Suasana pagi sudah menyapa Jakarta saat ini. Aku segera masuk ke kamar mandi untuk segera mandi lalu bersiap. Hari ini aku berencana untuk ikut Daddy ke perusahaan. Bukan perusahaan sih, kalau nyebutnya perusahaan kayaknya gak cocok deh. Usaha properti gitu, ayahku seorang pemilik gedung apartemen gitu. Dan tak lama lagi aku lah yang menjadi pemiliknya.
Setelah dari kamarmandi, aku langsung berpakaian rapi. Hanya pakaian simpel, celana jeans dan juga kemeja biasa. Aku pilih pakaian begitu, biar udah berasa kayak pekerja. Setelah berpakaian, maka aku bergegas ke depan meja rias untuk merapikan tatanan rambutku.
Kusisir rambutku secara pelan. Kuberikan bedak tipis di wajahku lalu blush on dan sedikit liptint di bibirku.
Jika sudah bersiap siap seperti ini. Berdandan dan berpakaian rapi. Aku jadi ingat saat-saat aku akan pergi latihan ke gedung SM. Berlatih disana dan dapat berjumpa dengan Chanyeol disana. Jika aku mengingatnya, rasanya sedih.
Aku sangat merindukan Chanyeol. Terkadang aku selalu berpikir apa yang sedang dilakukannya, bagaimana kabarnya, dan yang paling ingin kuketahui yaitu apa dia merindukanku?
Tentu saja dia pasti tak merindukanku. Aku telah menyakitinya dan membuatnya membenciku. Tak akan mungkin dia merindukanku. Namun berbeda denganku. Aku sangat merindukannya. Ingin rasanya berjumpa dan kembali merasakan pelukannya. Tapi apalah dayaku? Itu tak akan mungkin terjadi lagi. Nasi telah menjadi bubur.
Air mataku tiba tiba saja mendesak untuk keluar. Aku sangat sensitif sekali jika mengenai masalah Chanyeol. Bagaimana tidak? Aku sangat merindukannya. Andai saja semua ini tak terjadi, andai saja aku tak terjebak dalam masalah ini, mungkin saja aku masih bersama Chanyeol.
Kutahan agar air mataku tak keluar. Jika keluar, pasti aku akan merusak tampilanku yang sudah bagus dari tadi. Aku tak mau kembali merapikan penampilanku jika begitu.
Kujauhi meja rias lalu aku mengambil tas selempang kecil yang kugantungkan di dinding. Sebelum kubawa tas tersebut maka aku memeriksa dalam tas tersebut terlebih dahulu. Barangkali ada barang yang seharusnya tak kubawa.
Kurogoh ke dalam tas tersebut dan kutemukan sebuah barang. Barang itu tak lain adalah....
Kalung yang waktu itu diberikan Taeyeon seonbae padaku. Milik Baekhyun oppa.
Kuhela napasku pelan.
'Kenapa kalung ini mesti kubawa?"batinku.
Aku ingat. Bahkan aku belum berpamitan pada Baekhyun oppa kalau aku pulang. Entah dia mencariku atau tidak. Aku bangga pernah bertemu dengannya. Namja yang baik dan selalu mempedulikanku. Walaupun sebenarnya aku menolak cintanya. Namun, dia tak marah padaku.
Kubawa kalung tersebut ke dekat meja rias dan kumasukkan ke dalam kotak perhiasanku.
Seharusnya ada satu barang lagi yang berharga yang juga harus kusimpan di kotak perhiasan. Dan aku harus menyimpannya dengan sangat baik. Itu adalah cincin dari kekasihku, Chanyeol. Kenangan paling manis darinya, seharusnya kujaga. Terakhir kali cincin itu kuletakkan di dalam dompetku. Maka aku segera mengambil dompet itu yang kini tepat berada di meja rias depanku.
Kukeluarkan cincin kecil berukirkan nama 'Chanyeol' disana, itu menandakan aku milik Chanyeol. Tapi tampaknya sekarang bukan lagi. Itu hanya kenangan. Lalu kumasukkan cincin tersebut ke dalam kotak perhiasan di tempat yang sebaik-baiknya.
Aku segera keluar dari kamar setelah sedikit kembali merapikan penampilanku di cermin.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE ❤ TRAINEE (PCY)
Fanfiction"Apa aku bisa bersamamu? "- Hye Woo "Jangan ragu, ini adalah takdir kita." -Chanyeol