BAB 65

1.6K 79 12
                                    

Pintu kamar rumah sakit Jason terbuka. Pemandangan pertama direkam indera penglihatan Jason adalah anak perempuannya, yang terlihat cantik namun acuh begitu saja.

"Hai, Dad."

"Mari masuk, Vivian." Jason berkata, nada suaranya terdengar lemah.

"Dia, anakmu?"

Jason menoleh dan mengangguk. "Ya, Sunny." Lalu Jason mentap kembali kepada Vivian. "Kalian belum berkenalan. Vivian masuklah."

Vivian tersenyum masam dan masuk dengan langkah pelan. Dia berkata setelah itu, "Aku sebenarnya tidak ingin datang ke sini. Tapi karena Bibi Trisha meminta tolong, yah, aku datang. Ini makananmu, Dad. Ada sup jamur wortel, scrambled egg dan panekuk madu."

Jason memerhatikan. Cekatan, Vivian meletakan ke meja tiga kota tersusun, yang tak jauh dari ranjang medis Jason

"Trims," kata Jason kepada Vivian. Tatapan Jason menuju kembali kepada Sunny. "Sunny, kenalkan ini Vivian, anak perempuan pertamaku."

Sunny bangkit dari duduk dan mengulurkan tangan di depan Vivian. "Hai gadis manis. Aku, Sunny Dawnson."

"Vivian." Vivian menerima uluran tangan sebagai perkenalan itu. "Vivian Annabelle York."

"Nama yang bagus," puji Sunny seraya tersenyum.

"Oh, trims. Aku mendapatkan nama itu dari Dad." Vivian melirik Jason dengan malas. "Seharusnya yang mendapatkan pujian adalah Dad omong-omong. Tapi senang berkenalan denganmu, Bibi Sunny."

Nada suara Vivian mengetus, itulah yang Jason tanggap.

Vivian dan Sunny melepaskan jabatan tangan. Beralih memilih duduk di sofa dan menyibukkan diri pada ponsel, Vivian tidak berkata-kata apapun setelah itu, yang membuat Jason sedikit kesal.

"Apa hanya perasaanku saja atau memang benar? Kau dan Vivian terlihat tidak akur?" suara Sunny berbisik pada Jason.

"Kau benar. Kami sedang tidak akur. Vivian masih remaja, emosinya tidak stabil belakangan ini. Aku dan dia sedang bertengkar. Tapi pasti tidak lama kami akan berbaikkan." Jason menjawab sambil tersenyum paksa.

"Aku tidak ingin mengganggu kalian. Aku pamit. Cepatlah sembuh, Jason."

Jason mengangguk.

Setelah Sunny pergi, kini hanya ada Vivian dan kecanggungan di antara mereka semakin terasa kental.

"Vivian." Jason memanggil pelan. Vivian tidak menanggapi dan Jason meneruskan kembali berbicara, "Apakah di sekolah kau baik-baik saja?"

Vivian masih tidak menjawab. Dalam ruangan, Jason seolah sedang berbicara dengan dinding. Di sini ada Vivian tetapi gadis itu masih bungkam dan lebih memusatkan perhatian ke arah layar ponsel.

"Kehidupan sekolah banyak memiliki kisah. Dahulu ketika Dad sekolah, banyak yang Dad dapatkan. Diantaranya masa senang, bahagia, sedih dan menantang. Masa-masa seperti itu hanya selalu kuceritakan pada Tommy." Jason berkata lirih. "Ibuku sudah lama meninggal dan Ayahku tak tahu di mana. Dad, hanya ingin mendengar bagaimana masa sekolahmu, Viv. Apakah itu sulit?"

Vivian menurunkan tatapan dari layar ponsel dan beralih menatap kepada Jason.

"Sejak kapan Dad ingin tahu kehidupan persekolahanku? Yea, aku akan menjawab saja," jawab Vivian acuh tak acuh. "Aku mengalami masa sekolah yang baik-baik saja. Pertunjukan lomba adalah yang banyak kujumpai. Sampai situ, kurasa sudah jelas. Aku sudah menjawab yang Dad butuhkan."

Meski nada bicara Vivian cuek, Jason menerimanya. Setidaknya Vivian menanggapinya dari pada diam yang melingkari suasana menyedihkan mereka saat ini.

"Apakah kau sudah memiliki kekasih?" Jason bertanya sekali lagi. Pertanyaan kali ini sensitif, Jason sangat ingin tahu tentang satu itu.

Behind Forbidden Love | #Vol (1). PPTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang