Jason memilih Mattew untuk mengurus tes DNA. Jika Jason menanganinya akan ada perdebatan panjang dengan Ruby. Seluruh data yang ada ditangan Mattew tidak menggunakan nama yang ingin mengetahui hasil tes itu-seluruh nama bersangkutan memakai nama alias. Jason memberikan Mattew perintah menggunakan nama orang lain untuk nama Vivian, sedangkan nama sampel Louis yang akan dicocokan dengan sampel rambut Vivian yang Jason dapatkan dari kamar tidur gadis itu, menggunakan nama Mattew. Ruby pasti akan bertanya-tanya jika Jason melakukan uji tes DNA terhadap Vivian. Mungkin akan lucu lagi jika sesungguhnya Ruby tahu bahwa selama ini Jason bukan Ayah kandung Vivian- mudahnya ia dibohong bertahun-tahun oleh Jasmine.
Jason sudah lupa terakhir kali kapan ia tersenyum lebar bermain dengan Vivian lalu menggoda Jasmine.
Setelah menunggu dua hari, hasil laboraturium tes DNA rambut keluar. Jason menunggu Mattew datang. Beberapa jam kemudian, Mattew telah datang. Di dalam kamar tidur hanya ada Jason dan Mattew. Jason duduk merenggang di ranjang tidur memerhatikan Mattew. Selanjutnya suara Jason menyahut tidak lama, "Beritahukan padaku hasil tes DNA yang kau dapatkan, Mattew."
"Sembilan puluh delapan persen sampel rambut Nona Vivian dengan Tuan Louis Agnellie dinyatakan cocok." Mattew memberitahu. Tangan kanan Mattew kemudian masuk ke dalam setelan jas, lalu mengeluarkan amplop putih. Mattew memberikan amplop itu kepada Jason. "Jika Tuan belum yakin, ini adalah hasil tes DNA rambut tersebut."
Jason mengambil hasil tes DNA yang diserahkan Mattew. Senyum Jason bahkan tidak muncul, ia itu bahkan terlihat seperti tidak memiliki jiwa dalam tubuh sendiri. "Mattew, kirimkan file hasil tes DNA ini kepada pria yang datang bersama Jasmine." Jason seperti mayat hidup, mata pria itu kosong. "Lalu, biarkan aku sendirian beberapa hari. Dan rahasiakan tentang Vivian dari Paman Tommy, Trisha, para pelayan di rumah dan siapapun orang terdekatku. Jika ada pelayan rumah yang terlanjur mendengar hal ini, kau sudah pasti tahu tugasmu apa selanjutnya."
Anggukan ringan Mattew berikan kepada Jason. "Baik, Tuan."
Setelah Mattew keluar dari kamar tidur, kertas mencantumkan hasil tes DNA di letakkan Jason ke nakas sebelah darinya. Sudah cukup jawaban Mattew, tidak perlu ia melihat hasil DNA itu. Selama pernikahan bertahun lamanya terjalin semuanya harus berakhir ironis dan menjijikan. Jason tertawa atas kejijikan bahtera pernikahannya ini.
Pelan, Jason menurunkan kakinya ke lantai dan menginjak dinginnya lantai karena tambahan pendingin dalam kamar tidur. Jason berjalan menuju jendela kaca.
Taman bunga. Jason tidak akan melupakan taman itu. Jendela kamar tidur ini satu-satunya yang mengarah ke taman bunga dari belakang rumah. Bunga-bunga di taman itu masih terawat dengan baik, dan masih bermekaran dengan lebat. Semuanya karena kepiawan Jasmine. Dalam ingatan Jason, masih tersimpan bagaimana cara Jasmine merawat taman bunga itu, senyuman Jasmine bahkan menawan dan ceria ketika dengan senangnya Isterinya terus merawat taman bunga itu dengan sepunuh hati. Sekarang, Jasmine sudah bukan Isterinya.
Sejak Mattew pergi, semenjak itulah Jason belum keluar, Trisha sudah menyiapkan makan siang untuk Jason, namun makanan itu tidak tersentuh sama sekali, melainkan masih banyak. Trisha sudah menanyakan kepada pelayan rumah dan menyuruh salah satunya untuk memberitahu pada sang Tuan. Tetapi Jason belum ingin keluar dari kamar tidur.
Ketukan di daun pintu terus terdengar.
"Tuan, ini saya, Trisha. Makan siang untuk Tuan sudah disiapkan."
Lama, dalam waktu dua menit pintu kamar tidur itu terbuka. Jason di balik pintu itu muncul.
"Tuan, makan siang Tuan sudah disiapkan."
Layaknya orang baik-baik saja, Jason menyunggingkan senyum kecil kepada Trisha. "Maaf, Trisha, aku tidak berselera makan."
Jason membalas perkataan Trisha sembari keluar dari kamar tidur.
"Tapi, Tuan ...." Trisha menatap sedih. Sebelum sampai di tangga turun, Jason memutar badan dan menatap kepada Trisha. Senyum hangat terbentuk di bibir Jason dan pelan ia memegang salah satu pundak Trisha. Ia berkata kepada Trisha, "Maafkan aku, Trisha. Tolong berikan pada pelayan saja makanan siangku."
Trisha, perempuan setengah baya itu mengangguk pelan dan agak kebingungan.
"Aku akan keluar mencari udara segera. Malam nanti aku akan kembali dan memakan habis makananmu, Trisha."
Senyum lebar Jason kemudian terukir di bibirnya. Ia terlihat menyingkirkan segala kekhawatiran Trisha, mungkin dengan cara ini Trisha akan baik-baik.
Setelah Jason pergi dari hadapan Trisha, Mattew sudah menyiapkan mobil.
Bunyi ban mobil berdecit masuk ke halaman rumah dan seorang pria keluar dari mobil itu. Langkahnya cepat mengarah kepada Jason.
"Tuan. Dia adalah pria yang bersama Nyonya Jasmine." Mattew di sebelah berkata kepada Jason.
"Ya, aku tahu, Mattew."
Para pengawal langsung menghentikan pria itu sebelum mendekati Jason. Mattew di samping Jason ikut mengamankan sang Tuan dengan sigap.
"Di mana anakku? Sialan. Jason York! Aku ke sini ingin menjemputnya! Di mana dia?!"
"Tuan, apa kita harus mengusirnya dengan paksa?" Mattew mengerlingkan mata, bertanya kepada sang Tuan.
"Tidak perlu. Aku akan mengurusinya, Matt."
Jason menyuruh pengawal yang menghentikan aksi Louis untuk menjauh, tujuannya untuk membebaskan ruang lingkup gerak Louis.
"Anak perempuanmu tidak ada di sini, Louis Agnellie."
Louis maju ke arah Jason, mencengkeram kasar kerah kemeja Jason. "Sialan. Kenapa dia tidak ada di sini? Apa yang sudah kau lakukan pada anakku?"
Jason mengabaikan pertanyaan Louis. Bahu Jason mengedik pelan. "Jika aku memiliki jawabannya, sudah pasti aku mengatakannya. Lepaskan cengkeramanmu, Tuan Perusak Pernikahan Orang."
Jason menatap dingin dan meremehkan kepada Louis Agnellie.
"Kau?!"
Sebaiknya seorang tidak akan menatap rendah seorang Louis Agnellie. Louis tidak tahan tatapan hina Jason. Di bawah antar paha, Louis mengepalkan tangan dan tiba-tiba meninju kuat wajah Jason yang menatap sangat sombong, beberapa kali tinju Louis tepat menghantam wajah Jason. Para pengawal langsung sigap dan melerai pekelahian itu. Mattew ikut memisahkan Louis yang berapi-api di hadapan Jason.
"Mattew, usir dia dari sini." Jason berkata setelah memutar balik badan.
Beberapa pukulan Louis menghasilkan luka di wajah Jason dan di sudut bibir darah mengalir perlahan. Keluar mencari udara segar, harus ditunda Jason. Baku hantam yang didapatkan Jason bisa dijadikan setengah bayaran penebusan yang dilakukan hari itu kepada Vivian.
"Sialan." Jason menggumpat sambil menaiki tangga menuju kembali ke dalam kamar tidur yang ia putus akan ia kosongkan. []
_______________________
Support me with vote and comments.
Thank you ...Salam dan peluk hangat,
Ennve.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPT
RomanceNSFW - [D28+] [√ SELESAI] [DDLG PROJECT OF PURE TABOO] VOLUME (1). Behind Forbidden Love © 2019, Ennvelys Dover, All right reserved. Cover Ilustration & Designer: Ennvelys Dover Logo Illustration & Designer: MPH/MDee ...