66

81 9 0
                                    

   Kakiku melangkah dengan tergesa gesa menuju ke apartemen. Rasa pegal itu tiba tiba menyerangku. Padahal tadi aku tak begitu banyak berlatih. Bahkan aku hanya duduk saja dengan Baekhyun oppa.

      Langkah kakiku terhenti begitu melihat sosok bertubuh tinggi dengan menggunakan jaket hoodie, masker, dan topi, sedang berdiri di depan pintu apartemen. Aku sudah hapal dengan bentuk tubuh itu. Kudekati dia dengan perlahan. Sorotan matanya begitu tajam begitu melihat aku menuju ke arahnya.

      Kuhentikan langkahku tepat di hadapannya. Mataku mengarah ke matanya sehingga membuat wajahku mendongak. "Masuklah," suruhku padanya.

      "Kenapa lama pulang?" tanyanya.

      "Oppa, kan, sudah tau tadi aku bersama baekhyun oppa," jawabku.

      "Aku tanya, kenapa lama pulang?" tanyanya kembali. "Baekhyun hanya membawamu untuk satu jam. Sekarang sudah lewat dari waktu yang telah ditentukan."

     "Kami tadi hanya mengobrol. Dan ya... akhirnya lupa waktu," jawabku langsung to the point. "Ya sudahlah ayolah masuk," suruhku dengan menarik tangannya agar dia tak menutupi pintu apartemen, jadi aku bisa membuka pintu itu. Tapi usahaku sia sia. Dia sama sekali tak menjauh dari pintu tersebut.

      Chanyeol menatapku dengan ekspresi penuh harapan yang dapat kulihat dari matanya. "Aku tak ingin kau menghabiskan waktu dengan namja lain,"ujarnya dengan tempo cepat.

      Aku menggeleng di hadapannya kemudian mengerutkan keningku. "Aku tak menghabiskan waktu dengan namja lain,"ujarku. "Sudahlah...ayo masuk,"ujarky sambil mengawaskan tubuhnya dengan sedikit mendorongnya ke samping dan akhirnya aku bisa membuka pintu apartemen itu setelah sebelumnya aku menekan beberapa tombol password disana.

      Kakiku langsung melangkah begitu pintu apartemen telah terbuka lebar. Aku mulai melangkah menuju kamarku dan Chanyeol. Ya kami pastinya berbagi kamar, karena kamarnya cuma ada satu. Ini hanyalah apartemen kecil yang dibeli secara dadakan waktu itu.

      Greb

     Begitu aku berada di ambang pintu, tiba tiba dua tangan langsung melingkar ke pinggangku. Sesuatu mulai menyentuh leherku dengan napas yang membuatku sedikit merasakan kegelian. "Aku tak ingin kau menghabiskan waktumu dengan orang lain," nada Chanyeol berbicara, seperti seorang anak yang sedang manja pada ibunya.

     Kulepaskan tangannya yang melingkar di pinggangku kemudian aku keluar dari pelukannya. "Aku lagi capek," ujarku sambil berjalan menuju ranjang dan segera membaringkan badanku disana.

      Kulirik ke arah Chanyeol yang masih berdiri di ambang pintu. Diturunkannya maskernya, dibukanya jaketnya, dan dibukanya juga topinya. Diletakkan barang barangnya itu di atas nakas di samping tempat aku berbaring. Chanyeol sedikit memandangku saat meletakkan barang itu di nakas kemudian langsung pergi keluar kamar dan langsung membanting pintu.

      Aku tau dia pasti marah. Dari sorot matanya saat memandangku tadi, sepertinya dia memang sedang marah.

      Dengan malas, ku bangkitkan badanku kemudian aku mulai beranjak menyusul Chanyeol.

      Kudapati Chanyeol tengah duduk di sopa sambil menonton tv. Aku langsung mendekat ke arahnya. Aku langsung duduk di sampingnya dan langsung menggenggam tangannya. Chanyeol hanya bereaksi dengan melirikku sedikit. Ternyata dia bukan marah, tapi dia ngambek.

      Dia memandangku dengan cuek, tapi dia tak melepaskan tanganku yang menggenggamnya. Dia lucu sekali saat ini. Rasanya aku jadi ingin mencubitnya sekarang.

      Tawa kecil keluar begitu saja dari mulutku. "Hehe... oppa, oppa kenapa, hm?"

      Chanyeol hanya menggeleng.

MY LOVE ❤ TRAINEE (PCY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang