BAB 47

2K 57 3
                                    

Hasil pemeriksaan kesehatan Jason sudah ada, petugas pemeriksa mengirimkan hasilnya ke surel Ruby berdomain dokter. Setelah meneliti hasil periksaan media Jason yang dinyatakan semua normal, bukanlah menjawab kebingungan Ruby melainkan penasaran letak masalahnya di mana.

Ruby mengembuskan napas lelah. "Ada apa sebenarnya dengan kasus Jason? Ya Tuhan."

Ruby meletakkan kacamata silindernya di atas meja, berikutnya memijat dahinya seraya berkata, "Lana, kuharap kau cepat menghabiskan biskuit asinmu dan cepat pergi dari kantorku."

"Tentu saja, Ruby." Lana berperut besar menjawab santai perkataan Ruby. Perempuan bermata warna cokelat dengan rambut cokelat bergelombang terkuncir kembali berkata, "Omong-omong, kau terlihat memusingkan sesuatu. Ada bisa kubantu?"

Pandangan Lana mengarah kepada Ruby sedang berhadapan dengan komputer kerja.

"Temanku."

"Apakah dia sakit parah?" 

Lana kemudian melanjutkan makan biskuit asinnya setelah mengajukkan pertanyaan kepada Ruby.

"Entahlah, Lana. Aku tidak pernah tahu tentang penyakit ini. Aku bahkan belum pernah mengalami kasus seperti ini."

"Um, coba sebutkan gejalanya, mungkin aku sebagai Dokter Penyakit Dalam dapat membantu masalahmu."

"Mual, pusing. Um, mungkin mimpi buruk juga bisa menjadi gejalanya."

"Kau Dokter, Ruby. Mimpi buruk tidak dihitung sebagai gejala, demi Tuhan." Lana terkekeh sampai kepalanya menggeleng sejenak. "Bagaimana jika aku berasumsi bahwa temanmu sedang mengandung sebuah janin."

Ruby menatap Lana dengan heran.  Jawaban Lana tidak menjawab masalah itu. Dan jawaban Lana untuk Ruby lebih terdengar sebagai jawaban tidak masuk akal.

"Karena aku hamil, gejala dari temanmu rasakan sama seperti aku, Ruby. Coba beri temanmu biskuit asin seperti aku makan sekarang. Pasti mualnya akan hilang."

Ruby semakin tidak yakin dengan jawaban Lana.

"Lanakku sayang, temanku laki-laki. Bisakah laki-laki hamil?" 

Kepala Ruby menggeleng beberapa kali.

"Apakah temanmu sudah menikah?" tanya Lana.

Ruby mengangguk.

"Kau adalah dokter kandungan, Ruby. Padahal, kau bisa dengan mudah memahami gejala itu sebagai bagian kecil dari ilmu medis kandungan." Lana menggelengkan kepala lagi, tetapi berikutnya dia kembali berkata, “Jadi, bagaimana kalau kita mempersempit penafsiran ini. Um, istri dari temanmu itu sudah hamil, tetapi gejala kehamilan biasa dialami sang Ibu tidak tampak pada ibu, melainkan muncul pada ayah. Nah, itu bisa jadi korelasinya alias pembanding—kau tahu? Jawaban orang-orang akan sama seperti pikiranku, karena itu berhubungan dengan batin."

Rubi menelan ludah dengan susah payah. Yang dikatakan Lana bisa masuk akal secara ilmu pengetahuan medis. Dan itu artinya adalah bisa jadi bahwa Jasmine sekarang sedang mengandung anak Jason, yang gejala tanda munculnya kehamilan dari sang Ibu dominan kepada sang Ayah.

💍

Semakin kapal berlayar, ombak di depan sedang menanti untuk menerjang keras, bahwa apakah akan mengapung ke bebatuan atau tetap mengapung bersama air laut. Jika kau melakukakan kau tuai, kau harus mengambil risiko itu. Apa pun yang dipilih dan diputuskan sekarang, Jasmine tidak bisa mundur atau lari.

Jasmine dengan sungguh-sungguh memohon kepada Tuhan agar tidak terjadi hal buruk ketika tiba di Indonesia dan pertengkaran saat bertemu dengan Jason.

Lingkaran Louis seperti lingkaran neraka.  Ini hanya perspektif Jasmine. Louis seperti bom waktu siap meledak setiap saat.

Setelah lebih dari lima jam, pesawat yang ditumpangi Louis dan Jasmine melintasi beberapa negara, kini telah tiba di Indonesia pada siang hari.

Persiapan Louis sangat matang, dia sudah menyiapkan mobil dengan sopirnya. Hanya menunggu satu jam maka Jasmine bersama Louis akan menuju ke rumah kediaman York.

Jasmine menelan ludah, di dalam mobil pendinginnya sudah lama menyala tetapi Jasmine merasa seperti bagian dari udara di sekitarnya mencekik relung napasnya.

Gedung demi gedung Jasmine tahu betul telah di lewati mobil melaju saat ini.  Kecemasan, gugup dan takut, semua perasaan itu menjadi perasaan campur aduk yang dirasakan Jasmine saat ini. Akan ada masalah begitu tiba. Jasmine tahu saat itu pukul 10:45 pagi,  Jason masih bekerja, tetapi kemungkinan Jason bisa ada di rumah. Jasmine menggigit bibir bawah sedikit keras. Baterai ponselnya terkuras, seolah-olah Jasmine sangat sial sejak menjalin hubungan dengan Louis yang belum genap dua hari.

Waktu terlalu cepat berjalan atau pengemudi terlalu pandai mengemudi?  Sehingga Jasmine tidak menduga akan cepat sampai di tempat tujuan secepat saat ini, tepat di depan halaman luar kediaman keluarga York. []

_______________________

Support me with vote and comments.
Thank you ...

Salam dan peluk hangat,
Ennve.

Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang