Setelah selesai mandi dan berhanduk, Vivian mengambil hairdryer tdi meja dalam kamar tidurnya
Bunyi mesin hairdryer memenuhi gema kamar tidur Vivian. Ia sedikit lama mengeringkan rambut yang panjangnya. Seiring mengeringkan rambut, dering ponsel di kasur tidur membuat ia menghentikan aktivitasnya sejenak dan beralih menuju tempat ponsel berada.
Vivian mengusap layar ponsel dan suara seorang perempuan menyahut, "Viviaaaaan!"
"Jangan berteriak, Irish!"
Kaki Vivian berputar dan menuju ke tempat hairdryer masih menyala.
"Vivian! Kau mau gabung bersama kita malam ini?"
"Iya, Irish. Aku lagi siap-siap berias. Nanti kalian tunggu saja di tempat biasa."
"Oke. Sampai jumpa."
"Ya, sampai jumpa."
Vivian keluar dari kamar tidur. Pakaian bergaun putih selutut tanpa lengan, cukup terbuka pada punggung belakang memang sedikit tidak pantas. Tapi demi karir, ia akan melakukan ia harus lakukan.
"Nona, mau pergi ke mana?"
Vivian berhenti. Memutar kaki.
"Aku mau keluar, Trisha. Manajerku tadi menelepon, banyak pemotretan harus aku selesaikan hari ini."
Vivian dan Trisha berpapasan di ruang tengah.
Trisha menatap selidik penampilan Vivian dari atas sampai bawah. Pakaian dari Nona sebagai majikannya banyak mengundang mata para pria melihat lekukan tubuhnya.
Vivian mendesis melihat tatapan menilai Trisha. "Berhenti menilai aku seperti itu. Aku sudah biasa memakai pakaian seperti ini, Trisha."
Setelah mendesah pendek, Vivian mendekat dan menepuk bahu Trisha. Membuat perempuan berumur paruh baya itu sedikit terkejut dengan tepukkan dari Vivian.
Sekitar satu tahun lebih, Vivian sudah berani dandan gaya perempuan dewasa. Trisha tahu bahwa Vivian bekerja sebagai supermodel secara diam-diam tanpa diketahui oleh orang tua gadis itu. Saat mengetahui profesi pekerjaan tersebut, dia harus melakukan perjanjian untuk tidak menceritakan pekerjaan Nona Muda dia ini kepada Tuan dan Nyonya York.
"Tapi Nona, jika Tuan dan Nyonya mengetahui Nona pulang dengan pakaian seperti ini, Nona bisa dimarahi besar. Lebih baik Nona berhenti dari pekerjaan ini."
"Trisha, aku mohon kau harus memahami pekerjaanku ini. Kau hanya perlu memberi tahuku melalui telepon. Jadi aku bisa menyangkal kepada Daddy dan Mommy. Lagi pula aku selalu membawa baju tertutup di mobil."
Trisha masih memasang sorotan tak berdaya, tapi ia juga mengerti secara tidak spesifik alasan Nona ia ini bekerja di bidang fesyen.
"Baiklah Nona, saya akan membantu Nona."
Vivian tersenyum lebar kepada Trisha.
Trisha tahu kalau senyuman itu sangat tulus dan Trisha senang jika Nonanya bisa tersenyum seperti ini dan tidak bermurung seperti setahun lalu.
Vivian melenggang pergi dengan santai.
Mobil mewah berwarna kuning hadiah dari sang Ayah sebagai hadiah ulang tahun ke-17 mulai dinyalakan mesinnya oleh Vivian.
Meski saat umur 17 tahun lalu Vivian belum bisa mengendarai mobil, tetapi sekarang ia telah bisa mengendarai mobil dengan bahagia. Mengambil kursus mengemudi sebulan sebelum bekerja sebagai supermodel dan sim telah ia urus begitu sesudah dirinya lancar mengemudikan mobil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPT
RomanceNSFW - [D28+] [√ SELESAI] [DDLG PROJECT OF PURE TABOO] VOLUME (1). Behind Forbidden Love © 2019, Ennvelys Dover, All right reserved. Cover Ilustration & Designer: Ennvelys Dover Logo Illustration & Designer: MPH/MDee ...