85

87 6 0
                                    

      Beberapa hari kemudian...

      Chanyeol pov

      Kutatap pemandangan dari luar jendela kamarku. Kuhela napasku dengan pelan.

      Suara kicauan burung terdengar memenuhi suasana pagi di dorm, khusus di kamarku. Sinar mentari juga telah masuk  menerobos kaca jendela sehingga sekarang kamarku sudah dipenuhi hawa hangat itu.

     "Cepatlah bersiap. Kenapa kau terus memandangi jendela itu?" baekhyun yang baru keluar dari kamar mandi, langsung saja mengomel padaku.

      Aku berbalik dan melihat ke arah Baekhyun. "Kita mau kemana memangnya?" tanyaku padanya.

     "Tidak ada. Hanya saja setidaknya bersiaplah untuk ke bawah. Kita akan sarapan bersama," jawab Baekhyun.

     "Hm ya," jawabku lalu segera mengambil handuk dan menuju kamar mandi.

                                       ***

     Setelah selesai mandi dan berpakaian, akhirnya aku pun segera menata rambutku.
    
     Tok tok tok

     Suara ketukan pintu itu membuatku menghentikan aktifitasku sebentar.

     "Masuklah!" teriakku pada orang diluar kamarku.

     Dreet.

     Pintu telah terbuka dan menampakkan seorang pria dengan kulit yang sangat putih. "Hyung, ada seorang yeoja yang mencarimu. Segeralah ke bawah. Dia sudah menunggumu di ruang tamu," ujarnya padaku.

     "Sehun-ah, yeoja mana yang mencariku?" tanyaku sambil menyudahi acara menata rambutku.

      "Yeoja yang waktu itu. Namanya Minso!" teriak Sehun sambil dia berjalan menjauh dari kamarku.

      Mendengar hal itu, aku pun segera berjlan keluar kamar untuk menemui Minso pastinya.

     Terhitung sejak beberapa akhir terakhir ini, kehidupanku kembali dihiasi oleh cinta pertamaku, Minso. Dia kembali dihidupku disaat aku memang membutuhkannya. Aku cukup berterimakasih padanya karena semenjak hatiku sakit, dia selalu menghiburku.

      Tak bisa dipungkiri bahwa gadis bernama Minso itu kembali memberikan kesan hangat padaku sehingga aku mampu melupakan segala masalah dengan mudah. Dia selalu ada untukku. Dialah alasan sampai saat ini aku masih mengembangkan senyumanku walaupun masalahku yang lalu masih kuingat.

      Hyewoo. Aku tau sampai saat ini aku masih mencintainya. Tapi rasanya disaat aku mendengar namanya, rasanya aku selalu ingin marah. Entah kenapa, aku masih mencintainya, namun rasa benciku padanya juga mulai muncul padanha. Dan kurasa rasa benci itu akan semakin mengembang.

     Sekarang Hyewoo telah pergi. Baguslah. Dengan begitu aku akan mudah melupakannya. Jujur aku tak tau dia pergi kemana, entah dia masih di Seoul ataukah dia pulang kembali ke negaranya. Aku sudah tak mau tau tentangnya lagi. Gadis itu cukup membuat hatiku sakit, bahkan lebih sakit disaat dia yang selingkuh daripada saat Minso dulu menyelingkuhiku. Hyewoo, gadis itu bahkan bukan selingkuh di belakangku, tapi dia selingkuh di depanku. Memang dia wanita yang paling tak tau malu di dunia ini. Aku sangat membencinya.
    
     "Hai, Minso-ya," sapaku pada Minso yang tengah berbincang pada member lain.

     "Hai, Chanyeol-ah," balasnya.

     "Wah, hyung. Disaat kau telah putus dari seorang yeoja, bagaimana mungkin kau bisa secepat ini mendapatkan yeoja lagi?" tanya Sehun yang membuatku terkejut. Apa dia sudah tau perihal hubunganku dan Hyewoo?
     "Hei apa yang kau katakan?" tanyaku tak percaya pada Sehun.

     "Sudahlah, hyung. Kami semua sudah tau. Baekhyun hyung yang memberitahu. Kau putus dengan Hyewoo karena hyewoo selingkuh, kan?" sekarang malah Kai yang berbicara.

    "Kau yeoja yang waktu itu juga pernah kesini, kan, hendak menemui Chanyeol hyung dan Baekhyun hyung? Sebenarnya kalian ada hubungan apasih?" tiba tiba Sehun kembali berbicara. (Lihat Chapture 38)

     "Sudah sudah. Sebaiknya kita ke dapur untuk sarapan. Sepertinya Kyungsoo sudah siap memasak.  Jangan mengganggu orang yang sedang pacaran," ujar Xiumin hyung. "Kalian berdua jika ingin ikut sarapan, cepatlah ke dapur,"ujar Xiumin hyung ke arahku dan Minso. Xiumin hyung langsung beranjak pergi diikuti oleh Lay Hyung. Tak berapa lama akhirnya  para member yang lain mengikuti.

     Setelah mereka semua pergi, aku pun jadi kikuk sama dengan Minso. Minso tampak sangat malu saat ini.

     "Minso-ya," aku berbicara terlebih dahulu. "Bagaimana kalau kita keluar saja? Tak bagus jika berbincang disini, haha," ujarku malu malu.

     "Oh, ok," jawabnya.

                                      ***

      Sekarang aku telah menghentikan mobil di depan sebuah restoran mewah. Aku berniat untuk menghabiskan waktu bersama Minso disana.

     "Ayo masuk," ujarku pada Minso sambil aku melepaskan sabuk pengaman.

     Tiba tiba Minso memegang tanganku sehingga membuatku menghentikan aktifitasku. "Chan, aku mau kita disini saja," ujarnya pelan.

     "Kau tak ingin masuk?" tanyaku.

     Minso melepaskan tangannya dari tanganku. Minso menggeleng, "tidak, Chan. Mari mengobrol di mobil saja," jawabnya. Aku mengangguk padanya.

     "Sebaiknya jangan di depan restoran. Kita cari tempat yang tidak terlalu ramai. Jika ramai, takutnya ada wartawan nanti. Bisa saja mereka  memergoki kita nantinya, hahah," ujarku lalu kembali mengemudikan mobil.

     "Ya aku setuju," tanggap Minso.

      Akhirnya aku menghentikan mobil di pinggir jalan yang sepi. Kami hanya akan berbincang di mobil.

     "Chan, sebenarnya ada yang mau aku katakan padamu," ujar Minso tiba tiba.

      "Apa katakan saja," jawabku sambil menghadapnya.

      "Kau tak akan marah padaku, kan?" tanyanya dengan wajah takutnya.

      Kuraih pipinya, "katakan saja. Aku tak akan marah padamu. Aku janji," jawabku sambil tersenyum.

     Minso meraih dan menggenggam tanganku, "Chan, sebwnarnya... aku..." dia tampak khawatir mengatakannya. Aku pun segera mengelus tangannya. "Katakan, Minso-ya," suruhku padanya.

     "Aku masih menyukaimu, Chan," ujarnya lalu menunduk. Aku tak terkejut dengan semua ini. Aku sudah tau dari gerak geriknya. Dia masih menyukaiku. Aku bersyukur bahwa dia masih menyukaiku sampai saat ini. Walaupun sebenarnya aku masih mencintai Hyewoo, tapi apa salahnya kembali mencintai cinta pertamaku? Rasanya semenjak dia selalu ada dihari-hariku akhir akhirnya ini, aku jadi nyaman dengannya. Bisa jadi aku mulai mencintainya lagi, kan?

     Aku tersenyum melihatnya dan meraih dagunya, menghadapkan wajahnya ke arahku. "Kau cinta pertamaku, Minso-ya. Kau tau? Bukan hanya kau yang masih menyukaiku. Tapi aku juga masih menyukaimu," ujarku sambil mengelu rambutnya.

     "Benarkah?" tanyanya disertai senyuman diwajahnya.

     "Ya," jawabku lalu menariknya ke dalam pelukanku. Minso membalas pelukanku.

      Kurenggangkan pelukan kami. Kubelai rambutnya dengan tatapan lembutku. Minso tersenyum karena perlakuanku. Tiba tiba Minso mengalungkan tangannya ke leherku. Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Jujur aku terkejut dengan perlakuannya. Aku tak menyangka Minso yang dulu berbeda dengan Minso sekarang.

      Minso memejamkan matanya lalu menempelkan bibirnya di bibirku. Jujur saja aku terkejut dengan perlakuannya. Dia dulu tak sefrontal ini padaku. Awalnya aku diam. Namun, apapun judulnya, jika seorang pria telah digoda maka dia tak akan bisa menahan hawa nafsunya. Akhirnya aku pun membalas ciumannya. Ciuman ini sangat berbeda dengan ciuman ciuman yang pernah kulakukan dengan Hyewoo.

Chanyeol pov will continue

                                       ***

MY LOVE ❤ TRAINEE (PCY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang