69

87 11 0
                                    

"Yeobseyo?" Chanyeol mengawali pembicaraan begitu panggilan suara darinya telah di angkat. "Oh hai, apakah kamu EXO-L?" ujarnya menanyai orang yang berada di seberang handphone nya. "Benarkah?" ujar Chanyeol sedetik kemudian. "Oh bagus sekali.Kalau begitu... silahkan naik ke atas panggung!" ujarnya dengan lantang sampai seluruh lautan manusia mendengarnya. Seluruh fans pun mulai berteriak hebat.

Para member EXO menunggu fans yang beruntung itu untuk naik ke atas panggung. Aku memperhatikan setiap gerak gerik para member EXO di atas panggung, terutama si Chanyeol. Disaat mataku sibuk memperhatikan para member yang lain, tanpa kusadari Chanyeol tengah memperhatikanku dari atas panggung. Sampai mata kami saling bertemu, Chanyeol tersenyum dan memberikan satu wink matanya kepadaku. Tapi bukannya aku yang heboh, malahan para fans yang berada di samping kanan kiriku yang heboh sendiri. "Aaaah... omo! Chanyeol-ah!!!" ujar salah satu dari mereka sambil berteriak. Aku pun tak bisa menahan senyumku untuk mengembang karena melihat reaksi mereka yang sangat lucu.

Tiba tiba Chanyeol berjongkok tepat di depanku. Para fans yang berada di sekitaranku mulai berteriak sehingga membuat telingaku sakit. Chanyeol tersenyum manis. Hal itu semakin membuat para fans menggila. Sekarang mereka bukan saja berteriak, tapi juga mulai bergerak mendekat ke arahku. Mereka segera maju dengan paksa ke dekatku, sehingga membuat badanku tergeser geser karena mereka. Semakin lama posisiku semakin tergeser ke belakang sampai aku sekarang aku sudah tak berada di depan Chanyeol. Chanyeol di atas panggung tampak khawatir melihatku. Dia segera bangkit berdiri kembali.

Ini menyakitkan, sekarang aku sudah berada di belakang dan tak bisa melihat EXO dari dekat. Ini semua ulah Chanyeol. Jika saja dia tak begitu tadi, pasti sekarang aku tak akan di belakang. Lebih parahnya lagi, tanganku sekarang terluka dengan goresan yang mengeluarkan darah. Memang bukan darah yang banyak, tapi rasanya perih. Sepertinya saat tadi aku tergeser, ada sebuah benda yang menggoresku. Entah benda apalah itu, yang penting benda itu sepertinya benda yang dipakai fans. Mungkin saja gelang atau semacamnya.

Fans yang tadi di telpon Chanyeol, sudah naik ke atas panggung. "Siapa namamu?" tanya Baekhyun dengan ramah. "Kim min ji," jawab fans tersebut. "Kim minji-ya..."Baekhyun memanggil namanya dengan nada imut yang disambut oleh teriakan fans "Hari ini kami akan memberikanmu sebuah hadiah. Hadiah dari kami adalah..." Baekhyun menjeda perkataan. Dia mengeluarkan sebuah benda. Benda itu cincin.

Para fans di sekitaranku dan seluruhnya mulai berteriak begitu melihat Baekhyun memakai cincin itu padanya.

"Siapa biasmu di EXO?" tanya Chen oppa. Fans itu mulai tersenyum malu malu di depan para member EXO. "Chanyeol oppa," ujarnya dengan malu malu.

Chanyeol maju mendekati fans tersebut. "Apa yang kau mau dariku, minji-ya?" tanya Chanyeol dengan nada bercanda. Mendengar itu kembali lagi para fans berteriak heboh. "Aku mau oppa..." fans itu menjeda perkataannya. "Kisseu juseyo (cium aku)" fans itu berkata dengan malu malu. Aku yang mendengarnya langsung saja membulatkan mataku. Rasaku ini sangat berlebihan sekali. Fans meminta ciuman dari idol? Aku tak terima. Terlebih lagi itu adalah Chanyeol. Bagaimana sakitnya hatiku jika melihat hal itu nantinya? Sekarang aku rasanya mau marah. Jelas saja aku tak terima. Tapi aku tak bisa berbuat apapun.

Fans kembali berteriak lebih keras dari sebelumnya saat sang fans tersebut meminta ciuman dari Chanyeol. Chanyeol tampak jadi kikuk di atas panggung. "Omo... tidak bisakah yang lainnya?" tanyanya dengan nada kikuk. Aku tau dia saat ini sedang berada dalam dilema besar. Jika dia mencium fans nya, maka dia pasti menyakitiku. Tapi kalau dia menolak permintaan fans nya, maka dia menyakiti fans nya.

Dia sekarang berusaha menolak dengan halus kembali. "Bagaimana dengan sebuah pelukan?" tawar Chanyeol. Bagiku mau melihat dia pelukan ataupun berciuman, maka itu sama saja menyakitiku. Tapi aku tak boleh egois. Chanyeol, kan, harus profesional. Aku tak sepantasnya menghalanginya. Lagipula hanya sebuah pelukan. Itu tak terlalu bermasalah daripada sebuah ciuman.

MY LOVE ❤ TRAINEE (PCY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang