. "Oppa, kenapa oppa disini?" tanyaku pada Chanyeol oppa yang kini tengah terjongkok, menyamakan posisi wajah kami. Walaupun begitu, tetap saja posisinya lebih tinggi posisi dia berjongkok daripada sopa yang kutiduri, sehingga aku melihat wajahnya dengan posisi berbaring lurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE ❤ TRAINEE (PCY)
Fiksi Penggemar"Apa aku bisa bersamamu? "- Hye Woo "Jangan ragu, ini adalah takdir kita." -Chanyeol