62

82 9 0
                                    

      Kubongkar seluruh pakaian yang ada di koperku. Aku sedang mencari pakaian yang akan aku gunakan untuk latihan nanti. Satu persatu pakaian pakaian itu kukeluarkan sehingga menyebabkan serakan di lantai.

      Kemarin saat pindah ke apartemen suho oppa, aku belum sempat untuk memindahkan pakaianku ke lemari. Lagipula setelah kupikir pikir, aku kan hanya menumpang. Jadi lebih baik aku bersikap seperti penumpang. Aku tak seharusnya meletakkan pakaianku ke lemari orang lain. Jadi kubiarkan saja pakaianku di dalam koper.

      "Hei, mencari apa, sayang?". Sebuah suara berat itu nyaris membuatku jantungan. Bukan karena apa apa. Tapi karena aku masih malu. Ini bukan waktu yang tepat untuk bertatap muka dengannya.

     Aku pastinya sangat malu untuk menatapnya karena perihal masalah makan mi tadi. Dia membuatku jadi salah tingkah sekarang.

      Sambil menarik napas, aku mencoba untuk bersikap biasa saja. "T-tidak mencari apa apa," jawabku gugup tanpa membalikkan tubuhku ke arahnya. Aku masih sibuk berjongkok dan mencari pakaian itu di dalam tumpukan koper. "Aissh... kemana sih itu?" aku mulai frustasi mencarinya.

     "Ini sudah jam setengah 10, sayang. Cepatlah bersiap-siap untuk latihan," suruhnya dengan posisi tepat di belakangku.

      "Iya aku tahu. Tapi, pakaian untuk latihanku, entah kemana, aisssh...". Tanganku masih sibuk membolak balik pakaian di koper dan sesekali kembali mengerang frustasi.

      "Kau mencari ini, sayang?" tanyanya dibarengi dengan menjulurnya sebuah pakaian di hadapanku.

     "Iya! Ini yang kucari!". Aku benar benar riang setelah frustasi yang kurasakan tadi. Kubangkitkan posisiku dan berdiri kemudian meraih pakaian tersebut.

      Kubalikkan badanku untuk segera berjalan. Tapi...

      Bughh

     Kepalaku terbentur dengan sebuah dada bidang. "Aduh..," rintihku sambil memegang kepalaku.

      Aku lupa kalau Chanyeol oppa ada di belakangku. Seharusnya aku tadi tak balik kebelakang dan langsung berjalan.

      Kulangkahkan kakiku ke sisi kanan untuk melewatinya. Saat aku hendak melangkah, chanyeol oppa malah menghalangiku. Kemudian aku melangkah ke sisi kiri, dia kembali menghalangiku. "Oppa! Minggir!" teriakku.

      Chanyeol oppa tertawa melihatku. "Hahha..." tawanya terdengar memenuhi seluruh ruangan. Aku jelas menatap aneh ke arahnya. Dia mulai berhenti tertawa saat melihatku menatapnya begitu. "Bukannya berterimakasih, malah natap gitu," ujarnya sambil mengerucutkan bibirnya.

     Keningku sekarang jadi mengerut. "Dimana oppa mendapatkan pakaianku?"

     "Di tumpukan pakaianmu di lantai, sayang," jelas saja perkataannya itu membuatku bingung. Sepertinya tadi aku sudah melihat ke sekeliling pakaian yang berserakan itu, tapi kenapa aku tak menemukannya? Ah sudahlah lupakan saja.

     "Oh..," jawabku. "Sudahlah. Aku akan terlambat jika tak bersiap siap," ujarku sambil melangkahkan kakiku melewatinya. Kurasakan Chanyeol ikut berbalik namun tak mengikutiku berjalan. "Sayang, aku akan menginap disini untuk selamanya." Kata kata itu membuatku berhenti dari langkahku. Kubalikkan badanku. "Menginap?" tanyaku.

     "Iya," jawabnya singkat.

     Kugelengkan kepalaku pelan. "Terserahlah,". Aku mulai berjalan kembali.

    Mengenai hal dia akan menginap, bukannya aku tak senang. Hanya saja dia kan member EXO, jadi mesti tinggal di dorm. Aku sebenarnya ingin melarangnya, tapi aku tau kalau aku melarangnya, tetap saja dia akan pada pendiriannya. Jadi ya terserahnyalah. Lagipula ini bukan apartemenku. Mungkin saja Suho oppa pun tak tahu kalau aku tinggal di apartemennya. Jika Chanyeol oppa mau tinggal di apartemen, ya sudahlah.

                            ***

     Diruang latihan kini hanya tersisa aku dan Moohyun eonni. Kami terus berbincang masalah ujian yang nantinya akan dilaksanakan untuk para trainee. Moo hyun eonni menceritakan seluruh prosesnya nanti secara mendetail. Aku pun mendengarkannya secara seksama sambil sesekali aku melontarkan pertanyaan padanya.

