Vivian meletakan tiramisu hasil eksperimen ia yang hampir lima jam terselesaikan dan soal rasa sudah pasti enak. Ia sudah mengetes rasanya tiramisu itu yang agak menempel di sela wadah sebelum tiramisu itu dipindakan ke piring yang sudah ia plating-memberi sedikit hiasan, yaitu dengan cokelat cair membentuk garis pada piring yang tersedia, dan stroberi sedikit kecil yang dipotong dua diletakan agak sedikit jauh dari tiramisu; agar terlihat artistik.
Kemudian, Vivian meletakan piring tiramisu itu di meja dapur sedikit jauh dari oven dania bergegas ke kamar mandi dalam kamar tidur untuk mandi sebelum memakan tiramisu itu; ia harus bersih, segar dan tampak rapi agar dapat menikmati hasil masakan sendiri dengan gembira.
Pintu kamar tidurnya di tutup dan di kunci, Vivian membuka seluruh pakaian di dalam kamar mandi lalu kemudian berjalan ke pancuran air, mengulurkan tangan untuk menurunkan keran pancuran seketika air turun membasahi tubuh Vivian. Merasa lebih enak menggunakan pancuran air daripada bak mandi, seluruh nadi dalam tubuh Vivian terasa menyerap air pancuran dan itu menyenangkan sekali. Vivian mengukir senyum tipis.
. . . . .
Jason pulang siang hari saat matahari meninggi dan dari dalam mobil yang disopiri oleh Mattew, dari jendela jok belakang, Jason melihat melihat seekor anak anjing jenis retriever bersama salah anak perempuan kecil yang bukan orang keturunan Indonesia. Anak perempuan itu berambut lurus pirang cokelat terang. Jason membentuk senyum di bibir, ia seperti melihat bayangan Vivian ketika kecil, namun Vivian kecil memakai kacamata minus. Sekarang Vivian sudah tumbuh dewasa dan menjadi gadis cantik yang menawan.
Tiba-tiba senyum Jason lenyap ketika menyadari bahwa Vivian adalah anugerah yang terbentuk dari pengkhianatan ia miliki dalam hidup. Ia menghela dan mengembuskan napas, memundurkan punggung untuk di sandar ke bangku jok belakang. Lalu kemudian memejamkan mati, dan seketika ia mendengar suara berbisik dalam batin, 'Aku juga manusia buruk, sangat berdosa.'
'..... Benar, aku juga manusia ... buruk-bukan, tapi busuk dan sangat berdosa .....'
'..... aku sudah menyentuh Vivian, dan tak hanya satu kali. Berengsek. Vivian pasti tak akan memaafkan apa yang kulakukan tadi malam.'
Jason mengepal tangan kiri sangat kuat.
'Seandai tadi malam Julis York tidak menelepon dan memprovokasiku lalu aku-sial. Ini bukan karena Bedebah itu, ini karena perasaan frustasi. Aku tidak dapat memaafkan mulut sampah Julis, yang terus menghina masa lalu Ibu.'
"Tuan, sudah sampai." Mattew menyahut dan Jason sedikit tersentak.
Banyak memikirkan Julis, Jason tidak menyadari bahwa mobil dikemudikan Mattew telah sampai. Jason memutar punggung dan Mattew bergegas turun.
"Tidak perlu, Mattew. Aku bisa melakukannya sendiri."
Jason membuka pintu mobil dan turun. Suasana hati Jason sangat berantakan hari ini. Sambil melangkah menuju pintu rumah, dalam kepala Jason masih berputar-putar tentang yang terjadi antara ia dan Vivian, kemudian Julis yang tiba-tiba menelepon tadi malam melalui panggilan internasional tidak mungkin hanya menyampaikan ucapan penghinaan.
Dalam kehidupan yang setengah Jason habiskan di Berlin, di rumah besar York seorang Julis York adalah jelmaan ular yang Jason dapat pastikan sangat berbahaya. Jason merasakan kembali perasaan takut ketika dahulu hidup di rumah keluarga York-kematian sang Ibu lalu kemudian sang Kakek, adalah dua perasaan berbeda Jason rasakan. Namun, saat ini yang dalam pikiran Jason adalah kematian sang Kakek, yang masih misterius, sampai sekarang belum Jason pecahkan. Meskipun Dokter memberitahu, bahwa sang Kakek meninggal karena tuberkulosis¹ dan tiga minggu sebelum penyakit tuberkulosis¹ menyerang sang Kakek, Jason memerhatikan pria tua itu sangat sehat-sehat dan tak ada keganjilan kesakitan.
Mulainya sang Kakek kesakitan saat Julis York pulang ke rumah besar di Berlin, setelah menyelesaikan pekerjaan di negara Mesir.
Seorang pelayan membukakan pintu, dan menatap Jason dengan bingung. Sebab Tuan Rumah tidak biasanya terlihat sangat serius sambil berjalan menatap ke bawah tanpa memerhatikan arah depan atau sekitar.
Langkah Jason terhenti dan terdiam beberapa saat. "Sialan," Ia menggosok dagu berulang-ulang sambil menggumamkan rutukan sebelum mengangkat kepalanya. Kemudian ia mengusap dahi dan menyadari tiba-tiba bahwa dirinya berhenti di depan dapur di mana ketika ia memutar kepala ke kiri ia melihat sebuah kue di meja dapur sedikit jauh dari oven.
Perut Jason berbunyi.
"Aku baru sadar kalau aku belum makan apapun sejak bekerja sehari penuh di kantor, kebetulan sekarang aku lapar sekali."
. . . . .
Setelah mandi dan berpakaian, Vivian cepat-cepat keluar dari kamar tidur dan menuju ke dapur.
Saat tiba di dapur, Vivian tidak mendapati kue buatannya. Vivian justru melihat seorang laki-laki paruh baya duduk manis sambil melihat layar ponsel dan memegang alat makan di tangan.
Alis Vivian mengerut dalam, ketika memerhatikan sepotoh gigitan buah stroberi sebagai hiasan tiramisu di piring yang berhadapan dengan pria paruh baya. Tak lain Ayah Vivian.
"Dad!"
"Vivian?"
Kedua kaki Vivian melangkah cepat dan dua tangan di bawah mengepal kuat.
"Apa yang kau makan adalah tiramisu, Tuan Jason York?!"
Dengan pelan Jason York mengangguk tanpa berpikir panjang.
"Kau memakan kueku!" seru Vivian sangat kesal. "Apakah kau rubah pencuri yang berubah tiba-tiba?! Sial, sial, sial."
"Viv, tenang dulu."
"Tenang?! Aku membuat tiramisu itu dengan susah payah dan belum kumakan. Butuh hampir lima jam aku membuat tiramisu itu dan kau memakan tiramisuku tanpa bilang padaku! Kue itu adalah hasil eksperimen pertamaku."
"Dad akan menukarnya oke?"
"Tidak mau."
"Dad akan menukarnya dengan tiramisu yang mahal, Vivian."
"Aku tidak mau!"
"Lalu kau mau apa?" suara Jason berserak dengan wajah tampak menyesal.
"Kuperingatkan untuk terakhir kali, jangan coba-coba merampok tiramisuku lagi. Aku lelah membuat kue itu dan-ah sudahlah, aku merelakan tiramisuku yang kau makan sampai habis, Dad."
Jason mengembuskan napas dengan paksa.
Vivian cepat memutar kaki dan pergi dari dapur seraya menggerutu tiramisu-tiramisu, tiramisu, tiramisu, tiramisu.
Udara aneh tadi dan ketua pelayan York tak jauh dari dapur yang bersembunyi, tertawa diam-diam melihat ayah dan anak perempuan di sana-keluarga York, yang sedang bertengkar masalah tiramisu. Mereka adalah dua orang saling peduli namun dengan cara berbeda. []
Catatan kaki:
¹ Tuberkulosis: Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman atau bakteri TB (Mycobacterium tuberculosis). Sekitar 80% bakteri TB menyerang organ paru-paru, meski demikian bakteri ini juga dapat menginfeksi organ tubuh lainnya (Kumar, Abbas and Aster, dalam Pratiwi, R.D, 2020. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad, Vol XIII, No. 2, September 2020)._______________________
A/n:
Halo, saya mau sampaikan kalau stok Kaleidoscope Page tersisa satu, sebagai bab terakhir, ya.Sedikit penjelasan juga tentang Kaleidoscope Page. Setiap Kaleidoscope Page BFL kemudian BFT hanya berisi peristiwa singkat para tokoh (J&J, L&V, J,&V), dan tidak sesuai timeline dalam Epilogue, jangan beranggapan KP adalah alur lanjutan. Timeline KP itu acak intinya. Tapi, dalam KP 4 kali ini, saya sedikit masuk ke timeline mundur dan telah diselipkan potongan informasi penting nanti akan dijelaskan di BFR. Dan, terima kasih.
Support me with vote and comments.
Thank you ...Salam dan peluk hangat,
Ennve.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPT
RomansaNSFW - [D28+] [√ SELESAI] [DDLG PROJECT OF PURE TABOO] VOLUME (1). Behind Forbidden Love © 2019, Ennvelys Dover, All right reserved. Cover Ilustration & Designer: Ennvelys Dover Logo Illustration & Designer: MPH/MDee ...