Hari berjalan cepat. Tak terasa ternyata ini adalah hari Minggu. Hari dimana aku akan bertemu dengan Clara. Senang sekali rasanya akan kembali bertemu teman lama.
"Kau pesan apa?" tanya Clara padaku. Kami telah berada di kafe yang telah kami janjikan. Sekarang seorang pelayan telah memberikan sebuah buku menu pada kami masing masing.
Mataku masih berkutat pada buku menu disana, "aku pilih Capucino dingin dan chocolate small cake juga pudding coklatnya satu, ya?" ujarku pada pelayang tersebut. Dia pun langsung menulis pesananku.
"Ternyata kau masih penggemar coklat?" tanya Clara sambil tertawa kecil padaku.
"Hm ya sampai sekarang," jawabku sedikit tertawa.
"Aku pilih orange juice dan fried potatoes saja," ujar Clara pada pelayan tersebut yang langsung mencatat di notebook nya.
"Ok silahkan tunggu sebentar lagi," ujar pelayan tersebut dengan ramah pada kami. Kami berdua hanya tersenyum padanya.
Setelah pelatan tersebut pergi, kami pun mulai mengobrol.
"Selama setahun ini, kau di Korea, kan?" tanya Clara membuka pembicaraan.
Aku mengangguk dan tersenyum, "hm, ya kau benar.""Kau tau tidak? Kami tidak ada satupun yang tau kalau kau pergi ke Korea waktu itu. Tiba tiba saja, daddy mu datang ke sekolah dan menyatakan kalau kau sudah pindah sekolah. Itu membuat kami semua kaget! " ujar Clara dengan nada berlebihan.
"Aissh, kau ini. Bisa bisa kita diperhatikan oleh pengunjung yang ada disini. Pelankan suaramu," ujarku berbisik.
"Upps, sorry. Aku saja tau kalau kau ke Korea itu setelah kemarin daddymu mengatakan kalau anaknya akan menggantikanya menjadi CEO. Dia bilang anaknya dari Korea. Ya anknya siapa lagi kalau bukan kau," ujar Clara. "Tapi sebenarnya kau di Korea untuk apa?" tanya Clara lagi. Kalau Clara yang bertanya, untuk apa menutupinya, kan? Jujur itu lebih baik.
"Dulu aku pernah bilang padamu, kan? Kalau aku punya mimpi jadi artis Korea. Disana aku jadi trainee," jawabku ringan
"Apa?!" tanya Clara tak percaya.
Pelanggan yang lain kembali lagi melihat ke arah kami.
"Ya ampun, Clara, suaramu," ujarku berbisik.
"Oh ya sorry sorry,"ujarnya sambil memukul pelan kepalanya. "Apa kau berjumpa dengan idolamu itu?"tanyanya.
Clara dan seluruh temanku pastinya tau kalau aku mengidolakan Chanyeol.
"Ya aku bertemu dengannya,"jawabku agak ragu. Ragu aka menceritakan yang lebih detail lagi atau tidak. Tapi sepertinya tidak perlu, Clara tak perlu tau kalau aku bahkan menjalin hubungan dengan Chanyeol. Ah...mengenai Chanyeol lagi? Harusnya aku tak mengingatnya. Kenapa seakan-akan waktu selalu mengingatkanku padanya?
"Wah, kau sangat hebat. Kau pasti sangat senang sekali bertemu Chanyeol. Dia,kan, orang yang sangat kau sanjung-sanjung itu dulu,"ujar Clara.
"Jadi kenapa kau bisa bekerja di gedung apartemn milik daddyku?"tanyaku berusaha menghilang topik tadi.
"Apa?"tanya Clara agar aku mengulang pertanyaanku.
"Kenapa kau bisa bekerja di tempat daddyku? Aku tak menyangka saja kalau kau bekerja di tempat daddyku," ujarku.
"Ya bisa saja. Lagipula daddy mu tau kalau aku adalah temanmu. Sepertinya itu yang membuatku ditawarkan bekerja di gedung apartemen kalian," jawab Clara santai.
"Oh jadi kau ditawari bekerja?" tanyaky.
"Iya," jawab Clara sambil mengangguk. "Sebentar lagi kau lah yang kan menjdi CEO disana," ujar Clara sambil menggodaku.
"Aissh kau ini," kesalku.
"Permisi, ini pesanannya," pelayan tersebut tiba tiba datang dan kemudian menaruh pesana kami di hadapan kami kemudian kembali pergi.
"Tapi benar, kan, kalau kau yang akan menggantikan daddymu?" tanya Clara sambil menyedot es jeruknya.
"Ya," jawabku sambil menyendok pudding dan memakannya.
"Aku senang kalau kau yang akan menjadi CEO-nya," ujar Clara dengan riang. Aku hanya tersenyum mendengar ucapanya.
"Tapi sebenanya kau senang atau tidak sih? Kuperhatikan sepertinya kau tak senang akan hal itu," ujar Clara sambil fokus makan kentang gorengnya.
Aku tersenyum kecut di hadapannya, "hm, sebnarnya sih begitu," ujarku agak ragu.
"Kenapa kau bisa tak senang?" tanya Clara heran. Ya aku tau. Setiap orang pasti akn heran apabila ada orang yang tak senang jika menjadi CEO. Begitu jugalah yang terjadi pada Clara.
"Kau tau, kan, kalau itu bukan keinginanku? Aku tak pernah bermimpi untuk meneruskan bisnis daddyku," jawabku pelan.
"Ya aku tau bukan itu tujuanmu," Clara mengangguk di depanku. "Kau ingin menjadi artis. Jadi kenapa kau pulang ke Indonesia? Seharusnya kau di Korea saja sampai kau menjdi artis," ujar Clara. Memang sebnarnya itulah yang kulakukan, tapi keadaan tak mendukungku.
"Aku adalah anak satu-satunya, kau tau itu, kan? Jadi mau bagaimana pun aku harus mengikuti kedua orang tuaku. Aku harus membanggakan mereka. Jadi aku pulang dan meneruskan bisnis ini," jawabku. Kembali lagi aku berbohong. Bukan itu sebenarnya tujuanku. Aku juga tak mungkin mengatakan masalahku di Korea pada Clara, yang membuatku harus pulang ke Indonesia.
"Ouh, kau anak yang baik," puji Clara padaku. "Kalau begitu sekali lagi selamat untukmu. Beberapa minggu lagi, kau akan menjadi CEO, kan?" ujar Clara sambil tersenyum. Aku mengangguk menjawabnya.
"Terimakasih," ujarku tersenyum.
Setelah dari itu, kami malah berbincang-bincang tentang masa SMA kami masing-masing. Clara bercerita segala kejadian yang terjadi di sekolah setelah aku pindah bersekolah di Korea. Sesekali kami tertawa bersama karena cerita kenangan di masa lalu. Tentunya kenangan yang manis, bukan kenangan pahit, seperti kenangan yang kumiliki.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE ❤ TRAINEE (PCY)
Fanfiction"Apa aku bisa bersamamu? "- Hye Woo "Jangan ragu, ini adalah takdir kita." -Chanyeol