     "Jadi kuharap kau bisa melewatinya dengan mudah, hyewoo-ya...," ujar moohyun eonni. "Sepertinya dengan seluruh kerja kerasmu selama ini, kau bisa menempuh ujian itu dengan mudah. Kuperhatikan..."moohyun eonni menjeda kalimatnya. Aku menunggu dengan tak sabar apa perkataannya selanjutnya. "Dance mu bagus, acting bagus, modelling juga bagus, apalagi vocal, wow perfect!" Moohyun eonni memberikan dua jempolnya di hadapanku.

      Aku tersenyum merekah dengan ekspresi yang luar biasa tak percaya dengan semua itu. Aku tak menyangka kalau sebegitu bagusnya hasil dari latihanku selama ini. "Benarkah,eonni?!" antusiasku mulai memuncak.

     Moohyun eonni menganggukkan kepalanya dengan senyuman lebarnya. "Kusarankan, kau banyaklah berlatih. Ujiannya masih sekitar satu bulan lagi. Jadi masih ada banyak waktu untuk mempersiapkan segalanya," ujar moo hyun eonni. "Sekarang kau pulanglah, ini sudah sore, Minso juga sudah pulang. Ok Fighting!" Moohyun eonni memberiku semangat sebelum dia beranjak pergi.

      Moohyun eonni bahkan tak tau masalah yang terjadi antara aku dan Minso.

    Mataku memandang ke arah moohyun eonni yang telah pergi dan perlahan hilang dari pandanganku. Kubangkitkan badanku dari bangku yang tadi kududuki dan mulai beranjak hendak pergi juga.

     "Kedengarannya menarik." Tiba tiba datang suara sinis dari belakangku. Dengan otomatis aku membalikkan badan.

     "Dengan hanya beberapa bulan kau berlatih. Dan sekarang ingin mengikuti ujian itu dengan seluruh kemampuanmu?" Minso memandangku dengan sinis. Dia mulai tertawa jahat, "lakukanlah. Lakukan apa yang membuatmu senang saat ini. Tapi--...". Ucapan dia dengan segera kupotong, "aku tak peduli dengan semua ancamanmu!"

      Minso yang skarang sangat jauh berbeda dengan minso yang kukenal dulu. Ternyata tak selamanya orang yang baik pada kita, akan tetap menjadi orang yang baik. Aku tak tahu, bisa sampai segitunya ternyata dia memperlakukanku.

      Kembali dia tersenyum jahat di hadapanku. Dia sekarang sudah persis seperti tokoh yang sangat jahat. "Aku bukan mengancammu. Kau tak mau membuat kesepakatan denganku waktu itu, kan?Jadi aku beritahu padamu," ujarnya sambil mengeluarkan handphone dari sakunya. "Ini kau dan Chanyeol, kan?". Dia menunjukkan sebuah foto dari sebuah artikel. Artikel yang telah di publis beberapa bulan yang lalu. Artikel yang menyatakan kalau Chanyeol oppa tengah menemui seorang yeoja di bandara pada saat itu, dan yeoja itu... aku.

     Di foto itu tampak Chanyeol oppa yang tengah melihat ke arahku dari dalam kerumunan fans.

     Aku terdiam dan mulai berpikir. Berita itu sudah hilang dari beberapa bulan yang lalu. Jadi untuk apa dia menunjukkannya lagi padaku? Aku mulai paham, pasti dia akan membuat rencana dari itu semua.

     "Itu bukan aku," ujarku singkat.

     Minso menatapku sinis. "Aku tahu ini kau," dia mulai tersenyum jahat. "Kali ini. Inilah rencanaku. Aku tak akan membuatmu hancur. Tapi kali ini Chanyeol lah yang akan kubuat hancur. Dan kau tak akan bisa menyelamatkannya," minso terlihat sangat senang sekali mengatakan hal itu padaku.

      Aku sama sekali tak panik. Apa yang bisa dilakukannya dengan poto itu? Mengatakan kalau Chanyeol memang benar menemui seorang yeoja? Bukannya hal itu telah di konfir oleh Chanyeol? Atau dia mau mengatakan kalau Chanyeol hendak menemui seorang trainee bernama Choi Hye woo? Itu sama saja dengan membuat berita Chanyeol sedang menemui seorang yeoja. Itu sudah dikonfir oleh Chanyeol. Ah... membuang waktu dengan bertemu dia dan membahas hal yang tak penting.

     "Terserahlah," ujarku dengan santai dan dengan ekspresi meremehkan. "Buat apapun yang hendak kau buat dengan foto itu," ujarku dan mulai beranjak pergi.

     "Ingat kau akan menyesal!!". Suara teriakan Minso sudah jelas menunjukkan kalau dia sedang frustasi karena aku tak menanggapinya dengan serius. Aku menanggapinya seakan akan dia hanya hendak bermain main denganku.

***

Please vote 👍😊

MY LOVE ❤ TRAINEE (PCY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang