92 (final chapter 2)

92 10 1
                                    

     Aku dan sekretarusku tengah berjalan masuk ke dalam sebuah restoran.

     "Itu disana orangnya nona," tunjuk sekretarisku ke arah dua orang pria yang sedang duduk di kursi yang telah tersedia di dalam restoran tersebut.

     Aku mengangguk sambil menatap fokus ke arah pria disana. Aku pun semakin mempercepat langkahku ke arah pria disana.

     Aku berhenti tepat di hadapan dua pria tersebut. Awalnya aku ingin langsung menyapanya, tapi niatku itu terhenti saat aku melihat wajahnya yang asing itu. Dia tampak seperti orang Cina. Karena itu, aku sedikit lama memperhatikannya lalu barulah menyapanya.

     "Hai, selamat malam," sapaku lalu beralih menarik kursi di hadapan mereka kemudian duduk. Sekretarisku mengikutiku.

     Aku melemparkan senyuman merekahku ke arah dua pria di depanku. Tapi respon salah satu dari pria malah menatapku dengan serius sambil mengerutkan dahinya, seakan dia tengah menelitiku. Aku jadi risih karena di tatap seperti itu. 

     "Hei, kenapa?" Tanyaku bingung.

     "A-anyeonghaseyo..." ucap satu pria di depanku dengan tatapan yang fokus padaku dan nada yang terkesan semakin menghilang di ujung kata katanya. Dia sepertinya tampak sangat terkejut dengan adanya aku.

      Mendengar ucapan pria tersebut aku pun menjadi tahu kalau dia bukanlah orang indonesia.

      "A... hangug saram, majayo? (Orang korea, benar?) " Tanyaku pada pria di depanku. Setelah itu aku cepat beralih ke sekretarisku dan berbisik, "orang korea?"

      "Ya, nona," jawab sekretarisku dengan berbisik.

      "Ye... majayo," jawab satu pria tadi masih tetap memperhatikanku. Aku semakin bingung dan aneh di perhatikan seperti itu. Aku pun langsung membalas tatapan pria tersebut dengan tatapan heranku.

      "Hyewoo?" Panggil pria tersebut tepat di depanku dan fokus padaku.

      Aku bingung dengan ucapannya barusan.

       "Ni ireumi hyewoo-yeyo?" (Namamu hyewoo?) Tanya pria tersebut.

      "Aaa... aniya... hahah. Oh ya... kita belum berkenalan. Namaku Syera," kuulurkan tanganku ke hadapan pria tersebut.

      Pria tersebut agak lama memperhatikanku dengan fokus lalu barulah menyambut tanganku masih dengan tatapan yang sama.

     "Namaku Kim Jin Young. Kau bisa memanggilku Jin Young. Dan ini sekretarisku," jawabnya sambil masih menatapku fokus. Kami berdua pun melepaskan salaman tersebut.

      "Jadi apa yang akan kita bahas disini? Apa ada kesepakatan ingin bekerja sama?" Tanyaku.

      "Ya. Melalui Tuan pemilik apartemen yang kemarin saya hubungi, saya disuruh menemui anaknya untuk bekerja sama memakai properti apartemennya. Apakah anda adalah anaknya?" Tanya Jin young dengan hati hati. Pria bernama Jin young tersebut, kini tampak sudah mengondisikan pandangan fokusnya tadi padaku, sekarang dia tampak terlihat biasa saja.

      "Ya," jawabku.

      "Jadi disini saya akan membahas mengenai keinginan saya bekerja sama dengan anda. Saya ingin membangun satu apartemen di wilayah indonesia ini, namun dengan bantuan anda. Dengan kita bekerjasama maka hasil dari apartemen yang kita buat secara bersama sama nanti, akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan kita berdua," jelas Jin Young.

     Aku agak mempertimbangkan perkataan pria tersebut. Namun pada akhirnya, apa salahnya untuk melakukan kerjasama itu.

                                   ***

MY LOVE ❤ TRAINEE (PCY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang